Liputan6.com, Jakarta Tidak ada tank Leopard yang akan diberikan kepada Ukraina oleh Jerman untuk saat ini, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Ketua Gabungan Kepala Staf militer AS, Jenderal Mark A. Milley pada Jumat (20/1).
Hal itu disampaikan dalam sebuah pengarahan di Pangkalan Udara Ramstein AS di Jerman setelah sebuah konferensi internasional mengenai dukungan untuk Ukraina, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (22/3/2023).
Baca Juga
Pertemuan internasional itu diadakan di tengah-tengah rasa frustrasi Kyiv atas perbedaan pendapat mengenai pengiriman tank ke Ukraina ketika invasi berskala penuh telah berlangsung selama 11 bulan.
Advertisement
Dalam pertemuan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy secara langsung mengajukan permintaan akan tank-tank.
Kemudian dalam pidatonya pada Jumat malam (20/1), Zelenskyy mengatakan Ukraina harus berjuang untuk mendapatkan pasokan persenjataan berat modern.
"Setiap hari kami semakin memperjelas bahwa tidak ada alternatif lain selain mendapatkan tank-tank," katanya.
Zelenskyy berterima kasih kepada AS, sekutu-sekutu Eropa dan Kanada atas bantuan persenjataan militer dan menekankan pentingnya pengiriman yang cepat. "Satu-satunya hal yang perlu ditekankan adalah waktu, waktu pengiriman," katanya. "Setiap perjanjian harus diimplementasikan secepat mungkin - untuk pertahanan kita."
Dalam pengarahan di Ramstein itu, Austin dan Milley membahas paket bantuan militer AS yang ekstensif untuk Ukraina, termasuk 59 Kendaraan Tempur Infanteri Bradley dan 90 pengangkut personel lapis baja Stryker.
Paket bantuan AS yang baru, senilai $2,5 miliar, menjadikan bantuan militer Amerika ke Ukraina hampir mencapai $27 miliar sejak invasi Rusia hampir setahun yang lalu.
AS Minta Negara Amerika Tengah dan Selatan Bantu Ukraina dalam Perang Lawan Rusia
Putaran baru paket bantuan militer untuk Ukraina, termasuk kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara buatan Barat senilai miliaran dolar, tidak menghentikan upaya Amerika Serikat untuk mencoba mendapatkan perangkat-perangkat militer buatan Rusia bagi militer Ukraina.
Para pejabat militer AS yang mengawasi operasi dan hubungan pertahanan di kawasan Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia melihat adanya peluang untuk membujuk beberapa negara di kawasan tersebut untuk menyerahkan senjata dan sistem buatan Rusia dan mengirimkannya ke Kyiv, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (22/3/2023).
"Kami bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki peralatan Rusia untuk menyumbangkannya atau menukarnya dengan peralatan Amerika Serikat," kata Jenderal Laura Richardson, komandan Komando Selatan AS, kepada audiens virtual pada hari Kamis (19/1) dalam sebuah acara di Dewan Atlantik di Washington, DC.
Richardson mengatakan bahwa diskusi dengan enam negara, khususnya, "sedang berlangsung," tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Komando Selatan AS yang membawahi kawasan Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Karibia, juga menolak untuk memberikan rincian tambahan.
Advertisement
NATO: Rusia Siapkan Perang Panjang
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berpartisipasi dalam pertemuan Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina pimpinan AS di Ramstein, Jerman pada Jumat (20 Januari 2023).
Pertemuan itu dipimpin oleh Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, dan dimulai dengan pidato video oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, demikian seperti dikutip dari siaran pers NATO pada Sabtu (21/1/2023).
Sekretaris Jenderal Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda mempersiapkan perdamaian, tetapi sebaliknya, mereka sedang mempersiapkan perang yang panjang.
Oleh karena itu, Sekretaris Jenderal menekankan, sangat mendesak untuk lebih meningkatkan dukungan militer, sehingga Ukraina memenangkan dan membebaskan wilayah pendudukan.
"Seperti kebanyakan perang, ini kemungkinan akan berakhir di meja perundingan," kata Stoltenberg, "tetapi apa yang terjadi dalam negosiasi terkait langsung dengan apa yang terjadi di medan perang, jadi kita perlu mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina sekarang."