Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Hari Valentine biasanya identik dengan cinta dan suasana yang romantis. Tak heran banyak orang yang juga menyebutnya sebagai Hari Kasih Sayang.Â
Tak heran pula, perayaan Valentine juga erat hubungannya dengan momen untuk memberikan hadiah, cokelat hingga bunga mawar.Â
Namun, tahukah Anda soal sejarah kelam dibaliknya?
Advertisement
Dilansir laman NPR, Selasa (24/1/2023), dari 13 hingga 15 Februari, orang Romawi merayakan hari raya Lupercalia. Pada perayaan itu, para pria mengorbankan seekor kambing dan seekor anjing, lalu mencambuk para wanita dengan kulit binatang yang baru saja mereka sembelih.
"Para wanita muda akan mengantre agar para pria memukul mereka," kata Noel Lenski, seorang profesor studi agama di Universitas Yale. Mereka justru percaya ini akan membuat mereka subur.
Dalam perayaan tersebut, terdapat pula pengundian lotere perjodohan di mana para pemuda mengambil nama-nama wanita dari toples. Pasangan itu kemudian akan dipasangkan selama festival atau bahkan lebih lama lagi, jika keduanya cocok.
Berbeda halnya dengan sejarah versi Romawi kuno.
Kisahnya menceritakan bahwa Kaisar Claudius II mengeksekusi dua pria — keduanya bernama Valentine — pada 14 Februari tahun yang berbeda di abad ketiga. Kemartiran mereka dihormati oleh Gereja Katolik dengan perayaan Hari St. Valentine.
Kengerian Berubah Jadi Kisah Romantis
Seiring berlalunya waktu, perayaan Valentine berubah menjadi semakin romantis.Â
Chaucer dan Shakespeare meromantisasinya dalam karya mereka, dan mendapatkan popularitas di seluruh Inggris dan Eropa. Kartu ucapan dengan tulisan tangan pun menjadi populer di Abad Pertengahan.
Akhirnya, tradisi itu sampai ke Dunia Baru. Revolusi Industri mengantarkan kartu buatan pabrik pada abad ke-19. Dan pada tahun 1913, Hallmark Cards of Kansas City, Mo., mulai memproduksi kartu valentine secara massal.Â
Advertisement
Perayaan Unik
Semuanya semakin berubah hingga saat ini ketika14 Februari menjadi sangat identik dengan hal berbau cinta.
Perayaannya di dunia pun semakin unik. Negara-negara dan berbagai perusahaan di dunia memiliki cara unik mereka sendiri untuk merayakannya.
Misalnya di Amerika Serikat, tradisi Valentine's Day sering dilakukan dengan membeli beragam hadiah mulai dari bunga, makanan rumahan hingga kotak cokelat.
Sementara di Denmark, perayaan Valentine's Day tidak hanya dilakukan oleh pasangan. Hari Kasih Sayang di negara itu juga dirayakan oleh teman dan keluarga yang bertukar kartu ucapan, yang mengungkapkan perasaan menyentuh hingga gurauan.