Liputan6.com, Tokyo - Seiji Kihara (52), ajudan senior Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida meminta maaf ke publik setelah dimarahi oleh sang ibu karena meletakkan tangan di saku celana saat PM Kishida tengah berbicara kepada wartawan di luar Blair House di Washington, Amerika Serikat (AS).
Sang ibu mengatakan bahwa ia malu dan menyarankan Kihara untuk menjahit saku celananya. Demikian seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (24/1/2023).
Baca Juga
Dalam peristiwa yang terjadi pada 13 Januari 2023 tersebut, Kihara yang berdiri beberapa meter di belakang PM Kishida tampak meletakkan tangan di saku celana dan melihat ke awak media. Setelah menyadari ia disorot kamera, Kihara membetulkan posisinya dan melipat kedua tangan di depannya.
Advertisement
Tindakan Kihara itu mungkin saja lolos dari sorotan seandainya surat kabar Asahi Shimbun tidak mengunggah klip di Twitter, memicu kritik dari warganet.
【速報】岸田首相は日米首脳会談後、記者団に、「バイデン大統領との個人的な信頼関係も一層深めることができた。日米同盟を一層連携を強く確認できたという手ごたえを感じている」と述べました #日米首脳会談 pic.twitter.com/50PyaP4RIC
— 朝日新聞官邸クラブ (@asahi_kantei) January 13, 2023
Seorang warganet mengatakan bahwa tindakannya telah mempermalukan orang tuanya, seorang lainnya menuduhnya berperilaku buruk, dan ada pula yang menilai bahwa sikapnya melebihi perdana menteri.
Gaya Sehari-hari
Dalam pembelaannya, Kihara menjelaskan bahwa dirinya adalah tipe orang yang meletakkan tangan di saku celana sambil berjalan. Namun, dalam klip yang beredar, posisi Kihara tengah diam.
Pengakuan Kihara lainnya adalah saat adegan viral itu berlangsung, ia tengah fokus menyimak pernyataan PM Kishida.
"Saya sedang memikirkan cara terbaik untuk menyampaikan hubungan persahabatan Jepang-AS yang ditunjukkan selama KTT (pertemuan PM Kishida dan Presiden Joe Biden)," ungkap Kihara saat tampil di sebuah saluran diskusi politik di Youtube, membuat tamu lainnya terhibur.
Advertisement
Dianggap Tidak Sopan
Kihara bukan pejabat publik pertama yang dikritik karena mengadopsi sikap santai, yang dianggap tidak sopan dalam situasi profesional dan sosial tertentu.
Pada Maret 2019, Gubernur Tokyo Yuriko Koike memicu reaksi warganet karena meletakkan tangan di saku jaketnya setelah memberi selamat kepada pemenang lomba maraton pria Birhanu Legese.
"Jika tangan Anda terlalu dingin untuk keluar dari saku, pakailah sarung tangan," ungkap seorang kritikus.
Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga pernah dikritik karena menyembunyikan tangannya di saku jas dan celana pada KTT NATO tahun 2022, sementara pemimpin negara lain berjabat tangan dan terlibat dalam obrolan ringan.