Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memperingati 50 tahun persahabatan Indonesia dan Korea Selatan. Pihak Kemlu RI lantas menggelar acara Morning Talk yang mengundang pejabat dari bidang diplomatik, bisnis, pariwisata, hingga pendidikan.Â
Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto menyatakan menyambut baik penerapan Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) pada Januari 2023. Dubes yang akrab disapa Sulis itu berharap ada perdagangan yang seimbang antara kedua negara, meski ekspor Indonesia sedang surplus hingga 700 juta dolar AS.Â
Advertisement
Baca Juga
Ia berargumen bahwa keseimbangan itu bagus, sebab impor juga menunjukkan datangnya investasi dari Korea Selatan ke Indonesia, serta menambah volume perdagangan kedua negara. Hal itu pun ia tela sampaikan ke Menlu RI Retno Marsudi.
Isu lain yang dibahas Dubes Sulis adalah soal visa. Kunjungan orang Korea Selatan ke Indonesia ternyata lebih tinggi ketimbang orang Indonesia yang ke Korea. Dubes Sulis pun berkata perlu ada keseimbangan dalam hal pariwisata juga.
"Datanya saat ini, lebih banyak orang Korea yang ke Indonesia. Tiga kali lipat dibandingkan orang Indonesia yang mengunjungi Korea," ujar Dubes Gandi Sulistiyanto dalam acara Indonesia-Korea Morning Talk: Celebrating 50 Years of Friendship, Kamis (26/1/2023).
Lebih lanjut, Dubes Sulis membandingkan kedatangan turis Indonesia ke Jepang. Ternyata, lebih banyak orang datang ke Jepang. Dubes Sulis berkata hal itu terjadi karena Jepang telah memudahkan proses visa turis Indonesia ke Jepang melalui e-paspor.
Kebijakan serupa pun diminta agar diwujudkan oleh Korea Selatan, terutama mengingat kedua negara sudah bersahabat hingga 50 tahun.Â
"Saya harap dengan kolaborasi 50 tahun ini, persahabatan Indonesia dengan Korea, dapat diwujudkan agar visa bagi Indonesia ke Korea bisa lebih mudah, jadi kita bisa menyeimbangkan 50 persen-50 persen," ujarnya.
Rute Shenzhen-Denpasar Dibuka, Bali Siap Sambut Turis China
Sebelumnya dilaporkan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyambut baik penerbangan perdana (charter flight) Lion Air PK-LSU JT2648 dari China ke Bali, dengan tipe pesawat Boeing 737-900ER untuk rute penerbangan Shenzhen Bao’an International Airport (SZX)-Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali (DPS) (Shenzhen-Denpasar).
"Kami menyambut baik penerbangan perdana ini, sebagai penanda bahwa Indonesia khususnya Bali masih menjadi destinasi favorit wisatawan. Selain itu, sebagai bentuk dukungan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub terhadap program Bangga BerWisata di Indonesia (BBWI) untuk mendorong mobilitas wisatawan ke Indonesia," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, M Kristi Endah Murni dalam keterangan tertulis, Senin (23/1/2023).
Penerbangan langsung dari Shenzhen ke Bali pada Minggu (22/1/2023) kemarin membawa sebanyak 212 penumpang Wisman China. Terdiri dari 193 penumpang dewasa, 17 anak-anak dan 2 balita.
Kristi mengatakan dengan adanya kebijakan baru Pemerintah China yang telah membuka border-nya sejak 8 Januari 2023 akan memberikan nilai positif bagi Indonesia dan mampu menggeliatkan kembali industri penerbangan Tanah Air.
"Kami akan memberikan dukungan penuh terhadap pesawat yang telah memenuhi regulasi dan aturan yang ada, dengan memberikan ijin terbang kepada pesawat tersebut. Tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di destinasi wisata Indonesia," tegasnya.
Advertisement
Permintaan Buka Jalur
Lebih lanjut, Kristi menilai bahwa Indonesia memiliki pengalaman yang baik dalam manajemen krisis selama pandemi Covid-19, yang diiringi dengan peningkatan masif CHSE Certified Destination, dan rasio tingkat vaksinasi per populasi yang relatif tinggi. Sehingga dia menyakini Indonesia, khususnya Bali dapat menyambut Wisatawan Mancanegara (wisman) China dengan baik.
"Terlihat dari sektor pariwisata Indonesia menunjukan kinerja yang positif. Terhitung jumlah kunjungan wisman ke Bali melebihi target yang ditetapkan, yaitu 500.000. Kunjungan tahun 2022 pada periode Januari-November 2022 tercatat 1.778.470 kunjungan Wisman yang datang langsung ke Bali," paparnya.
Adapun wisman yang paling banyak datang ke Bali periode Januari-November berasal dari Australia (511.272 kunjungan), India (145.111 kunjungan), Inggris (108.838 kunjungan), Amerika (91.248 kunjungan), dan Perancis (88.405 kunjungan).
Lebih lanjut, Kristi menuturkan, tantangan ke depan adalah semua negara sudah mulai membuka perjalanan internasionalnya. Termasuk China yang sudah mulai membuka border-nya.
"Dampaknya, permintaan pembukaan jalur penerbangan akan terus bertambah dan pelayanan harus terus ditingkatkan. Tentunya dengan selalu menerapkan safety (keselamatan), security (keamanan) dan services (pelayanan) serta compliance (pemenuhan terhadap aturan yang berlaku)," imbuhnya.
Inaugurasi
Sementara itu, sebelumnya Lion Air member of Lion Air Group juga mengumumkan membuka penerbangan perdana internasional secara langsung (non-stop) dari Tiongkok ke Indonesia. Rute pertama ini mulai dioperasikan 22 Januari 2023 dari Bandar Udara Internasional Bao'an Shenzhen, Guangdong (SZX) tujuan Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar di Badung, Bali (DPS).
Dalam penerbangan perdana ini, Lion Air membawa turis dewasa 193, anak-anak 17 serta 2 balita. Tahap awal, Lion Air melayani penerbangan satu kali seminggu.
Durasi tempuh jarak jauh (long haul) 4 jam 55 menit, Lion Air mengoperasikan armada modern jenis pesawat Boeing 737-900ER (215 kursi kelas ekonomi).
Rata-rata pesawat berusia muda yang dikirim langsung dari pabrikan pesawat. Pesawat dimaksud memiliki tingkat keamanan dan keselamatan tinggi. Seluruh pesawat telah menjalani perawatan intensif, dalam kondisi terbaik dan laik terbang (airworthy for flight).
Fitur utama pesawat menawarkan tata letak kursi (konfigurasi) 3-3 lorong tunggal (single aisle). Wisatawan dapat merasakan terbang nyaman karena setiap kursi berlapis kulit, ergonomis dengan jarak antarkursi (seat pitch) tergolong lega.
Advertisement