Liputan6.com, Jakarta - Pengepungan Leningrad, yang sebelumnya bernama Petrogard dan kini bernama Saint Petersburg, oleh Jerman di tengah Perang Dunia II dimulai secara resmi pada 8 September 1941. Jerman menyebutnya Operation Nordlicht (Operasi Cahaya Utara).
Selama pengepungan, orang-orang Leningrad tidak berdiam diri. Mereka membangun benteng antitank dan berhasil menciptakan pertahanan kota yang stabil, meski di lain sisi mereka terputus dari seluruh akses ke sumber daya vital Uni Soviet. Demikian seperti dilansir history.com.
Baca Juga
Danau Ladoga, yang merupakan satu-satunya penghubung Leningrad dengan dunia luar, tak henti-hentinya beraktivitas. Saat musim panas, kapal-kapal ditugaskan mengangkut pasokan makanan, sementara selama musim dingin, truk-truk melintas di atas permukaan danau yang beku.
Advertisement
Pada tahun 1942, diperkirakan 650.000 warga Leningrad tewas karena kelaparan, penyakit, hingga cedera akibat pengeboman artileri Jerman yang terus menerus.
Kelaparan, disebut telah membuat para penduduk jarang keluar. Kebanyakan dari mereka terlalu kurus untuk berjalan, meski hanya jarak pendek.
Keberanian dan pertahanan penduduk Leningrad membuat kota itu menjadi yang pertama diberi gelar kota pahlawan oleh Uni Soviet.
Ada beragam versi atas jumlah total korban tewas akibat pengepungan. Sebagian menyebut 670.000 orang, ada pula yang bilang 700.000 orang, bahkan ada juga yang mengklaim 1,5 juta orang.
Pada 12 Januari, pertahanan Uni Soviet menerobos pengepungan, mengizinkan lebih banyak perbekalan masuk dari Danau Ladoga. Pengepungan secara resmi berakhir sesudah 872 hari (meskipun sering disebut pengepungan 900 hari) atau pada 27 Januari 1944, tepatnya setelah serangan balasan Uni Soviet berhasil mendorong Jerman ke arah barat.
Rambut Michael Jackson Terbakar
Peristiwa lain yang terjadi pada 27 Januari adalah kecelakaan yang dialami oleh Michael Jackson saat syuting iklan Pepsi pada tahun 1984. Rambut sang raja pop itu terbakar setelah kembang meletus dan mengenai kepalanya.
Michael Jackson sempat tidak menyadari rambutnya terbakar. Ia tetap saja menari, hingga akhirnya para kru mengerubunginya untuk memadamkan api.
Peristiwa itu membuat Michael Jackson dilarikan ke rumah sakit dan menjalani perawatan luka bakar tingkat dua dan tiga.
Advertisement
Tragedi Maut yang Membuat Manusia Bisa ke Bulan
Gus Grissom, Ed White, dan Roger Chafee tak pernah mencapai Bulan. Ketiga astronot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) itu tewas saat roket Apollo 1 meledak dalam simulasi peluncuran pada 27 Januari 1967.
Hubungan pendek arus listrik menimbulkan loncatan bunga api dan menyambar oksigen murni yang menjadi salah satu pendorong roket.
"Kebakaran, aku mencium kebakaran," kata salah satu astronot pada pukul 18.31 di hari nahas itu, seperti dikutip dari BBC History.
Dua detik kemudian, astronot lain, berkata, "Kebakaran di kokpit."
Kebakaran menyebar dengan cepat ke kabin. Komunikasi terakhir dengan para kru terdengar hanya 17 detik kemudian.
Atmosfer bertekanan di dalam kapsul berarti para astronot tak punya waktu untuk keluar.
Dalam kondisi ideal, proses membuka kapsul dari dalam membutuhkan waktu 90 detik-- dengan membuka ventilasi kabin untuk meringankan tekanan interior. Tekanan itu membuat pintu kian rapat tertutup.
Sementara, butuh waktu lima menit bagi para teknisi di luar kapsul, setelah kebakaran, untuk membukanya.
Pascatragedi, program angkasa luar ditunda tapi tidak dihentikan. Pada 25 Mei 1961 Presiden John F Kennedy berkomitmen bahwa Amerika Serikat akan mendaratkan seorang manusia di Bulan pada akhir dekade.
Setelah itu, Apollo 7 berhasil diluncurkan pada tanggal 11 Oktober 1968, pertama yang membawa astronot.
Kurang dari setahun kemudian pada bulan Juli 1969, Apollo 11 mendaratkan Neil Armstrong di Bulan.
Sejumlah orang berpendapat, "Seandainya kecelakaan Apollo 1 tak terjadi, manusia mungkin tak akan pernah menjejakkan kaki di Bulan."