Sukses

Israel Serang Kamp Pengungsi Palestina di Jenin, Bunuh 10 Orang

Korban tewas akibat pembunuhan Israel salah satunya seorang wanita tua, yang diidentifikasi sebagai Magda Obaid.

Liputan6.com, Tepi Barat - Pasukan Israel membunuh 10 warga Palestina pada Kamis (26/1/2023), salah satu hari paling mematikan di Tepi Barat yang diduduki sejak Israel mengintensifkan serangan pada awal tahun lalu.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, sembilan warga Palestina yang tewas berada di kamp pengungsi di Jenin. Seorang lainnya, merupakan pria usia 22 tahun, yang ditembak oleh pasukan Israel di Kota al-Ram, Yerusalem utara.

Dalam serangan Israel ke kamp pengungsi di Jenin, yang oleh warga Palestina disebut pembantaian, setidaknya 20 orang dilaporkan terluka akibat peluru tajam. Empat di antaranya dalam kondisi kritis. Demikian dikutip dari Al Jazeera, Jumat (27/1).

Pejabat Palestina menuturkan, korban tewas termasuk seorang wanita tua, yang diidentifikasi sebagai Magda Obaid. Pasukan Israel, yang mundur dari Jenin setelah pembunuhan itu, mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan kematian Magda.

Sementara itu, Brigade Martir Al Aqsa, milisi bersenjata yang berafiliasi dengan Fatah mengatakan, salah satu anggotanya bernama Izz al-Din Salahat turut menjadi korban tewas.

Dilaporkan bahwa situasi di lapangan sulit, di mana korban luka terus berdatangan ke rumah sakit. Pasukan Israel sendiri disebut menghalangi ambulans dan petugas medis.

"Ada invasi yang belum pernah terjadi sebelumnya… dalam hal seberapa besar dan jumlah korban luka," ungkap Kepala Rumah Sakit Umum Jenin Wissam Baker. "Sopir ambulans mencoba untuk mengangkut salah satu korban yang berada di lantai, tetapi pasukan Israel menembak langsung ke ambulans dan mencegah mereka mendekatinya."

Pasukan Israel juga menembakkan tabung gas air mata ke arah rumah sakit, berdampak pada bangsal anak.

"Itu menyebabkan sesak napas pada anak-anak dan orang lain," tambahnya.

Tentara Israel membantah sengaja menembakkan gas air mata ke rumah sakit tersebut.

"Tidak ada yang sengaja menembakkan gas air mata di rumah sakit," kata seorang juru bicara militer. "Tapi aktivitasnya tidak jauh dari rumah sakit dan kemungkinan gas air mata masuk melalui jendela yang terbuka."

Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Otoritas Palestina (PA), mengumumkan, pihaknya akan menghentikan koordinasi keamanan dengan Israel setelah pembunuhan teranyar di Tepi Barat sebagai tanggapan atas agresi berulang terhadap warga Palestina dan pelanggaran hukum internasional oleh Israel.

Nabil juga menyerukan Investigasi Pengadilan Kriminal Internasional atas pembunuhan pada Kamis.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan masa berkabung tiga hari, di mana bendera akan dikibarkan setengah tiang.

2 dari 2 halaman

Pembelaan Israel

Membenarkan operasi itu, militer Israel menjelaskan bahwa pasukan khusus telah dikirim ke Jenin untuk menggagalkan anggota Jihad Islam Palestina yang dicurigai merencanakan dan melakukan beberapa serangan teror besar.

Pasukan Israel melancarkan serangan besar-besaran dan mengepung kamp pada dini hari dengan pasukan rahasia, puluhan kendaraan lapis baja, dan penembak jitu. Bentrokan bersenjata dengan pejuang perlawanan Palestina pun tidak terelakkan.

Militer Israel menambahkan bahwa sejumlah pejuang Jihad Islam Palestina ditembak setelah mereka melepaskan tembakan.

"Selama operasi, aparat keamanan beroperasi mengepung gedung tempat para tersangka berada. Dua tersangka bersenjata diidentifikasi melarikan diri dari tempat kejadian dan dilumpuhkan oleh pasukan keamanan," kata pejabat Israel dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada cedera yang dilaporkan di sisi pasukan Israel.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Vedant Patel menggemakan pembelaan Israel, menggambarkan serangan itu sebagai "operasi kontraterorisme".

"Kami mengakui tantangan keamanan yang sangat nyata yang dihadapi Israel dan Otoritas Palestina dan mengutuk rencana kelompok teroris dan serangan terhadap warga sipil tak berdosa," kata Patel. "Kami juga menyesali hilangnya nyawa tak berdosa dan korban luka di kalangan warga sipil serta sangat prihatin dengan meningkatnya siklus kekerasan di Tepi Barat."

Jenin adalah salah satu wilayah di Tepi Barat utara, di mana Israel telah mengintensifkan serangan selama setahun terakhir dalam upaya untuk menumpas perlawanan bersenjata Palestina yang meningkat.