Sukses

Lebih dari 10 Ribu Warga Malaysia di Johor dan Sabah Mengungsi Akibat Banjir

Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NADMA) Malaysia mencatat terdapat 5.528 pengungsi di Johor dan 6.331 pengungsi di Sabah.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Hujan lebat melanda sejumlah negara bagian di Malaysia, memaksa lebih dari 10 ribu orang mengungsi di Johor dan Sabah akibat banjir.

Hingga Kamis (26/1/2023), pukul 00.00, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (NADMA) Malaysia mencatat terdapat 5.528 pengungsi di Johor dan 6.331 pengungsi di Sabah. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (27/1).

Di Johor, jumlah tersebut meningkat dari 3.937 korban yang tercatat 24 jam sebelumnya.

Kantor berita Bernama melaporkan bahwa 55 pusat bantuan telah dibuka di Johor pada Kamis untuk menampung para pengungsi banjir.

Komite penanggulangan bencana negara mengatakan, Segamat adalah distrik yang paling terdampak di Johor, diikuti oleh Kluang dan Mersing.

2 dari 3 halaman

6000 Pengungsi dalam Sehari

Sementara itu, Sabah menampung lebih dari 6.000 pengungsi banjir baru hanya dalam sehari. Menurut Bernama, 26 pusat bantuan banjir juga telah dibuka pada Kamis di Sabah.

Wilayah yang mencatat lonjakan pengungsi mendadak pada Rabu (25/1) antara lain Kota Marudu, Kudat, dan Paitan.

Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia) memperingatkan pada Rabu bahwa curah hujan tinggi diperkirakan akan berlangsung hingga Senin depan.

 

3 dari 3 halaman

Solusi Jangka Panjang

Bulan lalu, Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi, yang merupakan ketua Komite Manajemen Bencana Pusat, menyerukan langkah-langkah jangka panjang segera untuk menyelesaikan masalah banjir di negara tersebut, termasuk proyek mitigasi banjir holistik.

Ahmad Zahid mengatakan bahwa upaya pengelolaan banjir seperti itu, jika selesai, dapat memastikan pengelolaan banjir jangka panjang yang baik hingga tahun 2100.

Banjir merupakan fenomena tahunan di Malaysia akibat musim timur laut yang membawa hujan lebat dari November hingga Maret.