Sukses

Amerika Serikat Cabut Lisensi Ekspor Teknologi ke Huawei?

AS telah lama menuduh Huawei membantu pemerintah China melakukan spionase. Namun, tuduhan itu dibantah Huawei.

Liputan6.com, Washington - Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah memberi tahu sejumlah perusahaan AS bahwa mereka tidak akan lagi memberikan lisensi untuk mengekspor teknologi AS ke Huawei.

Hal tersebut diungkapkan sejumlah orang yang mengetahui perkembangan isu ini di lingkungan pemerintahan AS. Demikian dikutip dari Financial Times, Selasa (31/1/2023).

Langkah tersebut menandai babak baru kampanye Washington untuk mengekang gerak raksasa teknologi China yang berbasis di Shenzhen itu. Pejabat keamanan AS telah lama menuduh Huawei membantu pemerintah China melakukan spionase.

Huawei sendiri sudah membantah terlibat dalam kegiatan mata-mata. Dan langkah AS ini bukan yang pertama.

Pada 2019, pemerintahan Donald Trump memberlakukan pembatasan ketat dalam ekspor teknologi AS ke Huawei dengan menambahkan perusahaan itu ke daftar hitam yang disebut "daftar entitas". Langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk menindak perusahaan-perusahaan China yang diyakini Washington menimbulkan risiko bagi keamanan nasional AS.

Meski demikian, kementerian perdagangan terus memberikan lisensi ekspor bagi sejumlah perusahaan, termasuk Qualcomm dan Intel, untuk memberi Huawei teknologi yang tidak terkait dengan jaringan telekomunikasi 5G berkecepatan tinggi.

Selama dua tahun terakhir, Presiden Joe Biden mengambil sikap yang lebih keras terhadap China, khususnya di bidang teknologi mutakhir.

Alan Estevez, kepala biro industri dan keamanan kementerian perdagangan, ditunjuk memimpin tinjauan kebijakan terkait China untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil pemerintah dalam mempersulit militer China menggunakan teknologi AS untuk mengembangkan senjata.

2 dari 3 halaman

AS Melangkah Saat Huawei Stabil

Pakar teknologi di think-tank CNAS Martijn Rasser mengatakan, tindakan terbaru AS adalah langkah yang sangat signifikan.

"Tindakan kementerian perdagangan sebagian didorong oleh fakta bahwa Huawei sebagai perusahaan adalah hewan yang sangat berbeda dari empat tahun lalu ketika berfokus pada 5G," kata Rasser, yang juga mantan pejabat CIA, merujuk pada ekspansi Huawei ke bidang seperti kabel bawah laut dan komputasi awan.

Langkah terbaru Washington dilakukan ketika operasi Huawei telah stabil. Eksekutif Huawei Eric Xu mengatakan pada Desember lalu bahwa 2023 akan menjadi tahun pertama Huawei kembali ke "bisnis seperti biasa".

Selama ini, perusahaan mengamankan kelangsungan hidupnya dengan beralih ke pasar enterprise dan pemerintah, terutama di China, serta bisnis cloud yang berkembang. Fakta bahwa AS masih mengizinkan beberapa ekspor ke Huawei juga telah membantu mencegah keruntuhan total perusahaan itu.

3 dari 3 halaman

Kompak Menghadang China

AS juga meningkatkan upaya dengan sekutu untuk memperlambat China mengembangkan teknologi mutakhir seperti semikonduktor yang digunakan untuk kecerdasan buatan, pemodelan senjata nuklir, dan pengembangan senjata hipersonik.

Washington pekan lalu mencapai kesepakatan dengan Jepang dan Belanda untuk membatasi perusahaan di negara-negara tersebut mengekspor peralatan pembuat chip tertentu ke China. Sebelumnya, pada Oktober 2022 AS memberlakukan pembatasan sepihak untuk menghentikan perusahaan AS mengekspor semikonduktor dan peralatan manufaktur.

Keputusan resmi tentang apakah akan menerapkan larangan total ekspor chip teknologi AS ke China belum diambil.

Sementara itu, di tengah 'perang teknologi' ini, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan akan melawat ke China pekan depan. Itu merupakan kunjungan pertama anggota kabinet Biden ke Negeri Tirai Bambu.