Sukses

Viral Terorisme Sushi Menyerang Sebuah Restoran di Jepang

Kelakuan menjijikkan dilakukan sejumlah remaja di sebuah restoran sushi di Jepang. Tindakan mereka kemudian memunculkan istilah terorisme sushi.

Liputan6.com, Tokyo - Dalam beberapa hari terakhir, istilah terorisme sushi ramai dibahas di media sosial. Istilah itu bermula dari sejumlah oknum yang merekam video tengah melakukan hal-hal menjijikkan di sebuah restoran sushi, di mana rekaman tersebut kemudian viral.

Sebuah video yang telah dilihat hampir 40 juta kali di Twitter menunjukkan seorang remaja menjilati bagian atas botol kecap asin yang terbuka dan seluruh tepi cangkir teh, yang kemudian dia letakkan kembali ke tempat semula.

Jika itu belum cukup buruk, video berdurasi 48 detik menunjukkan dia juga menjilati jarinya dan menggunakannya untuk menyentuh dua potong sushi yang lewat via sabuk konveyor.

Seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (3/2/2023), video tersebut direkam di cabang Sushiro di pusat Prefektur Gifu, Jepang. Sontak peristiwa ini mendorong saham perusahaan induk restoran anjlok hampir 5 persen pada Selasa.

Video berbeda lainnya menunjukkan seorang pria menyuap bubuk teh hijau dengan sendok yang kemudian dia letakkan kembali di dalam wadah bubuk teh hijau, sebelum akhirnya menyemburkannya.

Kejahatan kuliner tersebut telah memicu kegemparan di Jepang, di mana industri ini diperkirakan bernilai US$ 5,7 miliar. Orang-orang meresponsnya dengan marah, mengingat tindakan pelaku menunjukkan penghinaan terhadap standar kebersihan Jepang yang diakui dunia.

"Ini memuakkan," tulis seorang pengguna Twitter, dengan yang lain menambahkan, "Saya tidak bisa pergi ke restoran sushi yang memiliki sabuk konveyor lagi."

Sushiro, yang merupakan pemimpin pasar, mengatakan pekan ini bahwa pria yang membuat video viral tersebut telah meminta maaf bersama dengan orang tuanya. Namun, perusahaan memilih melanjutkannya secara hukum melalui pidana dan perdata.