Liputan6.com, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken membatalkan lawatannya ke Beijing, yang dijadwalkan berlangsung pada 5 Februari, setelah balon mata-mata China melintasi wilayah AS.
"Mengingat tindakan China yang tidak dapat diterima, saya menunda rencana perjalanan saya ke China akhir pekan ini," kata Blinken seperti dikutip dari AP, Sabtu (4/2/2023).
Blinken mengatakan, dia telah memberitahu diplomat kawakan China Wang Yi bahwa mengirim balon mata-mata ke AS adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan keputusan China untuk mengambil tindakan ini merugikan diskusi substantif yang siap dilakukan kedua pihak.
Advertisement
Insiden balon mata-mata ini menandai titik didih baru dalam hubungan AS-China yang tegang dan telah menurun selama bertahun-tahun akibat sejumlah isu. Namun, para pejabat AS menyatakan bahwa saluran diplomatik tetap terbuka dan Blinken menuturkan, dia tetap bersedia melakukan perjalanan ke China ketika kondisi memungkinkan.
"Kami terus percaya bahwa memiliki jalur komunikasi yang terbuka itu penting," ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan yang mendekati permintaan maaf pada Jumat (3/2), Kementerian Luar Negeri China mengatakan, balon itu adalah kapal udara sipil yang digunakan terutama untuk penelitian meteorologi. Mereka mengklaim, kapal udara itu memiliki kemampuan "beroperasi sendiri" yang terbatas dan telah menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan karena angin.
"Pihak China menyesalkan masuknya kapal udara yang tidak disengaja ke wilayah udara AS karena force majeure," sebut pernyataan itu, mengutip istilah hukum yang digunakan untuk merujuk pada peristiwa yang di luar kendali seseorang.
Presiden Joe Biden menolak mengomentari isu ini ketika ditanyai di sebuah acara ekonomi.
Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan, Biden pertama kali diberi pengarahan tentang balon mata-mata China pada Selasa. Dia tidak menjelaskan mengapa pemerintah menunggu hingga Kamis (2/2), untuk mengumumkan kekhawatirannya ke publik.
Tidak Tepat Saat Ini
Jean-Pierre mengatakan, kunjungan diplomatik ke China tidak tepat untuk saat ini.
"Kehadiran balon ini di wilayah udara kita... jelas merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan kita serta hukum internasional dan kejadian ini tidak dapat diterima," ungkap Jean-Pierre merespons penundaan lawatan Blinken ke China.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan Blinken dan Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman telah melayangkan protes via Kedutaan Besar China pada Rabu (1/2), sehari sebelum Pentagon mengumumkan penemuan balon tersebut.
Pejabat Pentagon mengatakan pada Kamis bahwa balon mata-mata itu sempat terdeteksi di atas Montana, yang merupakan rumah bagi salah satu dari tiga ladang silo rudal nuklir AS.
Advertisement
Tidak Ditembak Jatuh
Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan AS telah menyiapkan jet tempur, termasuk F-22, untuk menembak jatuh balon jika diperintahkan. Namun, Pentagon pada akhirnya merekomendasikan untuk tidak melakukannya, mencatat bahwa meskipun balon berada di atas daerah berpenduduk jarang di Montana, ukurannya dapat menciptakan bidang puing yang cukup besar untuk membahayakan orang.
Sekretaris Pers Pentagin Brigjen Pat Ryder pada Jumat, menolak mengatakan apakah ada pertimbangan baru untuk menembak jatuh balon tersebut. Dia hanya mengatakan, balon mata-mata itu berada di ketinggian sekitar 60.000 kaki, dapat bermanuver dan telah mengubah arah.
Untuk saat ini, sebut Ryder, balon tersebut tidak menimbulkan ancaman.
Dua calon kandidat presiden AS dalam Pilpres 2024, yaitu Donald Trump dan Nikki Haley, tegas mengatakan bahwa AS harus segera menembak jatuh balon tersebut.