Liputan6.com, Santiago - Rekor suhu musim panas lebih dari 40C (104F) menghambat upaya untuk mengatasi puluhan kebakaran hutan di Chile tengah yang telah menewaskan sedikitnya 23 orang, menghancurkan 800 rumah, dan mendorong deklarasi keadaan darurat di tiga wilayah.
"Enam puluh enam orang terluka dalam kebakaran, sementara hampir 1.500 lainnya mencari perlindungan di tempat penampungan" demikian pernyataan badan kehutanan nasional Chile, Conaf, pada Minggu (5/2/2023), seperti dikutip dari The Guardian, Senin (6/2).
Baca Juga
Badan negara yang sama mengatakan 87 kebakaran masih terjadi dan 148 telah dikendalikan.
Advertisement
Keadaan darurat kini telah diumumkan di tiga wilayah tengah yang berpenduduk jarang, yaitu Araucania, Biobio, dan Nuble, yang merupakan rumah bagi banyak perkebunan anggur, apel, dan berry serta lahan hutan yang luas. Menurut data resmi, pada Jumat (3/2), kebakaran menghanguskan 40.000 hektare lahan.
Menteri Dalam Negeri Chile Carolina Toha mengatakan, 76 kebakaran baru telah terjadi pada Jumat saja. Dia menambahkan bahwa rekor suhu membuat sangat sulit untuk menghentikan penyebaran api.
"Termometer telah mencapai titik yang belum pernah kita ketahui sampai sekarang," kata Toha pada Sabtu (4/2).
Harus Jadi Peringatan
Toha juga menekankan bahwa kebakaran ini harus berfungsi sebagai peringatan tentang efek darurat iklim.
"Evolusi perubahan iklim menunjukkan kepada kita berulang kali bahwa itu memiliki sentralitas dan kapasitas untuk menimbulkan dampak yang harus lebih kita internalisasikan," kata Toha. "Chile adalah salah satu negara dengan kerentanan tertinggi terhadap perubahan iklim dan ini bukan teori melainkan pengalaman praktis."
Perintah darurat memungkinkan pengerahan tentara dan sumber daya tambahan untuk menangani bencana alam.
Advertisement
Bantuan
Para pejabat mengatakan Spanyol, Amerika Serikat, Argentina, Ekuador, Brasil, dan Venezuela telah menawarkan bantuan, termasuk pesawat dan petugas pemadam kebakaran.
Negara tetangga Argentina mengirimkan 64 petugas pemadam kebakaran, sebuah truk pompa kebakaran hutan dan helikopter Chinook, sementara Spanyol telah mengirimkan sebuah pesawat yang membawa 50 anggota unit darurat militer negara itu untuk membantu.
Meskipun bantuan sedang dalam perjalanan, mereka yang terjebak dalam kebakaran hutan tidak punya pilihan selain melarikan diri.
"Saya pergi dengan apa yang saya miliki," kata Carolina Torres, yang melarikan diri dari kebakaran di dekat Kota Purén di AraucanÃa. "Saya pikir semua orang di sini melakukan hal yang sama karena angin berubah dan Anda harus segera mengambil semuanya."
Pada Jumat, Presiden Gabriel Boric dilaporkan mempersingkat liburan musim panasnya dan melakukan perjalanan ke BiobÃo dan Ñuble, berjanji untuk memastikan daerah yang terkena dampak menerima semua dukungan yang diperlukan.
Boric juga menunjuk pada sejumlah tanda bahwa beberapa kebakaran mungkin terjadi dengan sengaja, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.