Liputan6.com, Ankara - Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) di Turki mengaku merasakan gempa susulan di Ankara, tempat ia tinggal.
"Barusan ada gempa susulan lagi, terasa di rumah saya di Ankara," ujar Farah Fuadona, Senin (6/2/2023) saat dihubungi Liputan6.com.
Pesan itu disampaikan oleh Farah pada pukul 13.33 waktu setempat.
Advertisement
"Rumah saya goyang. Saya langsung gendong anak," kata Farah.
"Saya tinggal di apartemen 17 lantai dan menempati lantai 8. Lampu saya bahkan masih goyang."
Farah juga mengirimkan tangkapan layar dari ponselnya yang menujukkan bahwa ada gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,3.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, korban tewas akibat gempa pada 6 Februari 2023 mencapai 912 orang.
Penyataan tersebut disampaikan Erdogan saat melakukan konferensi pers, dikutip dari BBC, Senin (6/2/2023).
Sementara itu, 5.383 orang luka-luka akibat gempa tersebut, kata Recep Tayyip Erdogan.
Erdogan menambahkan bahwa dia tidak dapat memprediksi berapa banyak korban tewas yang akan meningkat karena upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut.
Pusat Gempa Turki 6 Februari 2023 Dekat Perbatasan dengan Suriah
Korban tewas akibat gempa Turki 6 Februari 2023 pukul 04.17 waktu setempat terus bertambah. Gempa bermagnitudo 7,8 tersebut juga menyebabkan ribuan orang terluka.
Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa Turki berada di timur Nurdagi, Provinsi Gaziantep, pada kedalaman 24,1 kilometer. Demikian seperti dikutip dari CNN.
Sebelumnya, Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengatakan, gempa tersebut berkekuatan 7,4 dan terjadi pada pukul pukul 4.17 waktu setempat dengan pusat gempa di Distrik Pazarcik di Provinsi Kahramanmaras pada kedalaman 7 kilometer. Baik Provinsi Gaziantep maupun Provinsi Kahramanmaras terletak dekat dengan perbatasan Turki dan Suriah.
Advertisement
Gempa Terkuat Turki dalam 100 Tahun
Gempa Turki 6 Februari 2023 disebut sebagai salah satu gempa terkuat yang melanda kawasan itu dalam lebih dari 100 tahun terakhir. Getaran gempa turut dirasakan sejumlah negara tetangga seperti Lebanon dan Israel.
Saluran televisi pemerintah Suriah melaporkan, sedikitnya 460 orang tewas di negara itu, di mana 320 korban tewas berada di Aleppo, Hama, Latakia, dan Tartus.
Sementara itu, kelompok Helm Putih, yang secara resmi dikenal sebagai Pertahanan Sipil Suriah, mengungkapkan sedikitnya 147 kematian terjadi di daerah-daerah yang dikuasai oposisi di barat laut Suriah.