Liputan6.com, Ankara - Dunia bersatu mengulurkan bantuan kepada Turki dan Suriah pasca gempa magnitudo 7,8 yang mengguncang pada Senin (6/2/2023), sekitar pukul 04.17 pagi.
Hingga saat ini angka kematian akibat gempa Turki dan Suriah telah melampaui 4.300, dengan rincian di Turki jumlahnya 2.921 orang dan di Suriah 1.451 orang. Adapun korban luka lebih dari 15.000 orang. Demikian seperti dikutip dari CNN, Selasa (7/2).
Baca Juga
Sementara Badan Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) mengoordinasikan operasi pencarian dan penyelamatan, lembaga internasional juga mengerahkan sumber daya untuk membantu.
Advertisement
Dikutip dari DW, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Senin pagi bahwa 45 negara telah menawarkan bantuan terkait upaya pencarian dan penyelamatan.
Jerman, yang menjadi rumah bagi sekitar 3 juta orang asal Turki menyatakan kesiapannya untuk membantu.Â
Kanselir Olaf Scholz mengungkapkan, "Kami berduka atas para korban dan prihatin bagi mereka yang menjadi korban. Jerman tentu saja akan mengirimkan bantuan."
Lebih lanjut, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan, Berlin akan memobilisasi semua bantuan yang dapat diaktifkan. Menurutnya, Badan Bantuan Teknis Federal dapat mendirikan kamp untuk menyediakan tempat berlindung serta unit pengolahan air. Dalam hal ini, genset, tenda, dan selimut juga disiapkan.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pun telah menyatakan kesiapannya untuk membantu.Â
"Saya telah mengarahkan tim saya untuk terus memantau situasi dengan cermat berkoordinasi dengan Turki dan memberikan bantuan apa pun dan semua yang dibutuhkan,"Â tulisnya di Twitter.Â
I am deeply saddened by the loss of life and devastation caused by the earthquake in Turkiye and Syria. I have directed my team to continue to closely monitor the situation in coordination with Turkiye and provide any and all needed assistance.
— President Biden (@POTUS) February 6, 2023
Bantuan pun Mengalir ke Suriah
Tim penyelamat dari Inggris yang terdiri dari 76 spesialis SAR, empat anjing pencari, dan peralatan penyelamat akan turut membantu upaya evakuasi di Turki.Â
"Kami siap memberikan dukungan lebih lanjut sesuai kebutuhan," kata Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly.
Cleverly menambahkan bahwa Kelompok White Helmets yang didanai bantuan Inggris melakukan pencarian dan penyelamatan yang signifikan di barat laut Suriah dan telah memobilisasi semua sumber daya mereka untuk menanggapi kebutuhan yang muncul.
Di Spanyol, Menteri Pertahanan Margarita Robles mengatakan, pihaknya mengirim pesawat militer A400 dengan petugas pemadam kebakaran dan peralatan, bersama dengan Airbus A330 dengan staf pertahanan sipil untuk bekerja dengan tim penyelamat.
Irak mengumumkan akan mengirim tim pertahanan sipil ke Turki dan Suriah beserta dengan pasokan darurat dan bantuan makanan serta bahan bakar.
Sementara itu, Pakistan mengungkapkan, dua pesawat C-130 berangkat pada Selasa ke Turki untuk membawa bantuan dan 36 personel pencarian dan penyelamatan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menegaskan siap memberikan bantuan yang diperlukan.
Dari Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, dia telah menyetujui pengiriman bantuan ke Suriah setelah menerima permintaan melalui saluran diplomatik. Pemerintah juga akan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Turki.
India mengatakan akan mengirim tim penyelamat dan medis ke Turki, di mana keputusan tersebut telah dikonfirmasi oleh kementerian luar negerinya.
Tim penyelamat Rusia pun diterbangkan ke Suriah untuk membantu misi pencarian dan penyelamatan.
Advertisement
Bantuan dari Berbagai Negara dan Organisasi
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan respons internasional, dengan mengatakan bahwa banyak keluarga yang terkena bencana sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.Â
Komisaris Manejemen Krisis Uni Eropa Janez Lenarcic mengonfirmasi bahwa pihaknya menerjukan tim penyelamat ke Turki untuk membantu lembaga lokal.
"Sepuluh tim pencarian dan penyelamatan kota telah dikerahkan dengan cepat dari Bulgaria, Kroasia, Republik Ceko, Prancis, Yunani, Belanda, Polandia, Rumania untuk mendukung penanggap pertama di lapangan," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Lenarcic dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, jaringan tim medis daruratnya telah diaktifkan untuk memberikan perawatan kesehatan penting bagi yang terluka dan paling rentan.
WHO menambahkan, salah satu perhatian utama adalah perawatan trauma bagi mereka yang terjebak dalam gempa dahsyat itu.
"Otoritas nasional akan fokus pada pencarian dan penyelamatan saat ini," kata juru bicara WHO dalam sebuah pernyataan. "Kemudian kami akan mengharapkan peningkatan kebutuhan perawatan trauma untuk merawat yang terluka dan untuk mendukung seluruh sistem kesehatan di daerah yang terkena dampak."