Sukses

Mengenal Turki, Negara yang Diguncang Gempa Dahsyat dengan Korban Tewas Capai 4.300 Lebih

Bicara soal Turki, ini ulasan singkat profil negara yang baru-baru ini diguncang gempa dahsyat.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa Turki 6 Februari 2023 bermagnitudo 7,8 telah menewakan lebih dari 4.300 orang tewas.

Di Turki, mengutip CNN, Selasa (7/2/2023), setidaknya 2.921 orang tewas dan lebih dari 15.800 lainnya terluka, menurut kepala dinas bencana Turki, Yunus Sezer.

Di negara tetangga Suriah, setidaknya 1.451 orang tewas. Menurut kantor berita negara Suriah SANA, 711 orang tewas di seluruh wilayah yang dikuasai pemerintah, sebagian besar di wilayah Aleppo, Hama, Latakia, dan Tartus.

Tim penyelamat berlomba dengan waktu dan suhu dingin untuk menarik korban yang selamat dari bawah reruntuhan setelah gempa dahsyat melanda Turki dan Suriah, meninggalkan kehancuran dan puing-puing di setiap sisi perbatasan.

Pusat gempa Turki berada sekitar 26 km sebelah timur Kota Nurdagi pada kedalaman sekitar 18 km di Patahan Anatolia Timur.

Bicara soal Turki, negara tersebut berada di antara 2 benua yaitu Eropa dan Asia. Mengutip BBC, lokasinya yang strategis memberi pengaruh besar wilayah tersebut, dan mempunyai kendali atas pintu masuk ke laut hitam.

Negara Turki pernah menjadi pusat Kekaisaran Ottoman, republik sekuler modern yang didirikan pada tahun 1920-an oleh pemimpin nasional yang bernama Kemal Ataturk.

Kemajuan menuju demokrasi dan ekonomi pasar terhenti setelah kematian Ataturk pada tahun 1938. Pada saat itu tentara yang melihat dirinya sebagai penjamin konstitusi berulang kali menggulingkan pemerintah yang dianggap menantang nilai-nilai sekuler.

Bergabungnya Turki dengan Uni Eropa telah menjadi ambisi sejak lama. Pembicaraan keanggotan Uni Eropa terhadap Negara Turki telah diluncurkan pada tahun 2005. Tetapi, hal ini terhenti akibat kekhawatiran serius tentang catatan hak asasi manusia Turki.

Penduduk Kurdi membentuk sekitar seperlima populasi di Turki. Separatis Kurdi yang memenuhi negara ini berusaha menghancurkan identitas budaya mereka. Penghancuran tersebut dibuktikan dengan melancarkan perang grilya sejak tahun 1980-an.

 

2 dari 4 halaman

Bangsa Kurdi

Melansir dari britannica.com, Kurdi merupakan anggota kelompok etnis dan bahasa yang tinggal di Pegunungan Taurus di tengah Antolia, Pegunungan Zagros di barat Iran, bagian utara Irak, timur laut Suriah, barat Armenia, dan daerah sekitarnya.

Sebagian besar orang Kurdi tinggal di daerah yang berdekatan di Iran, Irak, dan Turki, yaitu sebuah wilayah geografis yang sangat longgar penjagaannya.  

Perang gerilya yang terjadi di Turki tahun 1980 penyebabnya adalah, orang Kurdi Turki menerima perlakuan tidak simpatik di tangan pemerintah, yang mencoba menghilangkan identitas bangsa Kurdi.

Mereka juga melarang bangsa Kurdi mengenakan pakaian khasnya. Pemerintah Turki menekan agitasi politik Kurdi di provinsi-provinsi timur dan mendorong migrasi Kurdi ke bagian barat Turki, sehingga menipiskan konsentrasi populasi Kurdi di dataran tinggi. 

Pemberontakan berkala terjadi, dan pada tahun 1978 Abdullah Öcalan membentuk Partai Pekerja Kurdistan, yaitu sebuah organisasi Marxis yang didedikasikan untuk menciptakan Kurdistan yang merdeka.

3 dari 4 halaman

Fakta Mengenai Turki

Turki mempunyai Ibu Kota yang terletak di Ankara, dengan luas negara 783,356 km persegi. Populasi penduduk terhitung sebanyak 84,6 juta penduduk yang tinggal di negara tersebut.

Bahasa yang digunakan sebagai bahasa nasional yaitu bahasa Turki, Kurdi, Arab, Zaza, Sirkasia, dan yang terakhir Laz.

Harapan hidup di negara tersebut berkisar antara 75 tahun untuk pria dan 80 tahun untuk wanita.

Mengenal Pemimpin Turki

Turki dipimpin oleh presiden yang bernama Recep Tayyip Erdogan. Recep Tayyip Erdogan memenangkan masa jabatan baru dalam pemilu pada juni 2018. Dia juga memperoleh kekuatan baru yang substansial di bawah sistem baru yang disetujui tahun sebelumnya oleh para pemilih. 

Dia pertama kali berkuasa pada tahun 2003 setelah kemenangan elektoral besar-besaran oleh Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berakar Islam, di mana dia adalah anggota pendirinya.

Recep Tayyip Erdogan menghabiskan 11 tahun sebagai perdana menteri Turki, sebelum menjadi presiden pertama yang dipilih langsung di negara itu pada Agustus 2014.

Bagi para pendukungnya, dia telah membawa pertumbuhan ekonomi Turki selama bertahun-tahun, tetapi bagi para pengkritiknya dia adalah seorang pemimpin otokratis yang tidak toleran terhadap perbedaan pendapat yang dengan keras membungkam siapa pun yang menentangnya.

Pada Juli 2016, pemerintah AKP selamat dari upaya kudeta yang menyebabkan bentrokan di jalan-jalan Istanbul dan Ankara yang menewaskan 256 orang. Pihak berwenang kemudian menahan ribuan tentara, hakim, guru, dan pegawai negeri karena dicurigai terlibat dalam upaya tersebut, yang menurut Presiden Erdogan diilhami oleh lawannya di pengasingan, Fethullah Gulen. 

Referendum pada April 2017 secara sempit mendukung peralihan ke sistem pemerintahan presidensial, yang secara signifikan meningkatkan kekuasaannya atas pemerintahan.

Media di Turki

Ratusan stasiun TV dan radio swasta bersaing dengan TRT, outlet berita milik negara. Namun, penyiaran dan pers didominasi oleh saluran pro-pemerintah.

Outlet berita kritis menghadapi risiko digerebek atau didenda. Sebagian besar jurnalis yang ditangkap didakwa dengan keanggotaan atau propaganda untuk kelompok-kelompok yang dianggap sebagai organisasi teroris.

Dengan sebagian besar media arus utama terlarang, suara-suara independen dan oposisi sering mengandalkan media sosial untuk berbagi berita dan opini.

 

4 dari 4 halaman

Linimasa Penting Turki

Adapun beberapa tanggal penting dalam sejarah Negara Turki sebagai berikut.

1453 - Sultan Mehmed II merebut Konstantinopel, mengakhiri Kekaisaran Bizantium dan mengkonsolidasikan Kekaisaran Ottoman di Asia Kecil dan Balkan.

Abad 15-16 - Kekaisaran Ottoman berkembang ke Asia dan Afrika.

1683 - Kemajuan Utsmaniyah ke Eropa terhenti di Pertempuran Wina. Penurunan panjang dimulai.

1908 - Revolusi Turki Muda menetapkan aturan konstitusional, tetapi merosot menjadi kediktatoran militer selama Perang Dunia Pertama, di mana Kesultanan Utsmaniyah bersekutu dengan Jerman dan Austria-Hongaria.

1918-1922 - Pemisahan Kekaisaran Ottoman yang dikalahkan mengarah pada kemenangan Gerakan Nasional Turki dalam perang kemerdekaan melawan pendudukan asing dan pemerintahan Sultan.

1923 - Turki mendeklarasikan republik dengan Kemal Ataturk sebagai presidennya. Segera setelah itu menjadi sekuler.

1939-1945 - Turki tetap netral selama sebagian besar Perang Dunia Kedua. Turki menyatakan perang terhadap Jerman dan Jepang pada Februari 1945, tetapi tidak ikut serta dalam pertempuran. Bergabung dengan PBB.

1952 - Turki meninggalkan kebijakan netralis Ataturk dan bergabung dengan NATO.

1960 - Kudeta tentara melawan Partai Demokrat yang berkuasa.

1963 - Perjanjian asosiasi ditandatangani dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC), sekarang Uni Eropa.

1974 - Pasukan Turki menduduki Siprus utara, membagi pulau itu.

1980 - Kudeta militer mengikuti kebuntuan politik dan kerusuhan sipil. Pemberlakuan darurat militer.

1984 - Partai Pekerja Kurdistan, meluncurkan kampanye gerilya separatis yang berkembang menjadi perang saudara besar yang berlangsung selama beberapa dekade.

1987 - Turki mengajukan keanggotaan penuh EEC.

2002 - Partai Keadilan dan Pembangunan (AK) yang berbasis Islam menang telak dalam pemilu. Partai berjanji untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip sekuler konstitusi.

2003 - Pemimpin Partai AK Recep Tayyip Erdogan memenangkan kursi di parlemen. Dalam beberapa hari Abdullah Gul mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan Erdogan mengambil alih.

2011 - Perang saudara Suriah pecah, mengakibatkan ketegangan di sepanjang perbatasan negara dan masuknya pengungsi dalam jumlah besar ke Turki.

2014 - Perdana Menteri Erdogan memenangkan pemilihan umum langsung pertama untuk presiden.

2016 - Percobaan kudeta gagal. Pihak berwenang menahan ribuan tentara dan hakim karena dicurigai terlibat.

2017 - Referendum menyetujui peralihan ke sistem presidensial.

2022 - PBB setuju untuk meminta dari Ankara secara resmi menyebut negara sebagai Türkiye.