Liputan6.com, Ankara - Lebih dari 4.300 orang tewas dan tim penyelamat terus berupaya menyelamatkan korban gempa Turki pada Selasa 7 Februari 2023.
Pusat gempa Turki pada Senin 6 Februari pagi kemarin berada di satu titik yaitu Kota Kahramanmaras.
Dikutip dari BBC, Selasa (7/2/2023), sejauh ini sudah lebih dari 15 ribu orang yang dilaporkan mengalami luka akibat bencana tersebut.
Advertisement
Penyebab gempa Turki ternyata disebabkan oleh aktivitas Anatolian Plate (Lempeng Anatolia).
Lantas, apa itu Lempeng Anatolia?
Dikutip dari laman Eurasiatectonics, Selasa (7/2/2023), Lempeng Anatolia terletak di Turki dan merupakan bagian dari sistem aktivitas tektonik yang kompleks dan relatif aktif di wilayah tersebut, terutama dengan lempeng sekitarnya.
Lempeng tersebut berbagi batas dengan Lempeng Eurasia, Lempeng Afrika, Lempeng Arab, dan Lempeng Laut Aegean.
Wilayah ini juga terkenal dengan North-Anatolian Transform Fault atau Sesar Anatolia Utara, yaitu patahan transformasi benua yang mencolok dari timur-barat yang terletak di Turki utara.
Kemudian, posisi ini menghasilkan aktivitas gempa yang terus-menerus di sepanjang patahan tersebut.
Wilayah ini juga dapat dibagi lagi menjadi tiga wilayah tektonik yang lebih kecil:
PontidesAnatolide-Tauridesdan Platform ArabLempeng Anatolia awalnya terbentuk pada Oligosen (skala waktu geologi sekitar 34 juta tahun silam). Sebagian besar geologi Turki menunjukkan adanya petrologi (bebatuan dan proses pembentukannya).
Sebagian besar juga terbentuk melalui keberadaan ofiolit (penggalan kerak samudera dan lapisan mantel bawah) yang tersebar luas dan terbentuk melalui obduksi Samudera Tethyan Trias.
Geologis Turki juga dicirikan dengan ofiolit dan melange ophiolitik yang dibentuk oleh penutupan beberapa samudra Trias.
Lantaran alasan geologis tersebutlah yang membuat Turki menjadi salah satu zona gempa bumi paling aktif di dunia.
Gempa Turki Hari Ini: 13 Ribu Personel Turun ke Lokasi Cari Korban Selamat
Otoritas di Istanbul mengirim sekitar 13.000 personel penyelamat ke zona gempa Turki pada Selasa (7/2) pagi, kata Gubernur Ali Yerlikaya.
Tim tersebut terdiri dari staf dan relawan, dan dikirim secara khusus ke provinsi Hatay, dikutip dari laman BBC, Selasa (7/2/2023).
Hatay mengalami kerusakan parah akibat gempa Senin (6/2) juga membagi landasan pacu di Bandara Hatay menjadi dua bagian.
Pemerintah Turki masih terus mencari korban selamat, luka, dan tewas akibat bencana gempa ganda yang terjadi Senin, 6 Februari 2023. Gempa yang terjadi kemarin merupakan yang terparah sejak satu abad lalu di Turki.
Seperti diketahui, lokasi Turki memang rawan gempa karena berada di lempeng Anatolia. Untuk jenis gempa yang terjadi kemarin disebut strike-slip earthquake.
Menurut laporan PBS, Selasa (7/2/2023), gempa yang terjadi di Turki adalah strike-slip (pergerakan geser) ketika dua patahan tektonik bergesekan secara horizontal.
Jenis gempa itu mirip seperti yang terjadi di Garut pada akhir 2022 lalu. BMKG menyebut mekanisme gempa berkekuatan magnitudo 6,4 di Garut juga merupakan strike-slip, namun kekuatan gempa di Turki lebih besar, yakni di atas M7.
Pada kasus di Turki, satu patahan bergerak ke timur, satu lagi bergerak ke barat. Pakar juga menyebut gempa di darat memiliki dampak lebih parah.
Korban jiwa di Turki juga tinggi karena pusat gempa berada di tempat yang padat penduduk, yakni dekat ibu kota provinsi Gaziantep. Video-video yang beredar di Twitter menunjukkan gedung-gedung yang roboh dengan amat cepat di Turki karena efek gempa.
Insinyur struktural dari United States Geological Survey (USGS), Kishor Jaiswal, menyebut gempa terjadi di lokasi yang bangunannya rentan. Jaiswal menyebut bangunan di daerah Gaziantep tersebut tidak semodern di kota-kota besar seperti Istanbul, sehingga tak tahan gempa.
Pihak berwenang di Turki melaporkan ada ribuan bangunan yang roboh, termasuk jenis kerobohan "pancake" ketika gedung roboh dari atas sampai bawah. Jaiswal berkata itu tandanya gedung tersebut tak bisa menyerap guncangan gempa.
Advertisement
Kondisi 90 % WNI di Turki Aman dari Gempa 6 Februari 2023, Hanya 11 Daerah yang Terdampak
Gempa Turki 6 Februari 2023 tengah jadi sorotan, pasalnya jumlah korban jiwa melonjak cukup tajam dalam hitungan jam. Pada Selasa (7/2/2023), dilaporkan sudah 4.300 orang lebih meninggal dunia akibat lindu dahsyat di negeri tersebut.
Gempa Turki pertama berkekuatan magnitudo 7,8 versi USGS, media Turki menyebut kekuatannya 7,4. Siang harinya, terjadi lindu besar kedua dengan magnitudo 7,5 -- sejumlah media menyebut 7,6.
Sejumlah gempa susulan dengan magnitudo lebih rendah juga dilaporkan terjadi.
KBRI Ankara mengatakan menerima banyak permintaan informasi dari masyarakat Indonesia mengenai kondisi WNI, baik keluarga/kerabat/teman mereka yang berada di Turki setelah terjadi gempa.
"Perlu kami tegaskan sekali lagi, wilayah utama yang mengalami gempa bumi hanya di wilayah Tenggara Turki yang berdekatan dengan perbatasan Suriah meliputi 11 daerah yaitu Adana, Adıyaman, Kahramanmaraş, Gaziantep, Diyarbakır, Hatay, Kilis, Şanliurfa, Malatya, Osmaniye, Elazig, Elbistan," ujar Duta Besar (Dubes) RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, dalam pernyataan tertulisnya.
"Di wilayah tersebut diperkirakan terdapat sekitar 500 WNI yang bermukim. Sebagian besar adalah pelajar, pekerja spa terapis, pasangan menikah dengan warga setempat dan pekerja di organisasi internasional yang beroperasi di perbatasan Turki-Suriah," sambung Dubes Iqbal.
Kota Marmaris
Dari 6.500 WNI yang tercatat di Turki, sambung Dubes Iqbal, hampir 90% tinggal di kawasan Marmaris (Istanbul, Bursa, Kocaeli, Canakkal, Kirklareli), Anatolia Tengah (Ankara, Syakarya, Karabuk, Kastamonu, Zonguldak, Samsun, Barten, Afyon, Kutahya, Eskisehir) dan Agean (Isparta, Antalya, Izmir, Bodrum, Mugla).
"WNI di daerah-daerah ini tidak terkena dampak gempa dan semuanya dalam keadaan aman. Khusus untuk daerah Kayseri, gempa terasa di kota Kayseri namun kondisi aman dan tidak ada korban maupun bangunan runtuh," tuturnya.
Dubes Iqbal menjelaskan, bagi mereka yang memiliki keluarga/kerabat/teman di Turki yang berada di luar 11 kota yang terkena dampak langsung tersebut tidak perlu khawatir.
"Tidak disarankan untuk menghubungi hotline KBRI Ankara sehingga akan memberikan kesempatan kepada hotline untuk fokus menanganai WNI yang terdampak langsung," imbau Dubes Iqbal.
Advertisement