Sukses

Korban Gempa Turki, Bayi 6 Bulan Selamat Usai Terkubur Puing 30 Jam

Orang-orang banyak yang meninggal akibat tertimbun puing bangunan runtuh akibat gempa Turki. Namun tak sedikit korban gempa Turki bertahan hidup meski terhimpit bongkahan besar dari struktur yang roboh.

Liputan6.com, Hatay - Gempa Turki 6 Februari 2023 begitu dahsyat. Lindu berkekuatan magnitudo 7,8 (versi USGS) itu menghancurkan banyak bangunan, termasuk di Suriah yang juga terkena guncangannya.

Menurut laporan NBC, Kamis (9/2/2023), korban tewas gempa Turki telah melampaui 12 ribu. WHO memperkirakan jumlahnya bahkan bisa mencapai 20 ribu.

Orang-orang banyak yang meninggal akibat tertimbun puing bangunan runtuh. Namun tak sedikit yang berhasil bertahan hidup meski tak berdaya terhimpit bongkahan besar dari struktur yang roboh.

Salah satunya adalah bayi berusia enam bulan di Turki. Dia diselamatkan hidup-hidup dari bawah reruntuhan setelah terjebak selama hampir 30 jam.

Petugas penyelamat mengeluarkan bayi Ayse yang hampir tidak menangis dan tampak kotor tetapi tidak terluka.

Sang ibu, Hulya, muncul tak lama setelah itu, bisa berjalan dan mengenakan penyangga leher di Provinsi Hatay.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan lebih dari 8.000 orang korban gempa Turki telah diselamatkan oleh lebih dari 53.000 personel penyelamat yang membantu upaya tersebut.

Lebih dari 6.000 bangunan dilaporkan telah runtuh.

Menyumbang Korban Gempa

Seorang anak laki-laki Turki, 9, juga menyumbangkan tabungannya untuk upaya bantuan setelah dia selamat dari gempa bumi tahun lalu, lapor kantor berita negara Anadolu Agency.

"Ibu dan anak itu mengunjungi cabang Bulan Sabit Merah Turki Duzce dan menyerahkan uang sakunya kepada pihak berwenang agar mereka dapat mengirimkannya kepada rekan-rekannya yang membutuhkan," kata laporan itu.

Bocah itu, Alparslan Efe Demir, juga menulis surat kepada para penyintas tentang pengalamannya sendiri.

“Tidak apa-apa jika saya tidak membeli cokelat di sini. Anak-anak di sana tidak boleh kedinginan atau lapar. Saya akan mengirimkan pakaian dan mainan saya kepada anak-anak di sana,” katanya dalam suratnya.

Turkish Airlines mengatakan telah mengangkut lebih dari 11.000 sukarelawan untuk membantu upaya penyelamatan.

Mereka dibawa ke Adana, Gaziantep, Adiyaman, dan Urfa, kata CEO Bilal Eksi, “dengan total 80 penerbangan” pada pukul 07.00 pagi hari Selasa 7 Februari, Anadolu melaporkan.

Sembilan jam setelah gempa pertama, gempa kuat lainnya menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Ahli geologi percaya lebih banyak gempa susulan akan terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Korban Selamat Lainnya

Menurut Anadolu Agency Turki, seorang bayi berusia satu tahun ditemukan hidup pada Rabu 8 Februari di Provinsi Sanliurfa Turki setelah menghabiskan 53 jam terperangkap di bawah bangunan lima lantai yang runtuh.

Seorang ibu dan putrinya yang berusia dua tahun diselamatkan di Iskenderun hampir 44 jam setelah gempa pertama melanda Provinsi Hatay, yang termasuk yang paling terkena dampak.

Di tenggara Provinsi Adiyaman, seorang anak diselamatkan dari puing-puing dan tak lama kemudian ibunya juga dibawa ke tempat aman.

Di Kota Kahramanmaras, Resul Serdar dari Al Jazeera merinci bagaimana penyelamat menyelamatkan seorang gadis berusia 14 tahun yang terjebak di bawah reruntuhan selama lebih dari 40 jam.

"Ketika tim penyelamat membawanya keluar, hal pertama yang dia katakan adalah, ‘Tolong selamatkan ayah saya juga.’ Ayahnya sangat dekat dengannya dan dia juga masih hidup. Belakangan, pada malam hari, ayahnya juga ditarik keluar dari puing-puing, tetapi sayangnya dua anggota keluarga lainnya tidak dapat selamat," kata Serdar.

Sementara itu, di Kota Jinderis, barat laut Suriah, penyelamat menemukan bayi menangis yang ibunya tampaknya telah melahirkan saat terkubur di bawah reruntuhan. Tali pusar bayi yang baru lahir itu masih tersambung dengan ibunya, Afraa Abu Hadiya, yang sudah meninggal.

Bayi itu dibawa ke rumah sakit anak di kota Afrin, di provinsi Aleppo.

UNICEF mengatakan gambar dari begitu banyak anak yang terjebak dalam bencana itu “menyakitkan hati”.

"Bahwa gempa awal terjadi begitu pagi, ketika banyak anak tertidur lelap, membuatnya semakin berbahaya, dan gempa susulan membawa risiko yang berkelanjutan," kata Direktur Eksekutif Catherine Russell.

"Hati dan pikiran kami bersama anak-anak dan keluarga yang terkena dampak, terutama mereka yang kehilangan orang yang dicintai atau yang terluka. Prioritas utama kami adalah memastikan anak-anak dan keluarga yang terkena dampak menerima dukungan yang sangat mereka butuhkan."

Kerusakan sekolah, rumah sakit, dan fasilitas medis dan pendidikan lainnya kemungkinan akan berdampak lebih jauh pada kehidupan anak-anak, kata organisasi itu.

Anak-anak di Suriah terus menghadapi salah satu situasi kemanusiaan paling kompleks di dunia, setelah lebih dari satu dekade konflik dan krisis ekonomi yang memburuk.

Penyakit yang ditularkan melalui air, termasuk kebangkitan kolera, membuat anak-anak dalam kondisi yang sangat rentan, kata UNICEF.

2 dari 4 halaman

Viral Bocah Suriah Korban Gempa Turki, Lindungi Kepala Adik dari Puing Bangunan

Sebelumnya, di tengah kehancuran dan hilangnya nyawa, seorang gadis Suriah berusia 7 tahun menjadi viral karena menunjukkan keberanian dan ketangguhan. Sebuah foto seorang gadis cilik Suriah sedang melindungi sang adik saat mereka berdua tertimbun puing-puing di Suriah telah menjadi viral di berbagai platform media sosial.

Seorang perwakilan PBB bahkan memposting gambar itu di Twitter.

Seorang pejabat PBB bernama Mohamad Safa mengunggah foto anak-anak Suriah itu ke Twitter dengan klaim bahwa mereka telah dikuburkan selama lebih dari 17 jam.

"Gadis berusia 7 tahun yang meletakkan tangannya di atas kepala adik laki-lakinya untuk melindunginya saat mereka berada di bawah reruntuhan selama 17 jam telah berhasil selamat. Saya tidak melihat ada yang berbagi. Jika dia mati, semua orang akan berbagi! Bagikan secara positif," cuit Safa.

Netizen patah hati tetapi terhibur dengan naluri pelindung dan ketahanan gadis kecil itu.

3 dari 4 halaman

Bayi Kembar 'Ajaib' Bertahan Hidup 40 Jam di Bawah Puing Bangunan Runtuh

Bocah kembar menjadi salah satu korban yang tertimpa puing bangunan roboh akibat gempa Turki. Kendati demikian mereka selamat bertahan hidup melewati masa melelahkan selama 40 jam, di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep, Turki. Mereka dalam kondisi hidup saat diselamatkan oleh polisi pada Selasa, 7 Februari.

Menurut Anadolu Agency (AA) yang dikutip Rabu (8/2/2023), beredar rekaman yang dirilis oleh Kepolisian Turki menunjukkan kedua anak itu dibawa keluar dari reruntuhan sebuah bangunan.

"Anak kembar itu diselamatkan sekitar 40 jam setelah reruntuhan bangunan yang runtuh di Gaziantep," kata polisi, menambahkan bahwa keduanya adalah "kembar ajaib".

Korban tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 7,8 dan banyak gempa susulan mendekati 6.000 di Turki pada Rabu pagi, menurut media pemerintah Anadolu Agency.

Korban Gempa Turki Bikin Video di Bawah Reruntuhan, Minta Tolong Lewat Media Sosial

Sementara itu, sejumlah korban gempa Turki yang masih terperangkap di antara reruntuhan dilaporkan memanfaatkan media sosial untuk meminta pertolongan dengan menunjukkan lokasi mereka kepada tim penyelamat.

Firat Yayla, YouTuber yang dikenal sebagai Charmquell, adalah salah satunya.

Dikutip dari Al Jazeera, Firat Yayla mengunggah sebuah video di Instagram Stories pada Selasa 7 Februari pagi. Melalui video itu ia mengatakan, dirinya terjebak di bawah reruntuhan di Distrik Antakya, Provinsi Hatay.

Ia memohon kepada para followers-nya untuk membantu menyelamatkannya.

"Teman-teman, kita terjebak di bawah reruntuhan akibat gempa," katanya dalam video tersebut.

"Ibu! Apakah kamu baik-baik saja? Ibu! Katakan padaku kau bersembunyi di suatu tempat. Tolong bantu!," tambahnya sebelum mengakhiri video dengan memberi tahu alamat rumahnya.

Ia kemudian melakukan update di Instagram-nya dengan mengatakan dia telah diselamatkan, tetapi ibunya masih berada di bawah reruntuhan.  

4 dari 4 halaman

Total Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Melampaui 12 Ribu Orang

Jumlah orang yang tewas akibat gempa Turki dan Suriah magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023), meningkat menjadi 12.049.

Dikutip dari The Guardian pada Kamis (9/2), Kelompok Pertahanan Sipil Suriah mengatakan sedikitnya 2.992 orang tewas di Suriah barat laut. Sementara itu, ada lebih dari 2.850 orang terluka.

Sebelumnya, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas di negaranya telah meningkat menjadi 9.057.

Presiden Erdogan mengutuk kritik terhadap pemerintah yang dinilai lamban dan tidak memadai dalam melakukan upaya pencarian dan penyelamatan korban gempa Turki.

"Ini adalah waktu untuk bersatu, solidaritas. Dalam periode seperti ini, saya tidak dapat membiarkan orang melakukan kampanye negatif untuk kepentingan politik," kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa siapapun tidak mungkin siap menghadapi bencana dengan skala seperti itu.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menjelaskan bahwa pihaknya tengah berupaya untuk membuka dua lagi gerbang perbatasan lagi dengan Suriah untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir ke negara itu.

Cavusoglu mengatakan bahwa kerusakan di sisi jalan Suriah menuju gerbang perbatasan Cilvegozu, yang hanya dibuka untuk bantuan kemanusiaan sebagai bagian dari otorisasi Dewan Keamanan PBB, menyebabkan kesulitan dalam merespons kebutuhan pasca gempa.

"Ada beberapa kesulitan dalam hal bantuan Turki dan komunitas internasional (mencapai Suriah). Untuk alasan ini, upaya sedang dilakukan untuk membuka dua gerbang perbatasan lagi," kata Cavusoglu.