Sukses

Update Korban Gempa di Turki dan Suriah: Tembus 15.500, 3 di Antaranya Warga AS

Jumlah korban tewas gempa Turki yang terjadi dekat perbatasan Suriah itu diperkirakan masih akan meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah update korban tewas gempa di Turki dan Suriah yang terjadi pada Senin 6 Februari 2023 terus bertambah. Pada Kamis (9/2/2023) siang, mengutip NBC, dilaporkan telah melonjak melewati 15.500.

Di Suriah, 2.992 kematian telah dilaporkan, dan pejabat Turki mengatakan jumlah korban di negara itu adalah 12.873. Secara keseluruhan, 15.867 nyawa melayang dalam bencana yang melukai ribuan lainnya.

Jumlah korban tewas gempa Turki itu diperkirakan masih akan meningkat.

Gempa Turki yang terjadi dekat perbatasan Suriah tersebut menjadi yang paling mematikan, sejak gempa berkekuatan 9,0 di Jepang pada tahun 2011 yang memicu tiga bencana yang menewaskan lebih dari 20.000 orang.

Setidaknya tiga warga AS termasuk di antara ribuan orang yang tewas di Turki, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri negara pimpinan Joe Biden.

Upaya putus asa untuk menyelamatkan korban terus berlanjut di Turki dan Suriah, karena kondisi dingin menghambat kemajuan di beberapa daerah.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah mengakui masalah dengan upaya bantuan setelah mengunjungi daerah yang terkena dampak pada Rabu 8 Februari.

Perang saudara dan jalan yang hancur memperlambat bantuan untuk dilanda gempa di Suriah.

Bantuan Tahap Pertama Indonesia untuk Korban Gempa Turki Tiba di Gaziantep

Sementara itu, bantuan kemanusiaan tahap pertama dari Indonesia untuk korban bencana gempa bumi di Turki tiba di Kota Gaziantep, menurut Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara.

“Presiden RI melalui Menteri Luar Negeri telah meminta agar sebagai negara sahabat dekat Pemerintah Indonesia segera mengirimkan bantuan yang dibutuhkan di daerah gempa di Turki. Ini adalah bantuan kemanusiaan dalam bentuk logistik pertama dari negara ASEAN yang tiba di lokasi bencana”, kata Duta Besar RI untuk Turki Lalu Muhamad Iqbal.

Bantuan tersebut diserahkan oleh Dubes Iqbal kepada perwakilan Bulan Sabit Merah Turki (Kizilay) pada Rabu 8 Februari pukul 13.00 waktu setempat.

Bantuan berupa bahan makanan sebanyak satu kontainer itu tiba di Kota Gaziantep setelah melalui perjalanan darat selama 34 jam dari Istanbul, yang dalam kondisi normal dapat ditempuh dalam waktu 11 jam, menurut KBRI Ankara.

“Turki adalah salah satu negara yang paling dahulu hadir saat bencana Tsunami Aceh 2004 dan bencana Palu 2018. Demikian pula saat wabah COVID-19 varian Delta pada 2021 dan Turki juga membantu obat-obatan dan ventilator meski tidak diminta oleh Indonesia," ujar Iqbal.

Saat ini, lanjut Iqbal, Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan bantuan kemanusiaan tahap berikutnya melalui koordinasi antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Luar Negeri.

Bantuan kemanusiaan tersebut mencakup pengiriman tim Medium Urban Search and Rescue BASARNAS, tim kesehatan dari Kementerian Kesehatan, personel TNI dan Polri serta bantuan lainnya yang diperlukan dan akan diberangkatkan dalam beberapa hari ke depan, katanya.

2 dari 4 halaman

Twitter Diblokir Saat Gempa Turki, Elon Musk Angkat Suara

Sementara itu, akses menggunakan Twitter telah dipulihkan di Turki, setelah sebelumnya sempat diblokir, demikian menurut perusahaan pemantauan internet Netblocks.

"Pemulihan dilakukan setelah pihak berwenang mengadakan pertemuan dengan Twitter untuk mengingatkan Twitter tentang kewajibannya pada penghapusan konten dan disinformasi," cuit perusahaan tersebut.

Sebelumnya pada Rabu kemarin NetBlocks mengatakan, pemfilteran penggunaan telah diterapkan di tingkat penyedia layanan internet dan mencegah pengguna Twitter mengakses situs media sosial tersebut.

Laporan tersebut bertepatan dengan klaim pengguna bahwa Twitter tidak dapat diakses di negara yang masih belum pulih dari gempa dahsyat.

Kepolisian Turki mengatakan bahwa mereka telah menangkap lima orang dan menahan 18 orang setelah membagikan “postingan provokatif.”

Pengguna media sosial sebelumnya mengecam pembatasan tersebut.

"Sementara semua tim penyelamat berkomunikasi dengan Twitter, sebaiknya matikan Twitter untuk membungkam perbedaan pendapat,” tulis jurnalis terkemuka Turki Fatih Altayli di akun Twitter-nya.

Aktor dan komedian Turki Cem Yilmaz men-tweet: "Apakah ada penjelasan untuk pembatasan di Twitter yang mungkin berguna untuk menyelamatkan nyawa? Sementara banyak manfaat yang jelas dirasakan tiga hari. Jika begini terus, saya menyerah."

Beberapa pengguna Twitter meminta bantuan kepada CEO Twitter Elon Musk.

Musk kemudian mentweet: "Twitter telah diberitahu oleh pemerintah Turki bahwa akses akan segera diaktifkan kembali."

3 dari 4 halaman

KBRI Berhasil Evakuasi 123 WNI di Wilayah Gempa Turki

 Tim KBRI Ankara yang dipimpin langsung oleh Duta Besar RI untuk Turki Lalu M. Iqbal berhasil melakukan evakuasi terhadap 123 warga negara Indonesia (WNI) di sejumlah wilayah terdampak gempa di Turki.

"Alhamdulillah, sesuai perintah Presiden melalu Menlu RI, tim KBRI sudah tiba di lokasi gempa untuk menyerahkan bantuan kemanusiaan dan mengevakuasi WNI yang terdampak (gempa) ke Ankara," kata Dubes Iqbal.

Dia meminta para WNI yang dievakuasi untuk memberi kabar kepada keluarga di Indonesia agar mereka tenang.

Menurut Iqbal, tim yang terdiri dari bagian Konsuler Pelindungan WNI, Atase Pertahanan dan Perbinlu (pejabat Badan Intelijen Negara) melakukan evakuasi di empat titik yang paling terdampak gempa.

Sejauh ini tim tersebut berhasil mengevakuasi sebanyak 123 orang, dari sebelumnya 104 orang, termasuk dua warga Malaysia dan satu warga Myanmar.

Adapun seorang WNI bernama Ayu Fira yang berada di Hatay, yang hingga kemarin belum dapat dihubungi, sudah berhasil ditemukan dengan selamat.

"Alhamdulillah setelah melakukan pelacakan ke lokasi tempat tinggal, Ibu Ayu Fira dan anaknya sudah kami temukan dalam keadaan selamat," ucap Bondet Suryonurwendo, Sekretaris 3 Pelindungan WNI KBRI Ankara yang memimpin tim ke Hatay.

Sementara itu, WNI bernama Nia Marlinda asal Bali dan seorang anaknya yang berusia satu tahun serta suaminya yang adalah warga Turki di Kahramanmaras ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan.

Pihak KBRI Ankara telah mengabarkan berita duka tersebut kepada pihak keluarga dan Nia akan dimakamkan di Kahramanmaras.

4 dari 4 halaman

116 WNI Tinggal di Area Terdampak Gempa Suriah, Tak Ada Korban

Sementara itu, KBRI Ankara telah melakukan berbagai langkah untuk memastikan keselamatan WNI di Turki, pun demikian KBRI Damaskus berupaya yang terbaik untuk membantu warga Indonesia di Suriah.

Melalui keterangan tertulisnya, Kamis (9/2/2023), KBRI Damaskus mencatat terdapat 836 orang WNI yang memiliki izin tinggal di Suriah. Para WNI yang tinggal di wilayah terdampak gempa tercatat sejumlah 116 orang.

"Hingga saat ini tidak ada laporan adanya WNI yang menjadi korban (gempa Turki dan Suriah)," ungkap KBRI Damaskus.

KBRI Damaskus juga menyatakan telah mengirimkan Tim Peninjau ke beberapa titik yang terdampak gempa cukup parah, antara lain Hama dan Aleppo.

Selain itu, pihak KBRI Damaskus juga mengaktifkan narahubung di wilayah Aleppo dan Latakia untuk memeriksa kondisi WNI di wilayah tersebut. Merekajuga melakukan proses identifikasi korban WNI dengan meninjau Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan di wilayah terdampak gempa.

"Saat ini, Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan pengiriman bantuan ke Suriah," ucap pihak KBRI Damaskus.

Menurut pihak KBRI Damaskus, korban gempa Turki dan Suriah masih terus bertambah.

"Setidaknya terdapat 5 titik wilayah di Suriah terdampak gempa, yaitu Provinsi Hama, Aleppo, Latakia, Idlib, dan Tartus. KBRI melakukan komunikasi intensif dengan Pemerintah Suriah terkait kebutuhan mitigasi pasca gempa dan mekanisme penyaluran bantuan bagi korban terdampak,"

Adapun Hotline KBRI Damaskus adalah (+963) 9544 44810.