Sukses

Dukung Hak-Hak Palestina, Barcelona Putuskan Hubungan dengan Israel

Selama 25 tahun, Barcelona telah menjadi sister city atau kota kembar bagi Tel Aviv dan Gaza.

Liputan6.com, Madrid - Barcelona mengumumkan pemutusan hubungan dengan Israel untuk sementara waktu. Pemicunya adalah kebijakan Israel terhadap Palestina.

Selama 25 tahun, Barcelona telah menjadi sister city atau kota kembar bagi Tel Aviv dan Gaza.

Wali Kota Barcelona, Ada Colau, yang berhaluan kiri dilaporkan menulis surat kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu (8/2/2023), untuk mengumumkan bahwa kota yang dipimpinnya akan menangguhkan hubungan sampai Israel mengakhiri pelanggaran sistematis terhadap hak asasi manusia Palestina.

"Saya telah memutuskan untuk sementara menangguhkan hubungan dengan negara Israel dan dengan institusi resmi negara itu -termasuk perjanjian kota kembar dengan Dewan Kota Tel Aviv- sampai otoritas Israel mengakhiri sistem pelanggaran terhadap rakyat Palestina dan sepenuhnya mematuhi kewajiban yang dibebankan kepada mereka oleh hukum internasional dan berbagai resolusi PBB. Kita tidak bisa diam," ungkap Colau seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (13/2).

Colau lebih lanjut menjelaskan bahwa dewan kota, yang tidak sering terlibat dalam politik internasional, mengambil keputusan tersebut setelah 100 kelompok dan lebih dari 4.000 penduduk menandatangani permintaan untuk memutus hubungan dengan Israel.

Global Justice, sebuah federasi lebih dari 100 LSM, diketahui telah mendesak Barcelona untuk mengakhiri hubungan kota kembar dengan Tel Aviv pasca serangan udara di Gaza pada Mei 2021.

Federasi menyerukan peningkatan upaya serta kontak dengan kelompok masyarakat sipil lokal untuk mengurangi kekerasan, melindungi dan membela hak asasi manusia, serta mengakhiri pendudukan.

Langkah Colau untuk memasuki politik internasional terjadi dua bulan sebelum pemilu lokal.

2 dari 3 halaman

Israel Mengutuk Keputusan Colau

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Haiat mengutuk langkah dewan kota Barcelona. Dia mengklaim itu bertentangan dengan keinginan warga Barcelona.

"Pernyataan wali kota Barcelona tentang penangguhan hubungan dengan negara Israel dan dengan kota Tel Aviv adalah keputusan yang disesalkan, yang sepenuhnya bertentangan dengan pendapat mayoritas warga Barcelona dan perwakilan mereka di dewan kota," twitnya.

Federasi Komunitas Yahudi Spanyol juga mengutuk langkah Colau, menyebutnya sebagai anti-Semitisme termutakhir.

"(Israel) adalah satu-satunya negara Yahudi di dunia. Oleh karena itu, menurut pendapat kami, keputusan ini tidak ada hubungannya dengan politik atau dengan hak asasi manusia atau dengan perdamaian. (Keputusan) ini punya nama, dan namanya adalah anti-Semitisme modern,” ungka federasi Komunitas Yahudi Spanyol.

3 dari 3 halaman

Memecah Belah Pemerintahan Koalisi

Langkah Colau juga memecah pemerintahan koalisi sayap kiri Barcelona.

Pemimpin Partai Sosialis Catalonia di Barcelona, yang juga wakil wali kota Barcelona, Laia Bonet meminta Colau untuk memulihkan hubungan dengan Tel Aviv.

"Kita harus memperkuat, bukan melemahkan, peran Barcelona di dunia," katanya.

Antonio Alonso, pakar studi internasional di CEU San Pablo University di Madrid, mengatakan bahwa hubungan Spanyol dengan Israel telah berubah dalam beberapa tahun terakhir.

"Sejak kembali ke demokrasi, pemerintah sosialis lebih bersimpati kepada Palestina, sementara yang konservatif lebih bersimpati kepada Israel," ujarnya. "Saat ini, Spanyol mengikuti kebijakan Uni Eropa yang mengakui negara Israel dan Palestina."

Pemerintah Spanyol menolak berkomentar terkait langkah Colau.

Menurut para sejarawan, orang-orang Yahudi tiba di Barcelona lebih dari 1.700 tahun yang lalu. Namun, banyak yang memutuskan pergi setelah serangan terhadap komunitas tersebut pada tahun 1391.