Sukses

Perang Rusia Vs Ukraina, NATO: Serangan Musim Semi Rusia Telah Dimulai

Sekjen NATO mengatakan bahwa kita tengah menyaksikan awal dari serangan musim semi Rusia ke Ukraina.

Liputan6.com, Belgia - Sekutu Ukraina berpacu dengan waktu untuk menghasilkan amunisi, bahan bakar, dan suku cadang dalam upaya menggagalkan babak baru serangan Rusia.

Sekjen NATO Jens Stoltenberg pada Senin (13/2/2023), kembali mendesak sekutu Barat Ukraina untuk meningkatkan dukungan militer mereka. Ketika ditanya, kapan kira-kira serangan musim semi Rusia akan dimulai, dia mengatakan, "Kenyataannya adalah kita telah melihat awalnya."

Serangan musim semi merujuk pada saat pasukan mencari momentum setelah memanfaatkan musim dingin yang buruk untuk menyegarkan kondisi kembali. Pertempuran lazimnya lebih statis selama musim dingin.

"Bagi saya, ini menyoroti pentingnya waktu. Sangat mendesak untuk memberi Ukraina lebih banyak senjata," ujar Stoltenberg di Brussels, Belgia, seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (14/2).

NATO, sebut Stoltenberg, tidak melihat tanda bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tengah mempersiapkan perdamaian. Dia menekankan pula, mempersenjatai Ukraina lebih cepat dapat menyelamatkan lebih banyak nyawa.

"Jelas bahwa kita berada dalam perlombaan logistik. Kemampuan utama seperti amunisi, bahan bakar, dan suku cadang harus segera mencapai Ukraina sebelum Rusia mengambil inisiatif di medang perang. Kecepatan akan menyelamatkan nyawa," tegas Stoltenberg.

Anggota NATO dan sekutu Ukraina lainnya dijadwalkan bertemu di markas NATO pada Selasa untuk mengumpulkan lebih banyak senjata dan amunisi.

Kemudian pada Rabu (15/2), mereka dilaporkan akan membahas pertahanan NATO di sisi timur, yang dekat dengan Rusia. Rencana untuk meningkatkan anggaran militer juga masuk dalam agenda pertemuan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pertempuran di Bakhmut

Kota Bakhmut di timur Ukraina diserang artileri berat Rusia pada Senin, saat pasukan Ukraina di sana bersiap untuk kemungkinan serangan darat.

Seorang wakil komandan batalion mengungkapkan bahwa Bakhmut telah dibentengi dan hanya orang-orang dengan peran militer yang diizinkan masuk. Warga sipil mana pun yang masih ingin meninggalkan kota harus berani menghadapi tembakan yang datang.

Bakhmut, di wilayah Donetsk, disebut-sebut merupakan tujuan utama Putin dan penembakan Rusia selama berbulan-bulan telah meninggalkan sebagian besar reruntuhannya.

"Kota, pinggiran kota, seluruh perimeter, dan pada dasarnya seluruh arah Bakhmut dan Kostyantynivka berada di bawah penembakan membabi buta," kata Wakil Komandan Batalion Soboda Ukraina Volodymyr Nazarenko.

"Setiap jalan ditembaki oleh artileri dengan brutal."

3 dari 3 halaman

Pijakan Baru bagi Rusia

Nazarenko mengatakan bahwa meskipun tidak ada pertempuran yang terjadi di pusat kota saat ini, pasukannya siap menghadapi serangan apa pun.

"Kota adalah benteng, setiap posisi dan setiap jalan di sana, hampir setiap bangunan, adalah benteng," katanya.

Perebutan Bakhmut akan memberi Putin pijakan baru di wilayah Donetsk dan kemenangan langka setelah beberapa bulan pasukannya disebut mengalami kemunduran. Serangan Rusia dipelopori oleh tentara bayaran dari Grup Wagner, yang dinilai telah memperoleh kemenangan-kemenangan kecil, tapi stabil.

Wilayah Donetsk dan Luhansk membentuk Donbas, pusat industri Ukraina. Rusia menempati sebagiannya dan diyakini ingin memenangkan kendali penuh.

"Kami menunggu mereka untuk memulai serangan besar-besaran sepanjang waktu," kata Gubernur Luhansk Serhiy Haidai.

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan fokus utama dalam agenda pembicaraan di markas NATO adalah pertahanan udara, pembentukan koalisi tank, pelatihan pasukan, dan dukungan logistik.

Dalam hari-hari terakhir, Ukraina tidak hanya mendesak bantuan tank, tapi juga jet tempur dan rudal jarak jauh agar mereka tidak hanya bertahan, namun juga dapat melawan serta merebut kembali wilayah yang hilang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.