Liputan6.com, Jakarta - Content creator Nas Daily (Nuseir Yassin) menuai kontroversi karena menyebut Bali sebagai "pulau paling putih". Konten Nas Daily mendapatkan kritikan dari netizen di Twitter dan Instagram.Â
"Saya pikir ini satir," ujar seorang pengguna Instagram terhadap video Nas Daily, dikutip Selasa (14/2/2023).Â
Advertisement
Baca Juga
Aktivis dan pebisnis Niluh Djelantik turut berkata bahwa Nas Daily mempromosikan Bali dengan cara yang menyesatkan.
"Seakan-akan Bali adalah pulau untuk orang kulit putih," ujar Niluh Djelantik dalam Instagramnya.
Tak lama setelah kontroversinya muncul di media sosial, Nas Daily menggelar acara Nas Summit di Jakarta. Dalam acara itu, ia ternyata juga mengundang podcaster Deddy Corbuzier, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.Â
"Semuanya disambut ke Indonesia yang luar biasa," ujar Sandiaga Uno dalam video singkat tersebut.
Sandiaga juga tampak antusias bisa satu panggung dengan Nas Daily di acara Nas Summit Jakarta.Â
Reaksi Nas Daily
Sejauh ini, Nas Daily masih belum menayangkan video klarifikasi atau minta maaf terkait video "Bali pulau paling putih". Ia bahkan menyebut ingin terus membahas soal ras.Â
Nas juga mengaku-ngaku ia diserang oleh para bule kulit putih, meski pada kenyataannya ia banyak dikritik netizen lokal.Â
"Orang-orang kulit putih yang tinggal di Bali marah kepada pria kulit cokelat yang memberi tahu dunia orang-orang kulit putih tinggal di Bali. Terima kasih atas komentar-komentarnya. Saya akan membuat video lain berjudul: Let's Talk About Race (Mari bicara soal ras)Â dan saya pikir itu akan menjadi sebuah percakapan luar biasa bagi kita semua," ujar Nas Daily.
Pariwisata Bali Semakin Cerah
Pada laporan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia menunjukkan kinerja positif di kuartal IV-2022. Sepanjang tahun 2022, angka pertumbuhan ekonomi secara spasial mengalami peningkatan di seluruh regional.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2022 tembus 5,01 persen secara tahunan (year on year/YoY). Secara kumulatif, ekonomi Indonesia di sepanjang 2022 tumbuh sebesar 5,31 persen.
"Secara spasial seluruh wilayah Indonesia terus menguat, pulau Jawa tumbuh sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional yaitu 5,31 persen," kata Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Q4 tahun 2022, secara daring, Senin (6/2).
Sementara, untuk  Sumatera, Kalimantan dan Bali dan Nusa Tenggara masih dibawah nasional. Kalimantan tumbuh 4,94 persen, Sumatera 4,69 persen, Bali dan Nusa Tenggara 5,08 persen.
Kendati masih di bawah nasional, untuk Bali dan Nusa Tenggara membuktikan bahwa sektor turisme sudah mulai pulih.
Kemudian, untuk wilayah Sulawesi tumbuh 7,05 persen, serta Maluku dan papua pertumbuhannya  8,65 persen dan ini sangat terbantu dengan hilirisasi dan komoditas yang tinggi.
Adapun dilihat dari segi supply, berbagai lapangan sektor usaha di Kuartal IV-2022 memang tumbuh positif, diantaranya sektor transportasi pergudangan tumbuh sebesar 16,99 persen secara yoy, diikuti oleh makanan minuman dan akomodasi 13,81 persen, termasuk sektor industri pengolahan tumbuh menggembirakan melebihi pertumbuhan ekonomi yakni 5,64 persen yoy.
"Tentunya ini diakibatkan dari mobilitas masyarakat, peningkatan kunjungan baik wisatawan dalam negeri maupun mancanegara," ujarnya.
Sementara, sisi demand dia melihat mayoritas komponen pengeluaran di kuartal IV-2022 juga tumbuh kuat, diantaranya ekspor tumbuh double digit atau 14,93 persen secara tahunan (year on year).
Pertumbuhan ekspor didukung oleh harga komoditas yang tinggi ataupun sering disebut sebagai windfall harga komoditas. Selain itu, impor tercatat juga tumbuh 6,25 persen (yoy) yang ditopang oleh impor barang modal maupun bahan baku, sehingga impor ini menjadi sektor yang produktif.
Advertisement
Turis India Jadi Wisatawan Terbanyak Kedua ke Bali Walau Tak Ada Penerbangan Langsung
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) ingin menggaet lebih banyak turis India untuk datang ke Indonesia pada 2023. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, saat ini, jumlah turis India yang datang ke Indonesia hanya 5,61 persen.
Meski begitu, India ternyata masuk dalam daftar lima besar wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia. "India, ini tanpa penerbangan langsung, sudah masuk posisi lima dari kunjungan wisatawan mancanegara dengan total 5,61 persen," ungkap Sand dalam The Weekly Press Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 6 Februari 2023.
Saat ini, wisatawan India yang datang ke Indonesia biasanya menggunakan penerbangan transit melalui beberapa negara, seperti Vietnam, Malaysia, Singapura dan Thailand. Tahun ini, pihaknya menargetkan penambahan turis India, salah satunya dengan membuka penerbangan langsung ke Indonesia.
Â
"Kami akan langsung berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan. Mereka (wisman asal India) juga sangat ingin (ada) penerbangan langsung ke Indonesia dan kita harus siap," terang Menparekraf. Ia menyebut, jumlah kunjungan wisman dari India berada urutan ke-2 di Bali, setelah Australia, pada periode 2022.
Menurut Sandi, rata-rata turis India datang ke Bali untuk menggelar pernikahan. "Jadi, ada beberapa alasan banyak orang India mau menikah di Bali. Ada kesamaan kultur dan spiritualitas. Selain itu, menikah di Bali juga jauh lebih ekonomis dan terjangkau karena kalau di India, dituntut untuk bikin pesta besar-besaran," paparnya.
Â
Turis China Juga Populer
Selain India, Sandi juga optimistis wisatawan dari China akan semakin bertambah tahun ini. Salah satu indikasinya adalah negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, dan Filipina, termasuk dalam tujuan utama para wisatawan China.
Fakta itu terungkap dalam ASEAN Touris Forum (ATF) 2023 yang berlangsung di Yogyakarta pada 2--5 Februari 2023. Sandi melihat hal itu sebagai peluang emas bagi Indonesia untuk menjaring lebih banyak wisman China.
Ditambah lagi, beberapa grup wisman China yang datang ke Indonesia pada Januari lalu ke Bali ingin kembali lagi ke Indonesia karena sangat berkesan selama berwisata di Pulau Dewata. Berbagai usaha pun akan dilakukan agar Indonesia siap menerima kedatangan wisman dari China.
"Tentunya bukan hanya berusaha menarik wisatawan dalam jumlah banyak, tapi juga mementingkan kualitas, bagaimana caranya agar mereka bisa tinggal lebih lama dan belanja lebih banyak di Indonesia," terang Sandi.
"Kita juga akan menggandeng para pelaku parekraf agar bisa menyiapkan berbagai strategi dan paket-paket baru yang menarik supaya wisatawan China ini tertarik dan punya alasan kuat untuk tinggal berlama-lama di sini dan lebih berkelanjutan," sambungnya.
Advertisement