Sukses

Taksi Terbang Bakal Beroperasi di Dubai Mulai 2026, Berapa Tarifnya?

Dubai meluncurkan taksi terbang di kota futuristik, di Semenanjung Arab itu pada tahun 2026 sebagai perencanaan ambisius untuk mencapai target “netral karbon“ pada 2050.

, DW - Dubai berencana meluncurkan taksi terbang di kota futuristik di Semenanjung Arab itu pada tahun 2026. Ini merupakan bagian dari rencana ambisius untuk mencapai target netral karbon pada 2050.

Dilansir DW Indonesia, Rabu (15/2/2023), sejak 2017 Dubai merintis upaya untuk mengoperasikan taksi terbang di kota yang sudah punya gedung tertinggi di dunia proyek-proyek futuristik lainya. Beberapa perusahaan sedang berlomba mewujudkan rencana itu dengan pesawat bertenaga listrik.

Penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum pada Minggu 12 Februari mengumumkan peluncuran proyek taksi terbang itu di Twitter. Dalam video promosinya, terlihat taksi terbang elektrik dengan enam rotor buatan Joby Aviation dari Santa Cruz, California.

Masuknya Joby Aviation, yang sebelumnya bersaing ketat dengan EHang 184 dan XPeng X2 buatan China dan Volocopter listrik buatan Jerman, memang tidak diumumkan secaera resmi. Namun, pesawat Joby itu ditampilkan di anjungan World Government Summit yang dimulai hari Senin (13/02).

"Kami senang dengan kesempatan ini dan secara aktif menjajaki kemungkinannya," kata Oliver Walker-Jones, juru bicara Joby Aviation.

Ahmed Bahrozyan, pejabat di Otoritas Jalan dan Transportasi Uni Emirat Arab RTA, mengatakan kepada stasiun radio milik negara, Dubai, bahwa semua ini baru memasuki "tahap awal" sampai pada peluncurannya.

"Kami belum menandatangani (kontrak) dengan mitra mana pun," katanya.

2 dari 4 halaman

Pembangunan Landasan

Dubai merencanakan pembangunan empat "vertiport" di Bandara Internasional Dubai, pusat kota, kawasan pulau buatan Palm Jumeirah dan kawasan Dubai Marina. Titik-titik tersebut akan mencakup dua landasan peluncuran dan empat titik pengisian taksi terbang.

"Kami percaya itu adalah area yang menarik dengan pusat bisnis dan pusat wisata yang dapat menghasilkan banyak permintaan,” kata Bahrozyan.

3 dari 4 halaman

Tarif Taksi Terbang

Bahrozyan juga menambahkan bahwa tarif taksi terbang "akan berada dalam kisaran layanan limusin di Dubai, mungkin sedikit lebih tinggi.” Otoritas transportasi RTA menggambarkan tarif layanan limusin "setidaknya 30% lebih tinggi dari tarif taksi" di kota. Saat ini taksi di Dubai memiliki tarif minimum sekitar $3,25 (Rp 49.000) dan mengenakan biaya $0,50 (Rp 7.500) per kilometer.

Taksi terbang yang akan dioperasilan akan memiliki pilot dengan empat kursi untuk penumpang di dalamnya, jadi bukan pesawat yang terbang mandiri. Namun, Bahrozyan mengatakan, tes akan dilanjutkan juga dengan taksi terbang mandiri.

Prototipe Joby dapat terbang lebih dari 240 kilometer sebelum membutuhkan pengisian. Pesawatnya bisa lepas landas dan mendarat secara vertikal, sementara rotornya miring ke depan saat terbang. Taksi terbang ini bisa mencapai kecepatan maksimum 320 km/jam.

Saham Joby Avation Inc., yang terdaftar di New York Stock Exchange, berada di $4,20 per saham sebelum perdagangan Senin 13 Februari. Pemegang saham utamanya termasuk Intel Corp., sementara Delta Air Lines yang berbasis di Atlanta juga turut berinvestasi.

4 dari 4 halaman

Target Nol Karbon

Video yang diposting oleh Sheikh Mohammed di Twitter juga menyertakan logo perusahaan Skyports Infrastructure yang berbasis di London, yang juga menyebut proyek dukungannya sebagai "vertiports". Perusahaan sudah menguji model "vertiport” di luar Parisdan bekerja sama dengan Joby. Namun, Skyports belum memberi tanggapan tentang proyek di Dubai.

Pengoperasian taksi terbang juga diharapkan bisa mengurangi kemacetan lalu lintas harian di Dubai yang semakin memburuk, dengan melonjaknya populasi menjadi lebih dari 3,5 juta orang.

Pada jam-jam sibuk, di jalan-jalan utama Dubai selalu terjadi kemacetan. Lebih dari 1,8 juta kendaraan yang terdaftar di Dubai melintasi jalan-jalan utama, belum termasuk kendaraan yang datang dari negara-negara tetangga yang turut memadati jalan.

Uni Emirat Arab juga berharap pengoperasian kendaraan listrik bisa membantu mempercepat pencapaian target ambisiusnya untuk menjadi "netral karbon" sampai 2050. Tahun ini, Uni Emirat Arab akan menjadi tuan rumah konferensi iklim PBB COP28 yang akan berlangsung menjelang akhir tahun.