Sukses

4 Orang Tewas di Selandia Baru Akibat Hantaman Topan Gabrielle

Topan Gabrielle meninggalkan kerusakan yang meluas, menyebabkan lebih dari 10.000 orang mengungsi, dan setidaknya empat orang tewas.

Liputan6.com, Wellington - Sejumlah orang di Selandia Baru masih dinyatakan hilang pasca terjangan Topan Gabrielle, yang kini telah menjauh dari negara itu. Badai tersebut meninggalkan kerusakan yang meluas, menyebabkan lebih dari 10.000 orang mengungsi, dan setidaknya empat orang tewas.

Satu di antara empat yang tewas dilaporkan adalah seorang anak. Hingga pukul 14.30 pada Rabu, 1.442 orang telah dilaporkan tidak dapat dihubungi polisi.

Beberapa bagian di North Island tetap terputus dari semua akses, listrik, dan komunikasi, membuat penaksiran kerusakan atau menjangkau mereka yang membutuhkan menjadi sulit.

Jalan dan rumah terendam banjir, sementara jalan raya utama negara bagian terputus oleh tanah longsor dan jalan ambrol.

Listrik dipulihkan ke sekitar 80.000 rumah dalam semalam, tetapi diperkirakan 160.000 tetap tanpa listrik pada Rabu malam.

Sedikitnya tiga orang tewas di kawasan Hawke's Bay. Seorang wanita tewas setelah tanah longsor menghancurkan rumahnya, seorang lagi ditemukan tewas di garis pantai, dan seorang anak ditemukan tak bernyawa di Esk Valley.

Pada Rabu malam setidaknya tujuh misi penyelamatan sedang berlangsung di wilayah tersebut, di mana ratusan orang telah diselamatkan dari atap setelah banjir menggenangi rumah mereka.

"Dalam beberapa kasus, banjir naik ke lantai dua rumah tempat orang-orang diselamatkan," kata pasukan pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Menteri Manajemen Darurat Kieran McAnulty mengatakan, tidak mengherankan jika jumlah korban tewas di wilayah tersebut terus meningkat.

"Itu tidak akan mengejutkan saya," katanya. "Jelas kami berharap itu tidak terjadi."

2 dari 3 halaman

10.500 Orang Mengungsi

Di Muriwai, Auckland, jasad petugas pemadam kebakaran ditemukan setelah dua hari pencarian. Dia hilang setelah tanah longsor menghancurkan rumah yang sedang diperiksanya.

Dengan perkiraan 10.500 orang mengungsi, pemerintah bersiap untuk gelombang besar orang yang membutuhkan akomodasi darurat atau berkelanjutan.

Mengingat jumlah daerah yang tetap tidak dapat dihubungi di North Island, angka tersebut diperkirakan akan meningkat. Jumlah orang yang terluka dan rumah yang hancur, masih belum diketahui.

"Kami sangat menyadari bahwa ini adalah proyek perumahan darurat terbesar yang pernah dilakukan negara ini," kata Menteri Perumahan Megan Woods. "Ini akan menjadi pekerjaan yang lebih besar daripada gempa Christchurch."

Kekhawatiran tumbuh untuk daerah North Island dengan komunikasi atau listrik yang terbatas, di mana pihak berwenang memiliki sedikit atau tidak ada informasi tentang pemukiman kecil dan penduduk pedesaan.

3 dari 3 halaman

Persediaan Makanan dan Air Minum Menipis

Kota Wairoa di wilayah Hawke's Bay, rumah bagi sekitar 8.600 orang, telah menjadi titik lemah komunikasi pada Selasa, dengan semua akses dan telekomunikasi terputus.

Sebuah tim pertahanan sipil di kota itu mengirimkan pesan melalui telepon satelit pada Rabu dini hari. Dia mengatakan, "Secara geografis kami terisolasi dan menghadapi tantangan berat, termasuk pasokan makanan dan air, bahan bakar dan komunikasi. Kami bekerja untuk memastikan keselamatan orang-orang."

Mereka mengatakan kota itu hanya memiliki persediaan makanan untuk satu hari dan dua air minum.

Kerusakan pada jaringan transportasi Selandia Baru sangat luas, dengan banyak rute arteri utama terputus. Di Coromandel, McAnulty mengatakan akses sangat terbatas.

Di Northland, wilayah paling utara negara itu, akses juga sangat terbatas. Tanah longsor memangkas sebagian besar jalan raya negara bagian.

Pemerintah terus mendesak warga Selandia Baru untuk mengungsi jika diperlukan dan menghindari perjalanan yang tidak perlu.