Sukses

Presiden Prancis: Rusia Harus Dikalahkan dalam Perang Ukraina, Bukan Dihancurkan Total

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Rusia harus dikalahkan dalam Perang di Ukraina.

Liputan6.com, Munich - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa Rusia harus dikalahkan dalam Perang di Ukraina.

Berbicara kepada media Prancis, Macron mendesak negara-negara Barat untuk meningkatkan dukungan militer untuk Kiev dan mengatakan dia siap untuk perang yang berlarut-larut.

"Saya ingin Rusia dikalahkan di Ukraina, dan saya ingin Ukraina bisa mempertahankan posisinya," katanya.

Tetapi, Macron menolak gagasan yang datang dari sejumlah pihak, yang menginginkan agar setelah Rusia diusir dari Ukraina, peperangan harus dilanjutkan ke wilayah Rusia sendiri dalam upaya untuk "menghancurkan" negara itu.

Komentar itu muncul ketika para pemimpin dunia berkumpul di Konferensi Keamanan Munich, yang melihat janji untuk mempercepat pasokan senjata ke Kyiv dan menjatuhkan sanksi yang lebih keras pada Moskow.

"Saya tidak berpikir, seperti yang dilakukan beberapa orang, bahwa kita harus mengincar kekalahan total Rusia, menyerang Rusia di tanahnya sendiri," kata Macron kepada surat kabar Le Journal du Dimanche, dikutip dari BBC, Minggu (19/2/2023).

"Para pengamat itu ingin, di atas segalanya, menghancurkan Rusia. Itu tidak pernah menjadi posisi Prancis dan itu tidak akan pernah menjadi posisi kami."

 

2 dari 4 halaman

Simak video pilihan berikut:

3 dari 4 halaman

Perundingan Damai sebagai Tujuan Akhir

Berbicara pada konferensi di Munich pada hari Jumat, Macron bersikeras bahwa sekarang bukan waktunya untuk berdialog dengan Moskow.

Namun dia tidak segan-segan menyebut perundingan damai sebagai tujuan akhir.

Presiden menyarankan bahwa upaya militer Ukraina, yang didukung oleh sekutu, adalah satu-satunya cara untuk "membawa Rusia kembali ke meja perundingan dan membangun perdamaian abadi".

Dia juga menolak prospek perubahan rezim di Rusia, menggambarkan upaya serupa di seluruh dunia sebagai "kegagalan total".

Terlepas dari komentar Macron, negosiasi adalah prospek yang jauh bagi para pemimpin Ukraina.

 

4 dari 4 halaman

Rusia Tidak Diundang dalam Konferensi di Munich

Pada Jumat 17 Februari, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba menyambut baik keputusan untuk tidak mengundang Moskow ke konferensi Munich.

Para pemimpin Rusia tidak boleh diundang ke berbagai meja forum selama "negara teroris membunuh, menggunakan bom, rudal, dan tank sebagai argumen untuk politik internasional", katanya.

Presiden Volodymyr Zelensky telah mengesampingkan pembicaraan segera dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, bersikeras "tidak ada kepercayaan" di antara para pihak. Dalam sebuah wawancara dengan BBC awal pekan ini, ia juga menolak gagasan menyerahkan wilayah untuk mencapai kesepakatan damai dengan Moskow.

Macron sebelumnya telah dikritik oleh beberapa sekutu NATO karena mengirimkan apa yang mereka yakini sebagai posisi yang tidak konsisten tentang Ukraina.

Juni lalu, dia dikutuk oleh Kuleba karena mengatakan sangat penting bahwa Rusia tidak "dipermalukan atas invasinya".

Kuleba pada saat itu menjawab bahwa Rusia - yang "mempermalukan dirinya sendiri" - perlu disadarkan.

Â