Liputan6.com, Damaskus - Israel melancarkan serangan udara ke Suriah, menewaskan lima orang pada Minggu (19/2/2023) waktu setempat.
"Warga sipil, termasuk dua wanita, adalah bagian korban tewas dalam serangan Israel paling mematikan di ibu kota Suriah sejauh ini," ungkap Kelompok Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah atau Syrian Observatory for Human Rights Rami Abdel Rahman seperti dikutip dari france24, Minggu.
Baca Juga
"Serangan merusak bangunan 10 lantai di dekat Pusat Kebudayaan Iran di Distrik Kafr Sousa di ibu kota, yang merupakan rumah bagi pejabat senior negara dan markas intelijen Suriah."
Advertisement
Menurut Rami, rudal lain menghantam gudang milik kelompok pro-rezim Iran dan Hizbullah di dekat Damaskus.
Kementerian Pertahanan Suriah mengonfirmasi serangan ke Kafr Sousa dan menyebutkan korban tewas lima orang, termasuk satu tentara. Sementara itu, 15 warga sipil terluka, beberapa dilaporkan dalam kondisi kritis.
"Pada pukul 00.22, Israel melakukan serangan udara dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki dengan menargetkan beberapa daerah di Damaskus dan sekitarnya, termasuk lingkungan pemukiman," ungkap Kementerian Pertahanan Suriah. "Pasukan pertahanan Suriah berhasil menembak jatuh beberapa rudal."
Israel belum memberikan komentar apapun terkait serangan ini.
Lebih dari Satu Dekade Perang
Selama lebih dari satu dekade perang di Suriah, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap tetangganya, Suriah. Tentara Suriah, pasukan Iran dan Hizbullah yang merupakan sekutu rezim Damaskus, merupakan target utama mereka.
Militer Israel jarang mengomentari operasinya di dalam wilayah Suriah, tetapi secara teratur menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, memperluas pengaruhnya ke perbatasan Israel.
Akhir tahun lalu, Kepala Direktorat Operasi Pasukan Pertahanan Israel Mayor Jenderal Oded Basiuk yang menyampaikan pandangan operasional untuk tahun 2023, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menerima Hizbullah 2.0 di Suriah.
Di Teheran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani pada Minggu mengecam keras serangan Israel.
"Serangan itu telah menyebabkan sejumlah warga Suriah yang tidak bersalah tewas dan terluka," katanya.
Konflik Suriah dimulai pada tahun 2011 dengan penindasan brutal terhadap protes damai dan eskalasi meningkat hingga menarik banyak kekuatan asing serta kelompok ekstremis global.
Hampir setengah juta orang terbunuh dan sekitar setengah dari populasi sebelum perang di negara itu telah meninggalkan rumah mereka.
Rezim Suriah Presiden Bashar al-Assad disebut menerima dukungan militer dari Rusia, Iran, dan kelompok syiah bersenjata sekutu Teheran, termasuk Hizbullah Lebanon, yang dinyatakan sebagai musuh Israel.
Advertisement