Sukses

Korban Tewas Gempa Turki dan Suriah Tembus 46 Ribu Orang, Misi Penyelamatan Selesai Kecuali di Kahramanmaras dan Hatay

Di Turki, korban tewas akibat gempa dahsyat 6 Februari 2023 telah mencapai 41.020 orang.

Liputan6.com, Ankara - Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) pada Minggu (19/2/2023) mengumumkan bahwa korban tewas akibat gempa Turki 6 Februari 2023 telah mencapai 41.020 orang. Lebih dari 13 juta orang di Kahramanmaras, Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Hatay, Gaziantep, Malatya, Kilis, Osmaniye, Elazig, dan Sanliurfa terdampak gempa magnitudo 7,8 tersebut.

Di Suriah, korban tewas gempa Turki terkonfirmasi 5.840 orang. Dengan demikian total kematian di kedua negara menjadi 46.860 orang.

"Sebanyak 19.436 personel pencarian dan penyelamatan lokal dan internasional saat ini bekerja di lapangan," kata AFAD seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, Senin (21/2).

"Tim telah mendirikan total 216.166 tenda di zona gempa yang dikirim oleh kementerian dan lembaga terkait serta negara lain dan organisasi internasional."

Kepala AFAD Yunus Sezer mengonfirmasi bahwa upaya pencarian dan penyelamatan telah diselesaikan di zona gempa kecuali di Provinsi Kahramanmaras dan Hatay.

"Kami terus menampung lebih dari 1 juta korban bencana... di kota tenda, kota kontainer, dan penginapan umum," ujarnya. "Bantuan tunai sebesar 10.000 lira Turki (sekitar Rp8 juta) telah diberikan kepada hampir 800.000 warga."

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Urbanisasi, dan Perubahan Iklim Murat Kurum mengatakan pemeriksaan pada 927.000 bangunan dari 3.520.000 di zona gempa telah selesai.

"Kami akan melakukan kampanye pembangunan perumahan bencana terbesar dalam sejarah negara kami di 11 provinsi yang terdampak gempa," tuturnya.

2 dari 2 halaman

Mengemudikan Truk dari Prancis ke Turki

Seorang wanita warga negara Prancis berdarah Turki berusia 24 tahun, mengemudikan truk ke Kahramanmaras dari Kota Lyon untuk mengirimkan bantuan kepada para korban gempa.

"Saya merasa sangat sedih ketika mengetahui berita tentang gempa," kata Gulfem Zengin kepada Anadolu di depan puing-puing di pusat Kota Kahramanmaras. "Semua teman dan anggota keluarga saya menangis."

Dia mengatakan bahwa imigran Turki telah menghubunginya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan perjalanan panjang itu ditempuhnya sendiri.

"Itu adalah sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Saya sendirian. Itu tidak mungkin bagi saya, tetapi saya pikir ini tentang membantu para korban. Ini adalah bantuan yang bisa kami lakukan. Itulah mengapa saya mengesampingkan ketakutan saya," tutur Gulfem.

Dia melakukan perjalanan dari Lyon ke Kapikule, titik penyeberangan perbatasan Turki di Provinsi Edirne di perbatasan Turki dan Bulgaria.

Membawa makanan, pakaian, obat-obatan, dan makanan hewan yang dikumpulkan dari warga negara Prancis yang lahir dari imigran Turki, Gulfem mencapai Kapikule setelah menempuh perjalanan dua hari.

Dia tiba di Kahramanmaras pada Sabtu (18/2) dan menyalurkan bantuan lewat koordinasi dengan AFAD.

"Saya tiba di Kahramanmaras dengan mengemudi cepat dan sedikit tidur. Keluarga saya bangga dengan saya. Saya mengirim video ke keluarga saya sepanjang jalan untuk memberi tahu mereka bahwa saya baik-baik saja," kata Gulfem.

Keluarga Gulfem berasal dari Yozgat dan dia sendiri tidak memiliki kerabat atau teman di Kahramanmaras.