Liputan6.com, Seoul - Militer Korea Selatan pada Senin (20/2/2023), menyebutkan bahwa Korea Utara menembakkan dua rudal balistik di lepas pantai timurnya. Sebelumnya, saudara perempuan Kim Jong Un, Kim Yo Jong, telah memperingatkan bahwa negara itu dapat mengubah Pasifik menjadi lapangan tembak.
Peluncuran teranyar ini dilakukan setelah Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang jatuh di zona ekonomi eksklusif Jepang pada Sabtu (18/2).
Media pemerintah Korea Utara, KCNA, mengonfirmasi bahwa pihaknya menembakkan dua proyektil, membidik sasaran sejauh 395 km (245 mil) dan 337 km (209 mil).
Advertisement
"Peluncur roket multipel 600mm yang dimobilisasi dalam penembakan … adalah sarana senjata nuklir taktis yang mampu melumpuhkan lapangan udara musuh," lapor KCNA seperti dikutip dari The Guardian, Senin.
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan dua rudal balistik yang ditembakkan pada Senin pagi mencapai ketinggian maksimum sekitar 100 km dan 50 km, menempuh jarak sekitar 350-400 km sebelum jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
"Serangkaian tindakan Korea Utara, termasuk peluncuran rudal balistik berulang kali, mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan komunitas internasional," tegas Kementerian Pertahanan Jepang. "Jepang mengajukan protes keras dan dengan paksa mengutuk Korea Utara."
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan akan terus mengumpulkan dan menganalisis informasi dalam kerja sama yang erat dengan Amerika Serikat (AS).
Tidak ada laporan kerusakan pesawat atau kapal terkait peluncuran dua rudal Korea Utara pada Senin pagi.
Terkait peluncuran rudal terbaru Komando Indo-Pasifik AS mengatakan, "Kami mengetahui peluncuran rudal balistik tambahan Korea Utara dan kami sedang berkonsultasi secara dekat dengan sekutu dan mitra kami."
Peringatan Saudara Perempuan Kim Jong Un
Dalam pernyataan terbarunya pasca latihan udara bersama AS dengan Korea Selatan dan secara terpisah dengan Jepang pada Minggu (19/2), Kim Yo Jong menggarisbawahi peningkatan kehadiran aset strategis AS di Semenanjung Korea.
"Kami dengan hati-hati memeriksa pengaruhnya terhadap keamanan negara kami," sebut pernyataan Kim Yo Jong. "Frekuensi penggunaan Pasifik sebagai lapangan tembak kami bergantung pada karakter aksi pasukan AS."
Kim Yo Jong menolak penilaian para ahli atas kemampuan misilnya setelah beberapa orang menunjukkan bahwa butuh waktu lebih dari sembilan jam untuk meluncurkan misil pasca perintah dari Kim Jong Un. Dia mengatakan, Korea Selatan bahkan tidak menerbangkan pesawat pengintai pada saat peluncurannya.
"Kami telah memiliki teknologi dan kemampuan yang memuaskan dan sekarang akan fokus pada peningkatan kuantitas kekuatan mereka," ujarnya.
Peluncuran rudal pada Senin adalah uji senjata besar ketiga Korea Utara tahun ini setelah Pyongyang mengancam tanggapan yang tegas dan kuat yang belum pernah terjadi sebelumnya atas rencana latihan militer tahunan Korea Selatan dan AS.
Â
Advertisement