Liputan6.com, Jakarta - Di akhir tahun 1800, hidup seorang perempuan Indonesia dengan berbagai ide revolusionernya. Dengan keberaniannya ia mendobrak larangan bersekolah bagi perempuan dan pantang mundur memperjuangkan hak para perempuan untuk menempuh pendidikan dasar.
Ia adalah Raden Adjeng Kartini. Sejak dulu hingga kini, semangat juang dan keberaniannya masih terus diperingati setiap tahun pada tanggal 21 April, di Hari Kartini.
Meneruskan jiwa pahlawan Kartini, mengutip sejumlah sumber, Jumat (21/4/2023), berikut ini 8 perempuan Indonesia yang mendobrak segala batasan dan terus berkontribusi dalam memperjuangkan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Tanah Air:
Advertisement
1. Sri Mulyani - Menteri Keuangan Pertama dan Satu-satunya
Sri Mulyani Indrawati, akrab dipanggil Sri Mulyani, merupakan perempuan pertama dan kedua terlama yang menjabat posisi Menteri Keuangan Indonesia. Saat ini pun, ia masih menjabat posisi tersebut dan masih pula menjadi satu-satunya perempuan yang dipercaya mengemban tanggung jawab tersebut.Â
Dalam masa jabatannya, ia berhasil membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 6.3 persen pada tahun 2007 dikutip dari Country Economy, angka terbesar setelah krisis finansial yang melanda Asia pada tahun 1997, serta meningkatkan cadangan devisa negara menjadi $50 miliar – jumlah tertinggi sejauh ini.
Seluruh dunia mengakui kemampuan Sri Mulyani ketika ia ditunjuk untuk menjadi Managing Director dan Chief Operating Officer di World Bank pada 2010. Berbagai media memuat prestasinya, salah satunya majalah Forbes 2014 yang menempatkan Sri Mulyani pada urutan ke 38 dalam daftar perempuan paling berpengaruh di dunia.
Â
2. Butet Manurung - Pendidik dan Aktivis HAM
Saur Marlina Manurung, biasa dikenal Butet Manurung, adalah co-founder dan direktur di Institusi Sokola - organisasi non-profit yang berfokus pada pengedukasian anak-anak suku dalam di wilayah pedalaman Indonesia.
Manurung meninggalkan kemewahan dan kenyamanan di kota asalnya dan pergi ke pedalaman hanya untuk mendidik anak-anak suku dalam menulis, membaca, berbicara, dan mempelajari berbagai mata pelajaran dengan tetap menghormati budaya suku mereka.
Karya tanpa pamrihnya diakui secara global, dan dia menerima Penghargaan Magsaysay 2014 yang juga dijuluki sebagai the Asian Nobel Peace Prize dan penghargaan Time Magazine’s Heroes Of Asia pada tahun 2014.
3. Chaya Keswani - Juara Binaraga dan Pelatih Olahraga
Berhasil mendobrak industri binaraga dan kebugaran yang didominasi pria, Chaya Keswani, banyak memenangkan kompetisi binaraga internasional, memperoleh posisi 3 teratas dalam kompetisi IFBB Australasia pada tahun 2018, menduduki posisi 6 besar di festival olahraga Arnold Classic pada tahun 2017, dan masih banyak lagi.
Di waktu senggangnya, Chaya bekerja sebagai pelatih fitness. Selain itu, ia juga bekerja sebagai instruktur kebugaran, ia juga menjadi guru kelas Bollywood Zumba. Chaya juga rajin memberikan tip dan trik seputar binaraga dan clean eating di halaman Instagram-nya secara cuma-cuma.
Â
Advertisement
4. Putri Tanjung - Staf Khusus Presiden Termuda
Masyarakat Indonesia pasti sudah familiar dengan nama satu ini. Putri Tanjung berhasil membangun citranya dan membuktikan kemampuannya sebagai staf khusus Presiden termuda di masa kepemimpinan Presiden Jokowi. Di usia 23 tahun, Putri Tanjung dipilih mengemban posisi tersebut dengan harapan dapat memberikan pendampingan dan saran terkait inovasi dan minat milenial.
Selain menjadi bagian dari staf khusus Presiden, Putri juga merupakan Kepala Manager CXO Media, platform media online, dan juga merupakan founder dari program talkshow Creativepreneur. Selain itu, ia juga menjadi host dalam acara podcast Ngobrol Sore Semuanya yang dengan tema diskusi self-care.
5. Alexandra Asmasoebrata - Pembalap Mobil Perempuan Pertama Indonesia
Alexandra Asmasoebrata berhasil mendobrak dominasi laki-laki di dunia balap mobil dan menjadi perempuan pertama yang berhasil berkarir dengan profesi tersebut.
Sejak debut di umur 12 tahun sebagai pembalap GoKart 60cc dan memenangkan pertandingan pertamanya, Alexandra terus meraih kemenangan lainnya seperti di National Kart Championship pada tahun 2005, peringkat 13 World Championship Junior Rotax Max, dan bahkan mampu meraih peringkat tujuh dan delapan pada Formula Campus Championships di Sirkuit Goldenport Motorpark Beijing, China.
Perempuan 32 tahun ini mendapat penghargaan di Museum Rekor Dunia Indonesia pada 21 April 2007, bertepatan dengan Hari Kartini.
6. Moorissa Tjokro - Insinyur Perangkat Lunak Autopilot Tesla
Lulusan jurusan sains data, Moorissa Tjokro, adalah satu-satunya perempuan asal Indonesia yang bekerja menjadi insinyur perangkat lunak autopilot di Tesla di usianya yang baru menginjak 26 tahun. Dalam wawancaranya dengan Kompas, Moorissa mengakui bahwa tidak mudah baginya untuk mencapai titik tersebut.
Moorissa juga masuk dalam nominasi pada penghargaan Helen Grenga pada tahun 2014 sebagai insinyur terbaik semasa universitas. Moorissa juga sempat bekerja sebagai peneliti di NASA selama satu tahun.
Â
Â
7. Dian Mirza - TV Presenter Peraih Penghargaan dan Pengusaha
Di kalangan presenter, nama Dian Mirza tentu cukup populer. Ia memulai karirnya di bidang jurnalistik dengan menjadi seorang reporter dan presenter TV di stasiun TV RCTI. Dengan kemampuannya dalam membawakan berita dengan baik, jelas, dan akurat ia menjadi semakin dikenal publik dan dengan cepat kepopulerannya pun melejit.
Setelah bekerja sebagai jurnalis selama 10 tahun, Dian meraih penghargaan di penghargaan Panasonic Gobel di tahun 2017 sebagai Presenter Berita TV Terbaik, yang menjadi pembuktian atas kerja keras dan dedikasinya.
Belakangan, ia disibukkan dengan usahanya dan beberapa kali ia juga menjadi pembawa acara dan moderator, Dian Mirza juga seorang ibu. Ini membuktikan perempuan bisa melakukan pekerjaan seberat dan sebanyak apa pun.
8. Hillary Brigitta Lasut - Anggota Parlemen Termuda
Usia 23 tahun, Hillary Brigitta Lasut sudah ditunjuk untuk menjadi anggota parlemen untuk tahun 2019-2024 dan menjadi anggota perempuan parlemen termuda. Dalam kampanyenya Hillary mengangkat isu malpraktik dan HAM, diantaranya ialah permasalahan narkoba dan perdagangan manusia.
Hillary sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia politik sejak masa pendidikan. Hillary lulus dari jurusan hukum Universitas Pelita Harapan dan meraih gelar master hukum internasional dari Washington University.
Belakangan ia sibuk mengembangkan kampanye anti-bullying-nya yang merupakan bentuk dukungan kepada seluruh perempuan di Indonesia dan juga menjadi ajang bagi Hillary untuk mulai mengumpulkan suara untuknya nanti di ajang pemilihan mendatang.
Advertisement