Sukses

Joe Biden Colek Vladimir Putin: Nafsu Berkuasa Anda Akan Gagal, Ukraina Bakal Menang

Dalam pidatonya, Biden menyebut nama Putin 10 kali. Sementara itu, Putin dalam pidatonya yang berlangsung selama satu jam 45 menit, tidak sekalipun menyebut nama Biden.

Liputan6.com, Warsawa - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bersumpah dalam pidato berapi-apinya pada Selasa (22/2/2023), untuk terus mendukung Ukraina saat memasuki tahun kedua perang. Biden berulang kali mencela Presiden Rusia Vladimir Putin dan berjanji AS tidak akan goyah, bahkan ketika konflik memasuki fase baru yang lebih tidak pasti.

Biden menyampaikan pidatonya jelang peringatan setahun perang Ukraina di Royal Castle, Polandia, setelah sehari sebelumnya, presiden AS itu membuat lawatan "dadakan" ke Ukraina.

"Satu tahun yang lalu, dunia bersiap untuk jatuhnya Kyiv. Saya baru saja datang dari kunjungan ke Kyiv dan saya dapat melaporkan bahwa Kyiv kuat. Kyiv berdiri dengan bangga, berdiri tegak dan yang terpenting, berdiri bebas," kata Biden di hadapan kerumunan orang, yang banyak di antaranya mengibarkan bendera AS. Demikian seperti dikutip dari CNN, Rabu (22/2).

Dengan kata-kata yang sangat tajam, Biden menuduh Putin melakukan kekejaman di Ukraina, termasuk mengebom fasilitas umum, dan mengatakan upayanya untuk menaklukkan negara yang berdaulat tidak akan berhasil.

"Nafsu Presiden Putin akan tanah dan kekuasaan akan gagal," katanya.

Dalam pidatonya, Biden menyebut nama Putin 10 kali. Sementara itu, Putin dalam pidatonya yang berlangsung selama satu jam 45 menit, tidak sekalipun menyebut nama Biden.

Gedung Putih telah membantah bahwa pidato Biden merupakan tandingan atas pidato Putin, di mana presiden Rusia itu mengatakan bahwa Ukraina dan sekutu Barat-nya yang memulai perang.

"Barat tidak merencanakan untuk menyerang Rusia," tegas Biden.

Ukraina, sebut Biden, tidak akan pernah menjadi kemenangan bagi Rusia.

2 dari 3 halaman

Dukungan untuk Ukraina Tak Tergoyahkan

Dalam pidatonya, Biden menuduh Putin melakukan kekejaman dan berusaha membuat dunia kelaparan dengan mencegah ekspor biji-bijian Ukraina.

"Ketika Presiden Putin memerintahkan tank untuk meluncur di Ukraina, dia mengira kami akan terguling. Dia salah," kata Biden.

Pada pertemuannya dengan Presiden Polandia Andrzej Duda Selasa pagi, Biden menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan kawasan.

Dia berterima kasih kepada Duda atas komitmen negaranya untuk mendukung rakyat Ukraina, menyebut hubungan antara kedua negara "kritis, kritis, kritis". Biden mengatakan, dia yakin Ukraina berada dalam posisi yang lebih baik daripada sebelumnya dan meminta negara-negara NATO untuk "tetap fokus dan fokus".

"Saya memperjelas bahwa komitmen AS adalah nyata dan setahun kemudian saya berpendapat bahwa NATO lebih kuat dari sebelumnya," ungkap Biden.

"Dengan bangga saya dapat mengatakan bahwa dukungan kami untuk Ukraina tetap tak tergoyahkan."

Biden mengumumkan pada Senin (20/2) bahwa dia akan bergabung dengan negara-negara Eropa dalam mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia dan meluncurkan paket bantuan keamanan lain ke Ukraina selain dari puluhan miliar yang telah diberikan tahun ini.

3 dari 3 halaman

Bertemu 9 Pemimpin NATO

Presiden Biden dijadwalkan akan bertemu dengan para pemimpin sembilan negara di sayap timur NATO pada Rabu.

Berdasarkan Pasal 5, anggota NATO berjanji untuk membela anggota lain yang diserang. Biden mengatakan komitmen AS baik untuk aliansi maupun Pasal 5 sangat kuat.

"Setiap anggota NATO mengetahuinya dan Rusia juga mengetahuinya - serangan terhadap satu orang adalah serangan terhadap semua," ungkap Biden seperti dilansir BBC.

Sementara itu, setelah Biden, giliran Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengunjungi Ukraina pada Selasa. Itu merupakan perjalanan pertamanya ke Ukraina.

Mengunjungi Kota Bucha dan Irpin, di mana pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil, Meloni menegaskan bahwa Ukraina dapat mengandalkan Italia.

"Kami telah bersama Anda sejak awal dan kami akan selalu bersama Anda sampai akhir," ujarnya.

Â