Liputan6.com, Ankara - Di Antakya, Turki, seorang sopir mengisahkan betapa luar biasa akibat gempa 6 Februari 2023. Fatih Baskurt (35) menggambarkan, belum pernah dia menyaksikan langsung mayat yang begitu banyak untuk ditangani selama 11 tahun berprofesi sebagai sopir mobil jenazah di Kota Manisa.
Antakya, distrik terpadat di Hatay, adalah salah satu daerah yang terdampak gempa paling parah.
Salah satu kisah yang diungkap Baskurt adalah penemuan jasad di kompleks mewah Ronesans Rezidans di Ekinci, Antakya. Baskurt berada di tempat kejadian segera setelah misi penyelamatan dimulai.
Advertisement
"Jenazah satu keluarga beranggotakan empat orang ditarik keluar (dari puing-puing). Mereka semua saling berpelukan. Rambut sang ibu menutupi anak-anaknya," ungkap Baskurt seperti dikutip dari TRT World, Minggu (26/2/2023). "Sangat memilukan melihatnya."
Di Antakya, Baskurt memimpim tim yang membawahi enam ambulans.
"Sejauh ini, kami telah mengangkut sekitar 400 jenazah," katanya.
Antakya telah menyerupai zona perang di mana seolah sisa-sisa pengeboman terlihat nyata, dengan lubang-lubang menganga dan gundukan puing menggantikan gedung-gedung perumahan yang dulu tersebar.
Jenazah Tak Dikenal
Baskurt menjelaskan bahwa jenazah korban gempa dapat diserahkan kepada kerabat setelah autopsi dan pengambilan foto oleh polisi selesai. Sementara itu, kantor kejaksaan akan menyimpan catatan sidik jari dan sampel DNA.
"Kerabat harus memberikan semacam bukti untuk mengklaim kematian seseorang. Seringkali mereka menunjukkan tato atau mengidentifikasi dengan anting atau pakaian dan lain-lain," ujar Baskurt.
Yang paling mengenaskan, menurut Baskurt, adalah saat-saat dia harus mengangkut jenazah yang tidak diklaim.
"Terkadang, saya satu-satunya selain imam (yang menyalati) dan pengemudi lain menawarkan diri. Itu sangat menyedikan," tutur Baskurt.
Setelah autopsi dan proses lainnya selesai, Baskurt dan rekan-rekannya akan membawa jenazah ke tempat peristirahatan terakhir mereka di Narlica. Menurut otoritas Provinsi Denizli, lebih dari 4.000 orang telah dimakamkan di sana.
Kuburan massal itu sendiri sederhana, di mana masing-masing hanya ditandai papan kayu.
Dilansir Al Jazeera, korban tewas akibat gempa di Turki dan Suriah dilaporkan telah melampaui 50.000 orang. Di Turki, menurut Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD) terdapat 44.218 angka kematian, sementara jumlah korban tewas terakhir yang diumumkan di Suriah adalah 5.914 orang.
Advertisement