Sukses

2 Sahabat di AS Ciptakan Kayak Ramah Lingkungan, Bantu Kurangi Limbah Plastik

Perusahaan Outdoor Osiris merakit kayak terbuat dari 30 kg plastik daur ulang.

Liputan6.com, North Carolina - Kegiatan outdoor biasanya lekat dengan produk yang terbuat dari bahan yang mampu berkontribusi pada kerusakan lingkungan, salah satunya plastik.

Dilansir dari Mental Floss, Rabu (1/3/23) salah satu cara untuk membantu mengurangi kerusakan lingkungan adalah dengan memilih barang yang terbuat dari plastik daur ulang.

Lewat permasalahan ini, pendiri Osiris Outdoor, Robert Turner dan Wes Smith yang biasanya melakukan aktivitas air, merancang sebuah kayak ramah lingkungan dengan harga yang terjangkau.

Kayak ini terbuat dari sekitar 60 pon (setara dengan 27,2 kg) plastik Polietilen daur ulang.

Turner dan Smith adalah penggemar aktivitas outdoor dan meraih sarjana gelar teknik dari North Carolina State University. Turner bekerja di bidang desain sipil, sementara Smith bekerja di bidang manufaktur. 

Turner mengatakan kepada Mental Floss bahwa gagasan awal untuk mengembangkan kayak yang ramah lingkungan, bukan hanya karena hobi mereka sendiri, tetapi juga karena kesadaran mereka akan tingkat sampah plastik yang berlebihan di Amerika Serikat.

Bahkan sampah yang biasa dibuang ke sektor daur ulang, tidak pernah benar-benar didaur ulang.

“Salah satu penyebab di balik masalah itu adalah tidak ada insentif dari produsen untuk membeli atau menggunakan plastik daur ulang dibandingkan plastik biasa yang lebih murah,” kata Turner.

“Saya dan Wes ingin membantu mengubah narasi tersebut dengan menciptakan produk yang berkualitas dan modern,”

Dalam waktu 12 jam setelah meluncurkan kampanye mereka, Turner dan Smith berhasil mencapai tujuan untuk mengumpulkan US$ 20.000 atau sekitar Rp300 juta agar kayak itu tersedia di pasar.

2 dari 3 halaman

Kualitas dan Desain dari Kayak Reprisal

Mengenai kualitasnya, plastik daur ulang sudah menjalani uji kekuatan dan dampak di laboratorium Ilmu dan Teknik Material NC State, dan hasilnya dapat dibilang bekerja baik -- dalam beberapa kasus, bahkan lebih baik daripada plastik non-daur ulang lainnya.

Dilengkapi dengan desain lapisan warna hitam matte, yang menurut Turner tampak lebih modern dan menambahkan "elemen kamuflase” pada kayak.

Selain itu, Kayak Reprisal menawarkan sejumlah fitur lain yang bermanfaat bagi seluruh pecinta aktivitas kayak.

Ada untuk alat pancing, penyangga kaki yang dapat disesuaikan, beberapa kompartemen penyimpanan—termasuk lubang palka kedap air yang ideal untuk ponsel, dan masih banyak lagi. 

Kayak sepanjang tiga meter dan seberat 30 Kg ini juga mirip seperti kapal ponton dalam segi ketahanannya terhadap terbalik.

“Hal ini membuat mudah untuk mendayung, memancing, dan bahkan berdiri di kayak kami tanpa takut terjatuh.”

3 dari 3 halaman

Infrastruktur Daur Ulang Sampah Plastik di Indonesia

Bicara soal limbah plastik, yang dihasilkan Indonesia mencapai 66 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 3,2 juta ton terbuang ke laut, sementara dari jumlah tersebut hanya 10 persen yang berhasil didaur ulang.

Menurut Zul Martini Indrawati, General Manager Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) mayoritas tipe plastik yang banyak didaur ulang adalah tipe Polyethylene terephthalate(PET).

"Jika melihat jumlah persentase dari total sampah secara nasional, plastik PP menyumbang 31 persen dari semua produk plastik di Indonesia dan PET hanya menyumbang 12 persen dari jumlah tersebut, sehingga infrastruktur daur ulang sampah plastik khususnya PP dan MLP masih dibutuhkan," ujar Zul Martini.

Sementara itu, dibeberkannya juga bahwa kolaborasi antar pihak dalam pembangunan infrastruktur daur ulang plastik Indonesia bisa mempercepat penanganan sampah plastik.

Komitmen banyak pihak yang terintegrasi dari hulu ke hilir dalam rangka penanggulangan bahaya sampah plastik di Indonesia sangat dibutuhkan pihak dari hulu ke hilir. Di hulu, transparansi peta jalan pengurangan sampah oleh produsen juga semakin hari mulai terlihat adanya keterbukaan.