Liputan6.com, Moskow - Seorang pelajar menengah atas di Moskow, Rusia menembak mati seorang guru dan polisi, lalu menyandera 20 siswa lainnya di ruang kelas sebelum akhirnya ditangkap dan ditahan.
Peristiwa tersebut terjadi pada 3 Februari 2014, satu hari sebelum pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Rusia.
Mengutip CNN, penembakan di Rusia terbilang jarang terjadi.
Advertisement
Pada kasus ini, Komite Investigasi Rusia menjelaskan bahwa pelaku memasuki wilayah sekolahnya di Moskow Utara dengan membawa senapan lalu ia menyandera beberapa siswa dan seorang guru biologi.
Insiden kelam sembilan tahun lalu itu terjadi di Sekolah No.263, sekitar tengah hari. Seorang siswa bersenjata, Sergei Gordeyev, menerobos masuk melewati satpam yang telah membunyikan alarm tanda bahaya.
“Ketika menuju kelas, penembak tersebut sempat melukai seorang guru yang pada akhirnya meninggal,” jelas seorang pengurus Badan Intelijen Federal Rusia.
“Petugas polisi tiba di sekolah. Saat petugas memasuki bangunan sekolah, penembak kembali menembakkan peluru, melukai salah seorang (petugas) dan membunuh satunya,” tambahnya.
Seluruh sandera diketahui berhasil diselamatkan dan pelaku berumur 15 tahun itu (9 tahun lalu) sudah ditahan.
Penembakan sekolah itu terjadi ketika Rusia tengah mempersiapkan Olimpiade Musim Dingin, saat itu Rusia terpilih menjadi tuan rumah.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut tragedi ini sebagai insiden “tragis”, dikutip dari BBC.
Menanggapi tragedi ini, Wali Kota Moskow memberikan instruksi untuk pengecekan kembali sistem keamanan sekolah. Dengan sistem keamanan sekolah yang dimaksimalkan, kejadian serupa diharapkan tidak lagi terjadi.
Motif Penembakan yang Tidak Jelas
RIA Novosti, agensi berita Rusia, mengatakan bahwa motif di balik penyerangan tersebut belum jelas.
Sedangkan, Russia 24, saluran berita negara, mengatakan bahwa motif di balik penembakan tersebut adalah permasalahan antara siswa penembak dan seorang guru geografi. Guru geografi tersebut bukanlah guru yang tewas tertembak ataupun sandera lainnya.
Dikatakan juga bahwa sang pelaku adalah seorang siswa pintar yang sering mendapatkan nilai A.
Kasus penembakan ini ramai diberitakan. Pada salah satu pemberitaan di televisi, terlihat tempat tinggal pelaku terkepung oleh rombongan petugas polisi dan kendaraan darurat kebakaran.
Negara juga memperlihatkan kesungguhan mereka dalam menanggulangi peristiwa tersebut. Petugas polisi yang terluka dievakuasi dari wilayah sekolah menggunakan helikopter darurat kementerian.
Media mengatakan bahwa senapan laras kecil yang digunakan siswa tersebut terdaftar atas nama ayahnya.
Dilaporkan bahwa terdapat 11 peluru yang ditembakkan oleh pelaku.
Dalam upaya penyelamatan para sandera, sang ayah dipanggil untuk berbicara dengan pelaku. Memakan waktu selama 15 menit untuk meyakinkan pelaku agar melepaskan para sandera.
Terkait hal tersebut, CNN belum memverifikasinya secara independen.
Advertisement
Tragedi Kelam Menjelang Olimpiade Musim Dingin 2014
Sembilan tahun lalu, dunia sedang menaruh perhatiannya pada Rusia, yang menjadi tuan rumah di ajang perlombaan internasional bergengsi.
XXII Olympic Winter Games di Rusia diselenggarakan pada tanggal 7 sampai 23 Februari 2014. Ajang yang seharusnya dibuka dengan perasaan gembira dan perayaan meriah.
Malangnya, tragedi kelam ini justru terjadi selang beberapa hari, lebih tepatnya 4 hari, sebelum dimulainya olimpiade musim dingin.
Pengeboman di Volgograd beberapa bulan sebelumnya sudah cukup membuat Rusia semakin memperketat keamanan, di tambah dengan tragedi lainnya.
Pertandingan Olimpiade dilaksanakan di Sochi, dan secara besar-besaran operasi keamanan terus ditingkatkan, terutama di sekitar Black Sea.
Saat itu, segala sumber daya dikerahkan Rusia demi kelancaran pelaksanaan olimpiade. Ajang tersebut dipandang sebagai proyek andalan Putin, oleh karena itulah tidak boleh ada kesalahan sedikit pun dalam penyelenggaraannya.
Penembakan di Sekolah Des Moines AS, 2 Siswa Tewas
Kasus penembakan di sekolah lainnya baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat.
Penembakan kembali terjadi di AS, kali ini di ibu kota Iowa, Des Moines.
"Penembakan Des Moines menyebabkan 2 siswa tewas, pendiri program pendidikan dalam kondisi serius," kata polisi seperti dikutip dari CNN, Selasa (24/1/2023).
Pembakan di AS kali ini terjadi di sebuah educational program (program pendidikan) untuk remaja berisiko di Des Moines, Iowa, menyebabkan dua siswa tewas dan pendiri program tersebut terluka parah, kata pihak berwenang
"Pada Senin siang pukul 12.53, polisi dan petugas pemadam kebakaran menanggapi laporan penembakan di 455 SW 5th Street, yang menampung organisasi nirlaba bernama Starts Right Here," kata polisi Des Moines dalam rilis berita.
Mereka menemukan korban penembakan, yang dibawa ke rumah sakit. Nama-nama korban tewas tidak dirilis.
Sejauh ini pihak kepolisian tidak mengidentifikasi orang yang terluka tetapi Wali Kota Des Moines Frank Cownie mengatakan itu adalah presiden program Starts Right Here dan artis hip hop R&B Will Holmes, juga dikenal sebagai "Will Keeps." Polisi mengatakan dia dalam kondisi serius.
"Polisi mendapat gambaran tentang kendaraan yang terkait dengan penembakan tersebut dan menghentikan lalu lintas sekitar 20 menit setelah penembakan, dua mil jauhnya," ungkap Sersan Polisi Paul Parizek pada konferensi pers.
"Dua orang tetap di dalam kendaraan dan satu lainnya keluar lalu lari," kata Parizek. Polisi menemukan tersangka dengan anjing pelacak, katanya lagi.
Parizek tidak mengidentifikasi para tersangka atau mengatakan apakah mereka telah didakwa. "Kami mendapati dua orang tewas, jadi kami melihat dakwaan yang paling serius," katanya.
Sejauh ini motifnya juga belum dirilis polisi.
"Insiden itu pasti ditargetkan," kata Parizek. "Itu tidak acak. Tidak ada yang acak tentang ini. Itu pasti insiden yang ditargetkan."
Advertisement