Sukses

Sidak Kuak Penjara Mewah Filipina: Ada AC, Kuda hingga Studio Musik

Petugas menemukan berbagai temuan yang janggal dalam sidak di penjara, mulai dari senjata mematikan hingga hewan.

Liputan6.com, Manila - Penggeledahan atau sidak di penjara dengan kapasitas narapidana terbesar di dunia, New Bilibid Prison (NBP), Filipina membongkar banyak hal. Narapidana yang kaya di luar, bisa hidup nyaman di penjara.

Sidak terakhir diadakan pada Oktober 2022, setelah adanya kasus pembunuhan jurnalis bernama Percival Mabasa, yang diduga dibunuh atas perintah kepala penjara Gerald Bantag.

Bantag telah membantah tuduhan tersebut dan hingga kini masih belum ada kasus yang dibawa ke pengadilan. Namun, kasus ini membuat pengelolaan penjara negara menjadi sorotan.

Mengutip The Guardian, Jumat (3/3/2023), dalam sidak petugas menemukan berbagai temuan yang janggal, mulai dari senjata mematikan hingga hewan. Adapun temuan tersebut juga termasuk alkohol, obat-obatan terlarang, dan bahan perjudian. Sejumlah kuda, unggas buruan, dan ular sanca juga ditemukan tinggal di kompleks penjara.

Sidak penjara yang dilakukan sebelumnya pada 2014, telah mengungkap berbagai fasilitas yang tersedia bagi orang kaya. Pihak berwenang menemukan sel penjara bak vila mewah yang dilengkapi jacuzzi, TV, bar, mainan seks, dan obat-obatan tersedia untuk beberapa narapidana.

Bahkan, seorang narapidana kasus berat, ditemukan memiliki studio musik yang dibangun dalam ruangan di penjara New Bilibid, di mana dia menghabiskan waktu untuk merekam lagu-lagu cinta, bahkan merilis album yang kemudian terjual 15.000 eksemplar.

2 dari 5 halaman

Rusaknya Sistem Penjara Filipina

Penjara New Bilibid didirikan pada 1940 di Muntinlupa, Filipina. Penjara ini sebelumnya digunakan sebagai kamp interniran untuk menampung personel militer dan warga sipil selama periode pendudukan Jepang.

Penjara ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia berdasarkan jumlah narapidana yang melampaui kapasitas. Walau penjara ini hanya memiliki kapasitas 6.000, namun kini terdapat 29.000 narapidana yang berada di dalamnya. 

"Di situlah semua masalah muncul. Di sel yang bagus untuk katakanlah 10 orang, akan ada 100 narapidana, dan hanya akan ada satu petugas penjara," ujar profesor kriminologi dan peradilan pidana di Southern Illinois University Raymund Narag. 

Narag sendiri telah menghabiskan waktu selama lebih dari enam tahun di penjara, hingga pengadilan memutuskan bahwa dia merupakan korban tuduhan. Sejak itu, ia menjadi ahli dalam reformasi penjara.

Narag mengungkapkan, untuk mencegah agar tidak terjadi kekacauan, petugas penjara dan narapidana mengembangkan struktur mereka sendiri untuk mengelola kehidupan sehari-hari di penjara.

Hierarki narapidana pasti terdapat di seluruh penjara, dan mereka pun mengambil berbagai peran dan posisinya masing-masing. Bahkan tugas paling dasar di penjara, yakni mengamankan kunci, diserahkan oleh petugas ke narapidana. 

"Merekalah yang mengabsen para narapidana, merekalah juga yang menjaga kebersihan sel," tambah Narag.

3 dari 5 halaman

Kaya di Luar, Kaya di Dalam

Narapidana juga diperbolehkan menerima barang dari luar, seperti obat-obatan, makanan atau pakaian. Narag menjelaskan bahwa berarti ada lapisan perdagangan di seluruh penjara.

"Jika Anda seorang tukang reparasi sepatu di luar, maka Anda bisa melakukan reparasi sepatu untuk petugas penjara atau narapidana dan pengunjungnya saat berada di dalam. Dan Anda dapat menghasilkan uang dari itu, dan Anda dapat mengirimkannya ke rumah untuk menghidupi keluarga Anda sendiri," katanya.

Sistem seperti itu memiliki beberapa manfaat, termasuk mengurangi risiko narapidana terjerat hukuman kembali. Tetapi di saat yang bersamaan, batasan dalam penjara juga semakin menghilang.

Staf menjadi tergantung pada narapidana untuk struktur kepemimpinan mereka, dan bahkan menjadi anggota geng mereka. Dengan narapidana yang dapat menghasilkan uang di dalam, mereka dengan mudah melakukan suap kepada petugas, termasuk untuk mengizinkan barang terlarang seperti telepon, atau bahkan akses sel ber-AC.

"Jika Anda kaya di luar, Anda juga akan sangat kaya di dalam," kata Narag.

4 dari 5 halaman

Kondisi Menyedihkan di Penjara

Namun, bagi sebagian besar narapidana, kondisinya menyedihkan.

Pada 2019, seorang petugas medis dari rumah sakit Penjara New Bilibid mengatakan sekitar 5.200 narapidana meninggal setiap tahun karena kepadatan, penyakit, dan kekerasan.

"Kondisi di sel penjara, di mana orang ditahan setelah penangkapan, sangat mengkhawatirkan. Di sinilah banyak terjadi penganiayaan, penyiksaan, bahkan terkadang [terhadap] anak-anak," kata peneliti senior di divisi Asia dari Human Rights Watch Carlos Conde. 

Aturan di penjara pun menjadi semena-mena. 

Fides Lim, perwakilan dari Kapatid, kelompok dukungan untuk keluarga dan teman tahanan politik, mengatakan kerabat yang telah melakukan perjalanan jauh untuk mengunjungi keluarga mereka dapat ditolak masuk tanpa penjelasan. Bahkan, pengacara terkadang juga tidak diizinkan untuk menemui klien.

Makanan yang dibawa keluarga pun terkadang dapat ditolak atau dihancurkan selama penggeledahan.

"Mereka dapat ditahan selama bertahun-tahun, beberapa di antaranya bahkan hampir satu dekade, karena sistem peradilan sangat lambat. Perlakuan seperti itu adalah kekejaman yang luar biasa," ungkap Fides. 

5 dari 5 halaman

Perlunya Penegakan Hukum

Menteri Kehakiman Filipina Jesus Crispin Remulla mengakui bahwa sektor penjara menghadapi banyak tantangan dan menjanjikan reformasi. Itu termasuk mengurangi hukuman bagi narapidana termiskin, dan menaikkan standar yang harus dipenuhi jaksa untuk mendakwa seseorang di depan pengadilan.

Sejak Juli 2022, ketika pemerintahan Marcos BongBong Jr mulai menjabat, lebih dari 4.000 tahanan telah dibebaskan, termasuk beberapa karena berperilaku baik. Ini sebagai bagian dari upaya mengurangi tekanan terhadap sistem penjara.

Conde mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan langkah ke arah yang benar, tetapi menambahkan bahwa reformasi hukum serta investasi dalam penjara juga diperlukan.

"Kami kekurangan hakim, kami kekurangan pengadilan, sistemnya rusak," kata Conde.

Narag mengatakan pemerintah perlu mencari alternatif dan solusi dalam masalah penjara. Misalnya membangun penjara regional yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Dari situ, narapidana diatur berdasarkan risiko, bukan seperti yang sekarang terjadi membuat afiliasi geng baru dalam penjara dimana narapidana tingkat rendah bergaul dengan narapidana dengan pelanggaran lebih serius.

Narag menyimpulkan, reformasi harus mengatasi dinamika dan hierarki di dalam penjara. Di masa lalu, upaya hanya terfokus pada perubahan kepemimpinan.

"Akar penyebab struktural dari masalah ini belum pernah terselesaikan," katanya.