Sukses

Depo Pertamina Plumpang Meledak, Haruskan Kita Selamatkan Barang Berharga Saat Terjadi Kebakaran?

Kebakaran di Depo Pertamina, Plumpang, Koja, Jakarta Utara pada Jumat malam, 3 Maret 2023 menambah rentetan panjang amukan api yang pernah terjadi di kilang minyak perusahaan milik negara.

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara pada Jumat malam, 3 Maret 2023 menambah rentetan panjang amukan api yang pernah terjadi di kilang minyak perusahaan milik negara (BUMN) terbesar di Indonesia tersebut.

Menurut catatan yang dikeluarkan RS Polri Kramat Jati, hingga Sabtu (4/3/2023) siang, pihaknya telah menerima 16 kantong jenazah korban kebakaran.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkap oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko di lokasi kebakaran.

Sementara, warga terdampak kebakaran yang kini mengungsi di sejumlah posko dilaporkan pihak BPBD DKI Jakarta telah mencapai 708 jiwa hingga Sabtu siang tadi, pukul 12.00 WIB.

Insiden kebakaran ini lantas mengingatkan kita soal langkah yang harus diambil jika suatu saat kejadian semacam ini tiba-tiba terjadi.

Kebanyakan orang pasti juga akan memikirkan harta dan benda mereka. Namun, apakah hal ini harus ikut diselamatkan saat terjadi kebakaran?

Menurut rekomendasi dari Palang Merah Internasional lewat situsnya redcross.org disebutkan sejumlah cara ini:

  • Langsung keluar rumah, pergi ke tempat yang lebih aman dan tinggalkan barang-barang pribadi karena nyawa Anda lebih penting
  • Hubungi 911 atau nomor telepon darurat lokal wilayah Anda
  • Teriak "Api" beberapa kali dan langsung keluar
  • Jika Anda tinggal di gedung dengan lift, gunakan tangga.
  • Tinggalkan semua barang Anda di tempatnya dan selamatkan diri Anda.
  • Jika pintu atau gagang tertutup terasa hangat atau asap menghalangi jalan keluar utama Anda, gunakan jalan keluar kedua.
  • Jika asap, panas, atau api menghalangi jalan keluar Anda, tetaplah berada di ruangan dengan pintu tertutup.
  • Letakkan handuk basah di bawah pintu dan hubungi pemadam kebakaran atau 911
  • Buka jendela dan lambaikan kain berwarna cerah atau senter untuk meminta bantuan
2 dari 4 halaman

Ratusan Orang Mengungsi

Kebakaran hebat yang terjadi di depo Pertamina Plumpang, pada Jumat malam, 3 Maret kemarin kini membuat ratusan warga mengungsi dan tercatat belasan orang dilaporkan meninggal dunia.

Upaya pihak kepolisian untuk mengungkap penyebab kebakaran depo Plumpang hingga kini masih terus diselidiki dengan melibatkan sejumlah tim. Hal ini belum lama ini diungkap Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat mengunjungi TKP.

"Bareskrim sedang melaksanakan pendalaman, puslabfor dan pusinafis juga, kita mendatangi titik awal terjadinya kebakaran," kata Sigit, Sabtu (4/3/2023). 

Selain Kapolri, Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga mendatangi lokasi kebakaran dengan didampingi Menteri BUMN Erick Thohir. Saat bertemu para pengungsi, Wapres Ma'ruf mengatakan Depo Pertamina Plumpang akan direlokasi ke Pelabuhan Pelindo, Jakarta Utara.

Dalam insiden kebakaran tersebut, Ma'ruf Amin menyebut jumlah korban meninggal dunia dilaporkan sebanyak 17 orang. Sementara, mereka yang terluka dan masih dalam pengawasan intensif di sejumlah rumah sakit tercatat 60 orang. 

Untuk diketahui, kebakaran di Depo Pertamina,Plumpang tepatnya terjadi di Jalan Tanah Merah Bawah RT012/RW09, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara. 

Berdasarkan informasi yang Liputan6.com peroleh, kejadian terjadi pukul 20.11 WIB. Adapun objek yang terbakar ialah pipa bensin Pertamina.

Kebakaran di depo Plumpang, nyatanya bukan pertama kali terjadi. Pada 18 Januari 2009, api melalap depo BBM milik Pertamina tersebut. Satu petugas Pertamina meninggal dunia. Polisi menduga kebakaran terjadi akibat kelalaian manusia atau human error.

Sebagai informasi, depo Pertamina, Plumpang mulai beroperasi tahun 1974. Depo Plumpang menjadi salah satu terminal paling penting di Indonesia karena memasok sekitar 20 persen kebutuhan BBM di Tanah Air.

Saat pertama kali dibangun, depo tersebut memiliki kapasitas tangki timbun 291.889 Kiloliter.

Depo BBM Plumpang menyalurkan produk dengan varian yang sangat lengkap yaitu Premium, Bio Solar, Dex, Dexlite, Pertamax, Pertalite dan Pertamax Turbo, melalui Terminal Automation System (TAS) berkelas dunia yang biasa disebut New Gantry System ke kompartemen 249 unit mobil tangki.

3 dari 4 halaman

Kilang Minyak Balongan

Kebakaran di kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat terjadi pada 29 Maret 2021 dini hari. Dari hasil investigasi menyebutkan, bahwa awalnya terjadi kebocoran pada tangki G. Saat terkena sambaran petir, percikan api terjadi hingga menyebabkan kebakaran.

Sebelum kebakaran terjadi, kilang ini mengolah minyak mentah (Crude Oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM, dan Petrokimia.

Saat terjadi kebakaran, kondisi saat ini memang sedang turun hujan deras disertai petir.

"LAPI ITB menganalisis kebocoran terjadi akibat sambaran petir yang traveling menyebabkan panas tinggi di dinding tangki seperti pengelasan. Penipisan itu menyebabkan dinding tangki tidak dapat menahan tekanan mekanik dari BBM di dalam tangki, sehingga tangki menjadi sobek dan bocor," kata Djoko dikutip dari Antara, Rabu, 29 September 2021.

Saat itu, warga setempat dibuat tersentak dan langsung berhamburan ke luar rumah lantaran mendengar suara ledakan yang seperti bom, pada pukul 00.45 WIB. Tidak ada korban meninggal dunia yang dilaporkan saat itu.

Guna mengantisipasi jatuhnya korban, pihak Pertamina mengevakuasi 900 orang lebih ke sejumlah lokasi pengungsian. Mereka terdiri dari 200 warga Desa Balongan ke Pendopo Kabupaten Indramayu, 400 warga di Islamic Center Indramayu, dan 350 warga di GOR Perumahan Bumi Patra.

Ada pun korban luka dilaporkan sebanyak 23 orang mengalami luka ringan, sementara lima lainnya luka berat.

Kebakaran di kilang minyak Balongan, sebelumnya pernah pula terjadi. Pertama kali terjadi pada Oktober 2007. Dalam insiden itu, api tidak merusak fasilitas produksi dan hanya mengganggu fasilitas pembuangan limbah.

Kebakaran kedua, Senin, 4 Januari 2019, sekitar pukul 09.40 WIB. Insiden tersebut terjadi pada fasilitas pemasok gas milik PT Pertamina EP Aset 3 ke pengolahan minyak (kilang) Balongan, Jawa Barat. Hanya dalam 20 menit, api berhasil dipadamkan.

Ada pun fasilitas yang terbakar merupakan boiler penyuplai gas, untuk mendukung kegiatan kilang Balongan.

4 dari 4 halaman

Kilang Minyak Cilacap

Kebakaran kilang minyak milik Pertamina selanjutnya terjadi di Cilacap, Jawa Tengah. Insiden tersebut terjadi pada Sabtu malam, 13 November 2021, sekitar pukul 19.20 WIB. 

Insiden kebakaran menimpa tangki 36 T-102 yang berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31 ribu kiloliter. Kebakaran baru berhasil dipadamkan pada Minggu, 14 November, pukul 07.45 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, kebakaran tersebut merupakan kali kedua selama 2021. Ada pun penyebabnya diduga akibat sambaran petir.

"Tadi saya baru dapat data tapi kan sudah padam ya. Itu karena kemungkinan besar karena thunderstorm yang begitu luar biasa," kata Luhut di Polda Metro Jaya, Senin, 15 November 2021.

Saat dilakukan upaya pemadaman, digunakan foam monitor dengan kapasitas penuh, water sprinkel, dan menurunkan truk pemadam agar api tak menyebar. 50 personel dari Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD) dan 30 personel pemadam dari internal Pertamina juga diturunkan.

Masih ditahun yang sama, insiden kebakaran di kilang minyak Cilacap pertama sebelumnya terjadi pada 11 Juni 2021. Kebakaran terjadi di tangki T-205 area 39.

Menurut laporan, tangki terebut berisi benzena yang merupakan bahan baku pembuatan minyak mentah. Pada saat kebakaran terjadi, kawasan tersebut diguyur hujan deras disertai petir.

Api baru berhasil dipadamkan setelah petugas damkar berjibaku dengan amuk api selama 40 jam.