Sukses

China Tingkatkan Anggaran Belanja Militer 7,2 Persen Jadi Rp3.249 Triliun

Langkah China meningkatkan anggaran belanja militernya terjadi di tengah memburuknya relasi Beijing-Washington, menyusul insiden balon mata-mata dan perang Ukraina.

Liputan6.com, Beijing - China menaikkan anggaran belanja militernya lebih dari 7 persen tahun ini, sembari memperingatkan ancaman yang meningkat. Kabar itu diumumkan oleh Perdana Menteri Li Keqiang di Kongres Rakyat Nasional (NPC).

Anggaran belanja militer China tahun 2023 akan meningkat 7,2 persen menjadi sekitar US$ 224 miliar atau sekitar Rp3.249 triliun. Bagaimanapun, jumlah tersebut masih kalah dibanding Amerika Serikat (AS) yang empat kali lebih besar. Namun, para analis meyakini bahwa China menyembunyikan anggaran belanja militer yang sebenarnya.

PM Li Keqiang mengatakan di NPC bahwa upaya eksternal untuk menekan dan mengekang China sedang meningkat.

"Angkatan bersenjata harus mengintensifkan pelatihan dan kesiapsiagaan militer secara menyeluruh, mengembangkan panduan strategis militer baru, mencurahkan energi yang lebih besar untuk pelatihan dalam kondisi tempur, dan melakukan upaya terkoordinasi dengan baik untuk memperkuat kerja militer di semua arah dan wilayah," ujarnya seperti dilansir CNN, Senin (6/3/2023).

Dalam forum yang sama disampaikan pula bahwa China menargetkan pertumbuhan ekonomi 5 persen menyusul berakhirnya kebijakan pembatasan ketat selama pandemi COVID-19. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi China melambat hanya tiga persen, itu tercatat sebagai pertumbuhan terlemah kedua setidaknya sejak 1970.

2 dari 2 halaman

Ketegangan dengan AS

Kebijakan China meningkatkan anggaran belanja militernya terjadi di tengah memburuknya relasi Beijing-Washington, menyusul insiden balon mata-mata dan perang Ukraina.

Peningkatan biaya belanja militer 7,2 persen pada tahun ini menandai pertama kalinya dalam dekade terakhir bahwa tingkat pertumbuhan anggaran telah meningkat selama tiga tahun berturut-turut, di mana China melanjutkan modernisasi dan pembangunan postur militernya sembari menegaskan tekanan pada Taiwan.

China saat ini dilaporkan mengendalikan angkatan laut terbesar di dunia berdasarkan ukuran dan terus memajukan armada kapal selam nuklir dan jet tempur silumannya.

Pejabat AS juga telah berulang kali memperingatkan bahwa China dapat menyerang Taiwan pada tahun-tahun mendatang. China telah mengadakan pertunjukan kekuatan militer yang terus berkembang di udara dan laut di sekitar Taiwan, termasuk penembakan rudal balistik.