Liputan6.com, Beijing - Platform layanan transportasi yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Baidu bernama Apollo Go Robotaxi telah diluncurkan operasi uji cobanya di tujuh kota yang ada di China.
Distrik Nanshan Shenzhen, menyediakan layanan robotaxi otonom untuk komuter di kota Shenzhen pada tahun 2022 lalu, dikutip dari laman prnewswired, Senin (6/3/2023).
Shenzhen adalah kota ketujuh di mana Baidu telah memperkenalkan layanan naik robotaxi di China, setelah Beijing, Shanghai, Guangzhou, Chongqing, Changsha, dan Cangzhou.
Advertisement
Distrik Nanshan Shenzhen adalah rumah bagi perusahaan teknologi terkemuka termasuk Tencent dan Huawei. Kota ini juga merupakan adalah satu daerah terpadat di China selatan.
Peluncuran layanan robotaxi Baidu dilakukan untuk mendorong pengembangan lebih lanjut dalam memajukan teknologi otonom di Shenzhen dan mempercepat pengembangan kendaraan terhubung yang cerdas.
Pengguna dapat memesan robotaxi melalui aplikasi Apollo Go dengan jam operasional harian mulai pukul 09.00 hingga 17.00.
Layanan akan dipusatkan di sekitar pusat kota utama seperti Taman Shenzhen, yang mencakup area perumahan di sekitarnya, area komersial, area hiburan dan budaya, serta tujuan transportasi berfrekuensi tinggi lainnya.
Area layanan akan diperluas ke lebih dari 300 stasiun pada akhir tahun 2022, memenuhi kebutuhan perjalanan harian penduduk Shenzhen yang terus meningkat.
Apollo Go Robotaxi Terus Dikembangkan
Baidu mengumumkan akan mengintegrasikan layanan AIGC Ernie Bot di seluruh operasinya untuk meningkatkan pengalaman pengguna.
Ada juga rencana penggunaan Ernie Bot (generasi chatbot kedua) untuk diintegrasikan ke dalam Apollo Smart Cabin dan perangkat layanan pintar Xiaodu, demikian pernyataan pihak perusahaan tersebut.
Baidu melaporkan total pendapatan tahunan sebesar CNY123,7 miliar (US$ 17,9 miliar) untuk tahun 2022 dengan pertumbuhan 1% yoy.
Perusahaan tersebut juga mengatakan akan terus berinvestasi dalam memperluas layanan Apollo Go Robotaxi, dan layanan konten generatif AI (AIGC), Ernie Bot, dikutip dari laman digitimes.com, Senin (6/3/3023).
Perusahaan menerima lisensi pertama untuk menguji kendaraan tanpa pengemudi di Beijing pada akhir tahun lalu.
Layanan full driver robotaxi sudah tersedia di Chongqing dan Wuhan, sedangkan di Wuhan sudah menjangkau lebih dari 100 pelanggan.
Pada akhir Januari 2023, Apollo Go telah menerima volume pesanan kumulatif lebih dari 200 juta. Menurut Li Zhen-yu, SVP dan GM dari kelompok mengemudi cerdas Baidu, setiap kendaraan Apollo Go rata-rata mampu melakukan 15 perjalanan sehari di kota-kota besar seperti Beijing, kota dengan volume penduduk yang cukup bersaing ketat dengan taksi.
Perusahaan akan terus berupaya mendapatkan 'lampu hijau' di lebih banyak kota di China untuk mengoperasikan armada robotaxi dan mengurangi biaya kendaraan.
Baidu telah meluncurkan kendaraan penggerak otonom siap produksi yaitu RT6, pada Juli tahun lalu dengan perkiraan biaya produksi US36.290.
Advertisement
Raksasa Teknologi Tiongkok Baidu Mau Luncurkan Pesaing ChatGPT
Di sisi lain, perusahaan teknologi Tiongkok Baidu, dilaporkan sedang menggarap sebuah bot berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ala ChatGPT besutan OpenAI.
Kabarnya, perusahaan mesin pencari terbesar di Tiongkok itu sudah merencanakan untuk merilis layanan chatbot AI tersebut pada bulan Maret mendatang.
Bloomberg melaporkan, layanan ini nantinya bakal berfungsi mirip dengan ChatGPT, di mana pengguna bisa memakainya untuk mencari jawaban dari hasil percakapan.
Dikutip dari Engadget, Selasa (31/1/2023), Chatbot AI Baidu ini akan dibuat berdasarkan sistem Ernie dari perusahaan.
Baidu menyebut di 2021, sistem tersebut sebuah model pembelajaran mesin (machine-learning) berskala besar, yang dilatih selama beberapa tahun yang "unggul dalam pemahaman dan pembuatan bahasa alami."
Mengutip The Straits Times, menurut narasumber anonim, alat yang belum diketahui namanya ini, akan terlebih dulu disematkan ke mesin pencari utama Baidu.
Baidu sendiri diketahui sudah menghabiskan miliaran dolar untuk melakukan penelitian terhadap AI, sebagai upaya bertahun-tahun, untuk beralih dari pemasaran online ke teknologi yang lebih dalam.
Perwakilan Baidu menolak berkomentar soal kabar chatbot AI ala ChatGPT itu.
Meski masih dalam pengembangan, ChatGPT sendiri tampaknya sudah cukup untuk membuat sejumlah perusahaan raksasa seperti Facebook dan Google merasa terancam.
Baru-baru ini, Microsoft memperpanjang kemitraan mereka dengan perusahaan pembuat layanan chatbot berbasis kecerdasan buatan ChatGPT, OpenAI.