Liputan6.com, Islamabad - Setidaknya sembilan polisi tewas dan 11 lainnya cedera akibat bom bunuh diri di Provinsi Balochistan, Pakistan, pada Senin (6/3/2023). Inspektur Senior Polisi Kachhi Mehmood Notezai mengatakan, kendaraan yang membawa polisi menjadi sasaran di Distrik Sibi.
"Bukti awal menunjukkan itu adalah serangan bunuh diri," katanya, seraya menambahkan penyelidikan sedang dilakukan seperti dilansir CNN, Selasa (7/3).
Baca Juga
Kelompok militan Tehreek e Jihad Pakistan (TJP) mengaku bertanggung jawab atas bom bunuh diri tersebut. Pernyataan TJPÂ mengonfirmasi bahwa kelompok tersebut dibentuk pada 23 Februari untuk membangun sistem pemerintahan Islam di Pakistan.
Advertisement
Ini adalah serangan besar pertama yang dilakukan kelompok tersebut Pakistan.
Kementerian dalam negeri Pakistan belum mengonfirmasi bahwa TJP berada di balik serangan itu.
"Di antara petugas yang terluka dalam insiden itu, tiga masih dalam kondisi kritis dan menerima perawatan di rumah sakit," ungkap administrasi Rumah Sakit Militer Gabungan Sibi.
Serangan Besar Ketiga dalam Beberapa Bulan Terakhir
Balochistan, provinsi terbesar Pakistan berdasarkan wilayah, telah menyaksikan pemberontakan selama puluhan tahun oleh separatis yang menuntut kemerdekaan dari negara itu, mengutip apa yang mereka katakan sebagai monopoli negara dan eksploitasi sumber daya mineral di sana.
Ledakan yang terjadi pada Senin adalah serangan besar ketiga terhadap personel keamanan Pakistan dalam beberapa bulan terakhir, menyoroti situasi keamanan yang memburuk dengan cepat di negara itu.
Sedikitnya empat orang tewas dan 14 lainnya luka-luka pada Februari setelah gerilyawan menyerbu markas polisi di selatan Kota Karachi. Taliban Pakistan, yang dikenal sebagai Tehreek e Taliban Pakistan (TTP), mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya pada Januari, setidaknya 100 orang –mayoritas polisi– tewas setelah bom bunuh diri mengoyak sebuah masjid di Peshawar, menandai salah satu serangan paling mematikan di negara itu dalam beberapa tahun terakhir.
Pejabat TTP awalnya mengklaim ledakan itu sebagai "balas dendam" atas kematian seorang militan TTP tahun lalu. Namun, kemudian juru bicara utama kelompok militan itu membantah keterlibatan pihaknya.
Advertisement