Liputan6.com, Jakarta - Pesawat hilang Malaysia Airlines 370 atau juga disebut MH370, sebuah jet penumpang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing, China pada 8 Maret 2014 belum juga ditemukan hingga kini. Sembilan tahun kemudian.
Peristiwa misterius dari Boeing 777 dengan 227 penumpang dan 12 awak di dalamnya menyebabkan upaya pencarian yang membentang dari Samudera Hindia di sebelah barat Australia hingga Asia Tengah. Banyaknya kejanggalan dari hilangnya MH370 membuatnya menjadi salah satu pesawat hilang yang paling terkenal dalam sejarah.
Beberapa minggu setelah MH370 hilang, banyak teori yang muncul berkisar dari kegagalan mekanis hingga motif pilot untuk bunuh diri, dilansir Liputan6.com dari Britannica pada Jumat (10/3/2023):
Advertisement
Kemungkinan Pembajakan
Hilangnya ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) yang merupakan sistem tautan data digital untuk transmisi pesan singkat antara pesawat dan stasiun darat melalui radio atau satelit, memicu spekulasi terus-menerus tentang beberapa bentuk pembajakan. Namun tidak ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab, dan tampaknya tidak mungkin para pembajak akan menerbangkan pesawat untuk dijatuhkan di selatan Samudera Hindia.
Kemungkinan Motif Bunuh Diri
Dengan sinyal yang kemungkinan telah dimatikan dari dalam pesawat, menyarankan motif bunuh diri salah satu awak kabinnya. Kemungkinan ini belum dikesampingkan oleh otoritas Malaysia, tetapi tidak ditemukan perilaku yang mencurigakan dari kapten, kopilot ataupun personel awak kabin sebelum penerbangan.
Kemungkinan Ditembak Jatuh
Setelah penemuan puing-puing pertama, beberapa berspekulasi bahwa Malaysia Airlines MH370Â ditembak jatuh, tetapi tidak ada bukti pecahan dari rudal atau proyektil lain yang ditemukan.
Kronologi Peristiwa Hilangnya Pesawat MH370
Penerbangan 370 lepas landas pada pukul 12:41 waktu setempat dan mencapai ketinggian jelajah 10.700 meter pada pukul 01.01. ACARS yang mentransmisikan data tentang kinerja pesawat, mengirimkan transmisi terakhirnya pada pukul 01:07 dan kemudian dimatikan.
Komunikasi suara terakhir dari kru terjadi pada pukul 01:19, dan pada pukul 01:21 transponder pesawat yang berkomunikasi dengan kontrol lalu lintas udara, dimatikan, tepat saat pesawat akan memasuki wilayah udara Vietnam di atas Laut China Selatan.
Pada pukul 1:30 pagi, radar militer dan sipil Malaysia mulai melacak pesawat saat berbelok dan terbang ke arah barat daya di atas Semenanjung Malaya dan kemudian ke arah barat laut di atas Selat Malaka. Pukul 02:22 radar militer Malaysia kehilangan kontak dengan pesawat di atas Laut Andaman.
Sebuah satelit yang mengorbit di atas Samudra Hindia menerima sinyal setiap jamnya dari MH370 dan terakhir mendeteksi pesawat pada pukul 08:11 pagi.
Sehingga pencarian awal untuk pesawat terkonsentrasi di Laut China Selatan.
Setelah MH370 dipastikan berbelok ke barat tak lama setelah transponder dimatikan, upaya pencarian dialihkan ke Selat Malaka dan Laut Andaman.
Analisis sinyal tidak dapat menemukan lokasi pesawat dengan tepat, tetapi memberikan kemungkinan bahwa pesawat itu berada di antara dua busur, satu membentang dari Jawa ke selatan menuju Samudra Hindia arah barat daya Australia dan yang lainnya membentang ke utara melintasi Asia dari Vietnam ke Turkmenistan.
Pada 24 Maret, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, mengumumkan penerbangan itu jatuh di bagian terpencil Samudra Hindia 2.500 km barat daya Australia, dan sangat tidak mungkin ada orang di dalamnya yang selamat.
Â
Advertisement
Puing-puing Pesawat MH370 Ditemukan
Pencarian rongsokan terhambat oleh lokasi yang jauh dari titik kecelakaan. Mulai tanggal 6 April, sebuah kapal Australia mendeteksi beberapa ping akustik yang kemungkinan berasal dari perekam penerbangan Boeing 777 (atau "kotak hitam") sekitar 2.000 km dari barat laut Perth, Australia Barat.
Jika sinyal tersebut berasal dari MH370, kotak hitam itu kemungkinan besar sudah mau habis masa pakai baterainya.
Pencarian lebih lanjut dilakukan dengan menggunakan kapal selam robotik. Namun, ping telah tersebar di area yang luas, dan kapal selam tidak menemukan puing-puing.
Puing pertama tidak ditemukan hingga satu tahun setelah kejadian, tanggal 29 Juli 2015. Flaperon sayap kanan ditemukan di sebuah pantai di pulau Réunion Prancis, sekitar 3.700 km barat wilayah Samudra Hindia yang sedang dicari oleh pihak berwenang Australia.
Selama satu setengah tahun berikutnya, 26 puing lagi ditemukan di pantai Tanzania, Mozambik, Afrika Selatan, Madagaskar, dan Mauritius. Tiga dari 27 potongan diidentifikasi secara positif berasal dari MH370, dan 17 diantaranya hanya diduga berasal dari pesawat tersebut.
Dua bagian berasal dari interior kabin, menunjukkan bahwa pesawat telah pecah. Tetapi kemungkinan pesawat tersebut pecah di udara atau karena benturan dengan laut belum dapat ditentukan.
Studi tentang flaperon sayap Réunion dan sepotong sayap kanan yang ditemukan di Tanzania menunjukkan bahwa pesawat tersebut tidak mengalami penurunan yang terkendali.
Beberapa peneliti mencatat bahwa MH370 bisa menabrak air secara vertikal, sebuah kemungkinan yang bisa menjelaskan kelangkaan bukti fisik.
Lokasi puing-puing digunakan untuk mempersempit area pencarian di Samudera Hindia.
Pemerintah Malaysia, Australia, dan China menghentikan pencarian MH370 pada Januari 2017. Namun terdapat perusahaan Amerika, Ocean Infinity, yang mendapat izin dari pemerintah Malaysia untuk melanjutkan pencarian hingga Mei 2017
Pada Juli 2018, pemerintah Malaysia mengeluarkan laporan akhir tentang hilangnya MH370.
Laporannya menyimpulkan bahwa kerusakan mekanis dianggap sangat tidak mungkin, dan "perubahan jalur penerbangan kemungkinan besar disebabkan oleh input manual", tetapi penyelidik tidak dapat menentukan mengapa MH370 menghilang sampai sekarang.
Fakta dan Teori Unik Terkait Penerbangan MH370
Kini peristiwa hilangnya MH370 memicu sejumlah konsiprasi teori dan mendorong banyak sekali orang untuk terus mencoba menguak misteri kejanggalannya.
Berikut adalah beberapa fakta dan teori yang menarik terkait peristiwa hilangnya Malaysia Airlines MH370:
- Dua pria Iran diketahui naik ke pesawat dengan paspor curian, tetapi setelah penyelidikan terhadap pria tersebut, terorisme Islam dikesampingkan karena mereka diyakini sebagai pencari suaka.
- Beberapa teori hilangnya MH370 yang diusulkan lebih dapat dipercaya daripada yang lain, termasuk teori bahwa pesawat itu dibajak dan dialihkan dari jarak jauh, teori bahwa terdapat retakan yang terbentuk di bagian luar pesawat (masalah umum pesawat), atau teori bahwa pilot menyabotase pesawat.
- Terdapat juga teori konspirasi seperti kepercayaan bahwa pesawat itu jatuh di Segitiga Bermuda, dan juga kepercayaan bahwa alien mengambilnya dan membawa pesawat itu ke Bulan.
Advertisement