Sukses

Monte Kali, Gunung Garam Buatan Terbesar di Dunia Ada di Jerman

Asal usul keberadaan Monte Kali di temukan pada tahun 1976, ketika garam kalium mulai diekstraksi dari tambang di sekitar kota Hesse. Berikut ini kisah selengkapnya.

Liputan6.com, Kota Herringen - Kota Herringen, yang berada di Jerman tengah, adalah rumah bagi tumpukan natrium klorida atau garam meja yang sangat besar, dikenal sebagai Monte Kali. Ini adalah gunung garam buatan terbesar yang ada di dunia.

Melansir dari odditycentral.com, Minggu (9/3/2023), asal usul keberadaan Monte Kali ditemukan pada tahun 1976, ketika garam kalium mulai diekstraksi dari tambang di sekitar Kota Hesse. Saat itu kalium digunakan sebagai produk untuk membuat sabun dan kaca. Selain itu kalium juga merupakan bahan penting dalam pembuatan pupuk, karet sintesis, dan bahkan beberapa obat, sehingga ekstraksinya telah diintensifkan selama beberapa dekade terakhir. 

Masalah dengan kalium adalah penambangan yang menghasilkan banyak natrium klorida sebagai produk sampingan, sehingga memerlukan tempat untuk menyimpannya. 

Perusahan yang mengoperasikan tambang mulai membuang semua garam ini beberapa mil dari Herringen, dan selama bertahun-tahun menghasilkan gunung garam raksasa yang diberi nama oleh penduduk lokal Monte Kali, atau Kalimanjoro (puns untuk Kalisalz, kata Jerman untuk 'kalium').

Pada tahun 2017, Monte Kali mempunyai ketinggian 530 meter di atas permukaan laut dan mencakup area seluas lebih dari 100 hektar, sehingga tidak berlebihan untuk menyebutnya sebagai gunung buatan terbesar di dunia.

Gunung garam ini bisa terlihat di mana saja dari Kota Herringen, bahkan dari jalan raya gunung ini bisa terlihat dan menjadikannya sebagai daya tarik wisatawan. Bahkan ada beberapa titik yang bisa dinaiki ketika mengikuti wisata di tempat ini. 

Pendakian memakan waktu rata-rata sekitar 15 menit, dan dataran tinggi seluas 23 hektar menawarkan pemandangan seluruh Lembah Werra sampai ke Rhon dan Hutan Thuringian.

 

 

2 dari 3 halaman

Gunung Garam di Jerman Mempunyai Masalah Lingkungan

Meskipun sulit untuk memperkirakan berapa banyak garam yang terkandung di Monte Kali, sebagian besar sumber  menyebutkan, massanya saat ini sekitar 236 juta ton. Tentu saja tempat ini meliputi area seluas 114 lapangan sepak bola dan seberat 23.600 Menara Eiffel. Dengan lebih dari 1.000 ton garam ditambahkan ke gunung tersebut setiap jam per hari. Jika ditotalkan maka setiap tahun akan menghasilkan garam sebanyak 7,2 juta ton. 

Seperti yang bisa Anda bayangkan, gunung garam terbesar di dunia yang ada di Jerman Tengah ini, menimbulkan beberapa pertanyaan mengenai lingkungan. 

Penelitian telah menemukan bahwa tumpukan garam yang ada, menghasilkan banyak air asin, dan menyebabkan Sungai Werra menjadi asin juga, seperti halnya air tanah di daerah tersebut. Dari 60 hingga 100 spesies invertebrata yang ada di daerah tersbeut, hanya tersisa sekitar 3 spesies. 

Tentu saja, hal ini dapat digambarkan sebagai bencana lingkungan, tetapi industri kalium sangat besar di wilayah tersebut, sehingga pihak berwenang tidak bisa menutupnya karena banyaknya ribuan pekerja.

 

 

3 dari 3 halaman

Perusahan Memperluas Tambang Garam

Bahkan perusahaan yang bernama Kali und Salz (K+S), yang mengoperasikan tambang, telah memperpanjang izinnya hingga 2060, dan bahkan permintaan untuk memperluas Monte Kali seluas 25 hektar disetujui pada 2020.

Pasti Anda bertanya-tanya bagaimana perusahaan K+S berhasil membuang lebih dari 1.000 ton natrium klorida di Monte Kali setiap jamnya?

Ternyata diketahui mereka membuang natrium ini dengan cara meletakan sabuk konveyor sepanjang 1,5 km.  

Menariknya, Monte Kali merupakan tempat pembuangan garam terbesar yang ada di wilayah tersebut, yang kemudian dikenal sebagai "land der weiben berge" yaitu tanah pegunungan tinggi.

Selain itu, garam juga ada yang dijual sangat mahal bahkan beberapa di antaranya dinobatkan sebagai garam termahal di dunia.

 

Berikut ini tujuh garam termahal di dunia:

1. Methyst Bamboo 9x Garam Laut Korea

Garam ini dibandrol sekitar Rp 660 ribu per ons, atau Rp 2,3 juta per 100 g. 

Garam Laut Korea yang sangat mahal ini bermula sebagai garam laut berwarna abu-abu yang kasar. Garam laut kemudian disiapkan dengan menempatkannya dalam silinder bambu dan tanah liat kuning, lalu memanggangnya dalam oven berbahan bakar kayu pinus pada suhu hampir 800 derajat Celcius.

Bambu dan tanah liat akan hangus terbakar sehingga hanya menyisakan garam. Proses pemanggangan yang rumit ini diulangi sampai sembilan kali hingga aram berubah menjadi merah muda dan mengandung gabungan rasa kayu pinus, tanah liat, bambu, dan besi tungku.

Dengan rasa yang intens dan kompleks, garam bambu Korea ini digunakan dalam memasak dan untuk taburan saat menyelesaikan hidangan. Garam ini juga diklaim memiliki khasiat obat yang kuat dan untuk merangsang Chi atau kekuatan hidup.

Baca selengkapnya disini...