Sukses

9 Tahun Pesawat MH370 Hilang, Pakar Ragu Ada yang Selamat

Pakar pesawat ragu MH370 ada korban selamat.

Liputan6.com, Jakarta - 8 Maret 2014, pesawat Malaysia MH370 dinyatakan menghilang. Pesawat itu berangkat dari ibu kota Malaysia menuju Republik Rakyat China. Di tengah jalan, pesawat MH370 hilang.

Ketika berada di atas Laut China Selatan, pesawat itu mendadak mengubah rute menuju barat dan akhirnya hilang di atas Laut Andaman. Hingga kini, media Malaysia melaporkan bahwa keluarga korban masih menantikan kabar ditemukannya pesawat tersebut.

Pakar penerbangan nasional Arista Atmadjati sudah mengikuti kasus MH370 selama bertahun-tahun, termasuk teori konspirasi. Ia menegaskan bahwa sudah tidak mungkin lagi ada korban selamat dari pesawat tersebut.

Menurut Arista, kesempatan yang bisa ditemukan adalah puing-puing pesawat, meski bagiannya tidak komplit.

"Sudah enggak mungkin kalau masih hidup," ujar Arista kepada Liputan6.com, Rabu (8/3/2023).

"Tapi kalau puing-puingnya bisa jadi masih, terutama untuk bagian sayap ya, bagian ekor. Itu kan sebagian sudah ketemu di Kepulauan Madagaskar," jelas Arista.

Pencarian pesawat hilang di lautan bukanlah hal yang murah. Sebelumnya, Arista berkata ini berbeda ketimbang kecelakaan pesawat di darat yang asapnya bisa terlihat.

Sebulan sesudah kecelakaan sebuah pesawat terbang, Arista berkata kemungkinan selamat sudah tidak ada. Operasi pencarian pun harganya mahal bagi maskapai.

"Bisa bangkrut Malaysia Airlines. Bisa bangkrut. Karena melibatkan teknologi yang jarang, yang mahal, dari Barat. Itu kan yang saya ikutin dari Jerman, dari Australia, mana ada yang murah," kata Arista.

Ada sejumlah teori konspirasi yang beredar seperti pesawat MH370 mendarat di pulau terpencil, tetapi hal itu dinilai Arista seperti cerita sinetron dan tidak faktual.

2 dari 3 halaman

Netflix Rilis Serial Soal Misteri Pesawat Nahas MH370, Tayang 8 Maret 2023

Netflix baru saja mengumumkan serial dokumenter tiga bagian baru tentang pesawat Malaysia Airlines Flight 370 atau MH370 yang hilang kontak pada 2014. Sampai saat ini, misteri hilangnya pesawat Pesawat Boeing 777-200ER tersebut belum terpecahkan.

Serial "MH370: The Plane That Disappeared" akan membahas tiga teori yang melingkupi peristiwa tersebut. Serial dokumentar ini akan mulai ditayangkan dalam website seluruh dunia mulai 8 Maret 2023.

Jika kisah ini tidak tragis, nasib Malaysia Airlines MH370 mungkin terasa seperti sesuatu yang diambil dari naskah The X-Files.

Sebuah penerbangan menuju Beijing dari Kuala Lumpur lepas landas pada 8 Maret 2014, sebelum menghilang dari radar dalam keadaan yang masih diselimuti misteri hingga kini, nyaris satu dekade.

Pesawat Boeing 777 itu diyakini jatuh di Samudera Hindia selatan, menewaskan semua 239 penumpang dan awak kapal.

"Diatur di tujuh negara, serial dokumenter yang mencekam ini menggunakan arsip yang kuat untuk merekonstruksi malam kejadian hilangnya pesawat nahas tersebut," demikian mengutip sinopsis resmi. "memberikan kesempatan kepada pemirsa untuk menjelajahi tiga teori paling kontroversial tentang hilangnya pesawat."

Netflix mencondongkan ceritanya ke sisi misterinya, dan mencatat bahwa, "Ini adalah kisah yang penuh dengan konspirasi dan teka-teki sosok bayangan dan keheningan resmi. Tetapi yang terpenting, ini adalah cerita untuk tetap menghidupkan memori bagi orang-orang yang hilang dalam salah satu misteri terbesar yang belum terpecahkan di zaman kita, dan untuk mendorong pencarian jawaban."

Serial ini akan menguak kesaksian orang-orang yang paling terlibat dengan kejadian tersebut, menampilkan wawancara dengan anggota keluarga, ilmuwan, dan jurnalis, serta banyak orang yang tidak terhubung namun secara obsesif mencari tahu apa yang terjadi pada malam itu.

3 dari 3 halaman

Pesawat Sengaja Jatuh?

Sebelumnya, sepotong puing berasal dari pesawat penumpang MH370 disebut jadi bukti bahwa salah satu pilot sengaja menurunkan roda pendaratan pesawat. Penemuan ini kemudian mendukung teori bahwa pesawat itu jatuh secara sengaja.

Kerusakan pada pintu roda pendaratan dari pesawat Malaysia Airlines, yang ditemukan seorang nelayan di Madagaskar adalah bukti fisik pertama yang menunjukkan bahwa salah satu pilot sengaja menjatuhkan pesawat tersebut.

Nelayan itu tidak menyadari betapa pentingnya potongan rongsokan itu. Dilaporkan, istrinya telah menggunakannya sebagai papan cuci sejak ia menemukannya di pantai pada 2017, tiga tahun setelah MH370 menghilang.

Penemuan itu terungkap dalam laporan baru yang dirilis oleh insinyur Inggris Richard Godfrey dan pemburu rongsokan MH370 asal Amerika, Blaine Gibson. Mereka menyebut, puing-puing roda pendaratan, yang dikenal sebagai pintu trunnion, kemungkinan ditembus dari dalam oleh mesin pesawat yang pecah akibat benturan.

Hal ini menunjukkan roda pendaratan mungkin sedang turun saat pesawat diduga jatuh ke Samudra Hindia. Selama pendaratan darurat di atas air, pilot dilatih menarik roda pendaratan pesawat dan menurunkan tutupnya untuk memastikan pendaratan yang terkendali, serta berkecepatan rendah.

Lebih lanjut dicatat bahwa sayap pada MH370 diyakini tidak ditarik untuk memperlambat kecepatan pesawat. Juga, memperpanjang peralatan pendaratan akan menyebabkan hancurnya badan pesawat begitu pesawat menghantam permukaan laut dengan kecepatan tinggi.

Menurunkan roda pendaratan pun akan meningkatkan kemungkinan sebuah pesawat tenggelam dengan cepat, mengurangi waktu evakuasi bagi para penyintas. Dalam laporan baru mereka, Godfrey dan Gibson menyatakan bahwa pesawat itu sengaja dijatuhkan.