Liputan6.com, Jakarta - Dalam rangka merayakan Italian Design Day 2023, Kedutaan Besar dan Institute Kebudayaan Italia di Jakarta, bekerja sama dengan Galeri Nasional Indonesia, Museum Cagar Budaya, Kementerian Pendidikan Budaya, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, mempersembahkan sebuah pameran desain produk industry bertajuk "Created in Italia: Aptitude for the Impossible," yang akan digelar dari tanggal 9 Maret hingga 6 April 2023 di Galeri Nasional Indonesia.
Pada 8 Maret 2023, Italian Design Day mengadakan press conference untuk membahas mengenai apa saja isi dari pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia. Â
Tentu saja, pameran seni ini bukan pertama kalinya di Indonesia, pada tahun 2017 lalu, bersama kementerian luar negeri, Italia juga melakukan pameran, untuk menjungjung kerja sama yang lebih baik lagi dengan Indonesia.
Advertisement
Italian Design Day 2023 menawarkan program acara promosi yang dibuat oleh jaringan kedutaan besar Italia. Setiap tahun acara ini memiliki seni yang di tampilkan berbeda-beda, dan pada acara tahun ini Itali memperkenalkan produk industrinya yang berbasis di furniture, salah satu contohnya adalah kursi yang terpajangan di Galeri Nasional Indonesia khusus buatan Italia. Selain itu pameran seni ini menampilkan 31 produk hasil karya para seniman Italia.
Â
Pameran Seni Rupa dan Desain Produk seni
Kepala museum dan cagar budaya, Ahmad Mahendra menyambut baik terselenggaranya pameran desain produk ini.
"Meskipun tampak berbeda, sebenarnya seni rupa dan desain produk memiliki banyak kesamaan, seperti imajinasi, kreativitas, dan kemampuan memunculkan emosi audience ketika mengapresiasi produk," kata Mahendra.
Ia juga menyatakan pentingnya pameran ini di GNI sebagai wujud edukasi yang dilakukan Galeri Nasional Indonesia pada khalayak luas terkait desain produk dan seni rupa. "Tentunya saya juga berharap pameran ini mampu mempererat persahabatan Italia dan Indonesia," tambah Mahendra.
"Created in Italia: An Apitude for the Imposible"Â adalah sebuah eksplorasi atas industry modern di Italia. Pameran ini bertujuan untuk menceritakan kisah menakjubkan mengenai kecakapan teknis dengan setiap helai kisanya dari seni tersebut, yang dapat menganyam sebuah permadani yang terjalin dari dorongan produktif dan kualitas, yang dimiliki oleh orang Italia di DNA mereka. Kualitas tersebut, mencakup pencarian yang ulet dan kesempurnaan serta semangat untuk menciptakan sesuatu yang telah diakui dunia.
Advertisement
Kerja Sama Italia dan Indonesia
Selain itu italia dan Indonesia juga menjalin kerja sama dalam pembuatan sirkuit F1 yang ada di Bali.
Ketua MPR Bambang Soesatyo atau Bamsoet melalui Duta Besar Italia untuk Indonesia, Benedetto Latteri, mengajak para investor Italia bekerja sama membangun sirkuit balapan Formula 1 (F1) di Bali.
Sebagai destinasi wisata nomor satu di Indonesia, dan juga telah memiliki reputasi pariwisata terbaik di dunia, pembangunan sirkuit F1 di Bali sangat menjanjikan. Baik dari sisi investor karena potensi marketnya sudah sangat jelas, maupun dari sisi masyarakat Bali sebagai pengembangan potensi ekonomi dan daerah.
"Kita bisa kerjasamakan lahan Pemerintah Daerah seijin Gubernur Bali yang sangat strategis, tak kurang dari 200 hektar untuk pembangunan sirkuit F1 di Bali. Sebagai negara yang memiliki industri otomotif terbesar dunia, menghasilkan Ferrari, Lamborghini, dan Maserati, Italia punya peluang besar bekerja sama mengembangkan industri otomotif di Indonesia. Salah satunya dengan membangun sirkuit F1," ujar Bamsoet usai menerima Duta Besar Italia untuk Indonesia, Benedetto Latteri, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta.Â
Â
Pertumbuhan Pecinta Otomotif di Indonesia Sangat Pesat
Calon Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini mengungkapkan, pertumbuhan pecinta otomotif di Indonesia sangat pesat. Dalam setahun, tidak kurang dari 1.600 event otomotif digelar di berbagai daerah. Bahkan setiap pagelaran F1 di Singapura, Singapore Tourism Board (STB) selalu menargetkan sedikitnya lima ribu penonton dari Indonesia. Menunjukan betapa besarnya kecintaan warga Indonesia terhadap F1.
"Selain itu, akses penerbangan internasional dari dan menuju Bali sudah sangat banyak, menjangkau berbagai negara besar dunia. Sehingga memudahkan pecinta F1 dari berbagai negara untuk datang menyaksikan F1 di Bali," ungkap Bamsoet.
Ketua DPR RI ke-20 ini memaparkan, penyelenggaraan F1 di berbagai negara bisa mendatangkan keuntungan hingga triliunan rupiah. Sebagai contoh, perusahaan akuntan global PricewaterhouseCoopers memperkirakan Azerbaijan mendapatkan keuntungan ekonomi mencapai USD 506 juta dollar atau sekitar Rp 7 triliun selama empat tahun menyelenggarakan F1.
"Sebagai langganan tuan rumah yang rutin menyelenggarakan balapan F1, Italia tentu telah memiliki segudang pengalaman. Baik dalam pembangunan sirkuit hingga manajemen penyelenggaraan agar mendapatkan keuntungan maksimal. Tak salah jika kita mengajak Italia untuk bekerjasama. Duta Besar pun menyambutnya dengan antusias," papar Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini menerangkan, dari segi prestise, sudah selayaknya Indonesia memiliki sirkuit F1, melengkapi pembangunan sirkuit Mandalika yang akan digunakan untuk Moto GP. Mengingat negara tetangga di skala ASEAN saja sudah memiliki sirkuit untuk balapan F1. Antara lain Malaysia dengan Sirkuit Sepang, Singapura dengan Sirkuit Jalan Raya Marina Bay, dan Vietnam dengan Sirkuit Jalanan Hanoi.
Advertisement