Sukses

Imigrasi Usir Fotografer Rusia dari Bali Akibat Langgar Aturan Visa, Turis Tapi Kerja Ilegal

Belakangan ini, warga Bali semakin kesal dengan WNA yang melanggar aturan penggunaan visa. Fotografer Rusia pun diusir gara-gara kerja ilegal dengan visa turis.

Liputan6.com, Bali - Pihak Imigrasi Denpasar mengusir seorang pria Rusia karena melanggar aturan kerja di Indonesia. Bule berusia 44 tahun itu bekerja sebagai fotografer secara ilegal. Pengusiran ini terjadi di tengah ramainya kontroversi soal WNA yang bekerja secara ilegal di Bali.

Isu ini terutama disorot oleh aktivis dan pebisnis Niluh Djelantik. Ia sempat menyorot banyak WNA Rusia yang melanggar aturan penggunaan visa.

Sekitar sepekan lalu, ada juga fotografer Rusia berusia 28 tahun yang diusir Ditjen Imigrasi karena masalah serupa. 

Pada kasus terkini, aksi fotografer Rusia itu ketahuan oleh Tim Intelijen dan Penindakan Keimigrasian (Inteldakim). Mereka melihat hasil kerja fotografer itu di media sosial. 

"Dari hasil pemeriksaan, yang bersangkutan terbukti menyalahgunakan izin tinggalnya dengan melakukan kegiatan sebagai seorang fotografer selama berada di wilayah Bali. SR menjadi fotografer dan mengunggah hasilnya fotonya di Instagram," ujar Kepala Kantor Imigrasi Denpasar, Tedy Riyandi pada Rabu (08/03/2023) melalui Instagram resmi @ditjen_imigrasi.

"Yang bersangkutan masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dengan menggunakan Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK/Visa on Arrival) pada tanggal 27 Januari 2023," ungkapnya. 

Deportasi pun segera dilakukan karena WNA tersebut telah membeli tiket pulang ke Rusia. 

Bule itu dikenakan Pasal 75 ayat (1) Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian, bahwa Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan perundangundangan.

2 dari 4 halaman

WNA Nakal Dihukum Secara Humanis

Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Silmy Karim menyatakan akan menindak tegas wisatawan asing yang mengganggu ketertiban dan keamanan di Wilayah Indonesia.

Silmy memberikan pernyataan tersebut untuk merespos kritikan masyarakat tentang adanya WNA yang berulah di beberapa tempat seperti di Bali dan Jawa Timur baru-baru ini.

Pada keterangan resmi Ditjen Imigrasi di Instagram, Silmy mengungkap bahwa wisatawan asing telah dideportasi sejak pekan lalu oleh petugas imigrasi.

Silmy berkata Ditjen Imigrasi konsisten menegakkan aturan dengan cara yang santun dan mengedepankan prinsip humanis. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan citra kurang baik Indonesia di mata warga negara asing (WNA).

"Saya sudah beri arahan untuk dilakukan operasi atas pelanggaran keimigrasian di Bali dan beberapa tempat yang ditenggarai ada WNA yang menganggu ketertiban, mengusik kedamaian, dan mengganggu roda perekonomian masyarakat," ujar Silmy Karim.

Meski demikian, sejumlah netizen yang berkomentar menyebut di lapangan masih banyak turis-turis yang bekerja tanpa izin legal.

3 dari 4 halaman

Curhat Fotografer Senior Darwis Triadi Hadapi Turis Asing di Bali yang Arogan dan Langgar Aturan

Sebelumnya dilaporkan, Darwis Triadi, fotografer senior Indonesia, naik pitam setelah menyaksikan sendiri aksi-aksi merugikan yang dilakukan turis asing di Bali. Ia pun mengeluarkan uneg-unegnya lewat unggahan di akun Instagram pribadi berisi tulisan panjang penuh amarah pada Minggu, 5 Maret 2023.

Itu merupakan reaksi atas viralnya sejumlah turis asing yang tidak menaati aturan setempat, mulai dari turis asing yang menetap dan bekerja di Bali tanpa surat izin kerja hingga yang mengendarai kendaraan tanpa plat motor sesuai peraturan. 

"Melihat kelakuan para turis asing yang berada di Bali rasanya kepala jadi mendidih, sangat arogan, seenak mereka, ayam berkokok ngamuk, naik motor seenaknya, plat kendaraan ga pake aturan, kerja tanpa surat ijin kerja.. Dan seabreg masalah yang sangat menyebalkan.. Saatnya polri, imigrasi dan instansi terkait bertindak.. Harus disikat."

Darwis mengungkapkan masalah ketidaktertiban turis asing bukan merupakan fenomena baru. "Fenomena seperti ini sebenarnya sudah lama. Saya sering lihat sendiri, dan teman-teman saya juga banyak di Bali, suka cerita masalah ini," ujar Darwis kepada Liputan6.com saat dihubungi Senin (6/3).

Akan tetapi, dengan bantuan media sosial, aksi-aksi tersebut baru dapat disaksikan oleh khalayak ramai. Fotografer yang bekerja di Jakarta ini menceritakan beberapa aksi menyebalkan oleh turis asing di Bali yang pernah dilihatnya atau didengarnya.

Ia sempat mendengar seorang turis asing yang telat membayar losmen, namun ketika ditagih justru marah dan memaki-maki petugas losmen dengan bahasa kasar.  Baru-baru ini ramai pula berita seorang turis mengkomplain suara kokok ayam yang dianggapnya berisik, hinga memunculkan adanya petisi mengkomplain suara ayam.

"Itu kalau saya yang punya losmen, saya langsung usir," ujar Darwis dengan tegas.

4 dari 4 halaman

Moscow Cabang Bali

Sebuah akun Instagram bernama @moscow_cabang_bali akhir-akhir ini menjadi sorotan karena kerap mengunggah aksi nakal para turis asing, yang didominasi oleh warga asal Rusia, di Bali. Akun anonim itu menyebarluaskan pelat-pelat motor yang tidak sesuai dengan nomor polisi, bahkan ada yang menuliskan nama akun Instagramnya.

Akun ini juga mengekspos usaha-usaha para turis asing yang tidak memiliki surat izin kerja, dari mulai pemandu wisata, pelatih selancar, pengusaha rental motor, model hingga fotografer. Ketika diminta pendapatnya mengenai hal tersebut, Darwis mengatakan hal itu “sangat merugikan fotografer lokal”.

Tapi, ia merasa hal ini dapat menjadi pacuan fotografer lokal untuk berani bersaing. "Fotografer setempat harus tetap punya confidence, percaya diri ketika berhadapan dengan saingan-saingan para fotografer asing," ujarnya. 

Menurutnya, karya fotografer dalam negeri juga tak kalah hebat, bahkan banyak warga asing yang belajar fotografi di sekolah yang didirikannya, Darwis Triadi School of Photography. Darwis menceritakan beberapa aksi fotografer asing yang menurutnya tidak bisa menyesuaikan adat setempat.

Ia pernah melihat fotografer asing memotret telanjang di tempat sakral di Bali. "Mereka itu semuanya berpendidikan, educated. Pasti tau itu tempat sakral. Tapi orang Bule itu gak ada tata kramanya. Mereka aja belajar tata krama dari kita, kok," ungkap Darwis. 

Tak jarang ia juga menemukan para turis asing melakukan syuting video adegan dewasa. Ia amat menyayangkan hal itu terjadi di Pulau Dewata. "Kalau foto untuk fine art nude photography ya gak apa-apa. Saya juga suka beberapa kali nude photography. Tapi bukan untuk video adegan dewasa," jelasnya.

Fotografer yang telah berkecimpung 45 tahun di bidang tersebut juga pernah diresahkan oleh kelakuan turis asing yang pernah memakinya karena berjalan melewati kamera sang fotografer saat sedang memotret. Ia berkata, "Kayak ini negara punya dia, kita yang numpang.” Darwis mendeskripsikan kebanyakan para turis asing di Bali sebagai orang yang 'arogan' dan 'semena-mena'.