Liputan6.com, Tel Aviv - Tiga orang terluka dalam penembakan di dekat sebuah kafe di pusat Tel Aviv, Israel, pada Kamis (9/3/2023) malam.
Polisi mengatakan, penyerang Palestina melepaskan tembakan ke arah orang-orang di luar kafe di sudut Jalan Dizengoff dan Jalan Ben Gurion, daerah yang biasanya ramai pada Kamis malam. Dia kemudian melarikan diri dari tempat kejadian sambil menembaki orang lain di daerah tersebut, sebelum akhirnya tewas dalam baku tembak.
"Seorang korban dalam kondisi kritis tetapi stabil setelah menjalani operasi dan masih berjuang untuk hidupnya," kata dokter di Pusat Medis Ichilov, tempat para korban luka dirawat seperti dilansir The Times of Israel, Jumat (10/3/2023).
Advertisement
Layanan ambulans Magen David Adom menyebutkan bahwa dua lainnya masing-masing dalam kondisi serius dan sedang. Ada dua lainnya yang juga dibawa ke rumah sakit akibat gangguan kecemasan.
Polisi mengatakan, mereka menganggap penembakan itu sebagai serangan teror.
Rekaman yang beredar menunjukkan, seorang pria berjaket hitam berjalan cepat di belakang tiga pria sebelum mengeluarkan pistol dan melepaskan tembakan ke arah mereka dari jarak dekat. Dia kemudian terlihat mencoba melarikan diri saat pengunjung kafe yang panik berlindung.
Surveillance camera footage shows the terror shooting attack in Tel Aviv this evening, outside a cafe on Dizengoff Street. Three wounded, including one critically. Video has been blurred by me. pic.twitter.com/wkXMJcSvfr
— Emanuel (Mannie) Fabian (@manniefabian) March 9, 2023
Pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Mutaz Salah al-Khawaja yang berusia 23 tahun, seorang Palestina dari Kota Ni'lin di Tepi Barat, yang telah dua kali dipenjara di Israel.
Menurut petugas, pelaku ditembak mati oleh sejumlah orang bersenjata, termasuk dua petugas polisi yang berada di tempat kejadian, salah satunya sedang tidak bertugas.
Pengakuan Hamas Soal Pelaku Penembakan di Tel Aviv
Kelompok Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza mengaku bahwa al-Khawaja adalah anggota sayap bersenjatanya. Dia tidak memiliki izin masuk ke Israel ketika melancarkan penembakan itu.
Hamas menggarisbawahi bahwa penembakan yang dilakukan al-Khawaja merupakan respons alami terhadap serangan militer Israel yang mematikan baru-baru ini di Tepi Barat. Namun, Hamas tidak secara eksplisit mengaku bertanggung jawab atas penembakan tersebut.
Kepala Polisi Israel Kobi Shabtai mengatakan bahwa reaksi cepat dari orang-orang bersenjata mencegah situasi yang jauh lebih buruk.
"Kami sangat beruntung di sini," tutur Shabtai. "Reaksi cepat polisi dan warga di lokasi mencegah pembunuhan ratusan orang."
Dia mengklaim, polisi tahu bagaimana teroris memasuki negara itu secara ilegal tetapi menolak untuk memberikan rinciannya saat ini.
Segera setelah kejadian, Pasukan Pertahanan Israel mengumumkan mereka memasuki Kota Ni'lin di Tepi Barat, dekat Ramallah, dengan target adalah rumah al-Khawaja. Penggerebekan terjadi setelah Menteri Pertahanan Yoav Gallant memerintahkan untuk "segera" mulai bekerja menghancurkan rumah teroris, meskipun kedatangan pasukan Israel kemungkinan hanya untuk melakukan survei.
Advertisement
Ketegangan Meningkat Antara Israel dan Palestina
Penembakan di Tel Aviv meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi antara Israel dan Palestina dalam beberapa pekan terakhir, di tengah siklus serangan Israel, serangan balas dendam Palestina, serta peningkatan kekerasan pemukim Yahudi.
Di tempat lain di Tepi Barat pada Kamis, beberapa peringatan infiltrasi dilaporkan terdengar di pemukiman Yahudi Beitar Illit setelah benda yang diduga alat peledak ditemukan di sebuah bus. Warga diperintahkan oleh Komando Front Depan militer untuk tetap di rumah dan mengunci pintu dan jendela sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Dalam peristiwa terpisah pada Kamis pagi, polisi Israel menewaskan tiga anggota Jihad Islam Palestina yang melepaskan tembakan ke arah mereka di Desa Jaba, Tepi Barat.
Serangan penembakan oleh al-Khawaja mengguncang Tel Aviv di tengah rangkaian protes terhadap rencana pemerintah Israel pimpinan Benjamin Netanyahu untuk melemahkan peradilan.
Sehubungan dengan penembakan, Wali Kota Tel Aviv Ron Huldai meminta pengunjuk rasa anti pemerintah untuk mengosongkan jalan-jalan agar polisi dapat mengamankan daerah tersebut.
PM Netanyahu sedang mengunjungi Italia pada saat penembakan terjadi.
"Kita akan terus membangun bangsa kita... memperdalam akar kita, dan membangun masa depan kita bersama. Sebagai saudara dan saudari," katanya, mengirimkan doa kepada mereka yang terluka dan memuji pasukan keamanan yang beroperasi di daerah tersebut.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Israel Tom Nides mentwit bahwa dia terkejut dengan serangan teroris yang berani di Tel Aviv yang menargetkan orang-orang yang tidak bersalah.