Sukses

Pantau Uji Coba Rudal Didampingi Putrinya, Kim Jong Un Perintahkan Militer Korut Latihan Perang

Perintah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un itu muncul jelang pelaksanaan latihan militer skala besar antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong Un meminta militer Korea Utara mengintensifkan latihan untuk menyimulasikan "perang sungguhan". Hal tersebut disampaikan pemimpin Korea Utara itu saat memantau serangkaian uji coba rudal.

Kantor berita Korea Utara, KCNA, menunjukkan bahwa putri kesayangan Kim Jong Un, Kim Ju Ae, juga ikut menyaksikan uji coba rudal pada Kamis (9/3/2023), yang diklaim sukses.

"(Kim Jong Un) menekankan bahwa sub-unit penyerang harus dipersiapkan secara ketat untuk kesempurnaan terbesar dalam menjalankan dua misi strategis, pertama mencegah perang dan kedua mengambil inisiatif dalam perang, dengan terus mengintensifkan berbagai latihan simulasi untuk perang nyata…," kata KCNA seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (10/3/2023).

NK News, situs yang mengkhususkan diri pada Korea Utara, mengatakan bahwa uji coba rudal pada Kamis melibatkan enam kendaraan peluncur rudal balistik jarak pendek, yang masing-masing mampu membawa empat rudal.

Militer Korea Selatan mengatakan, mendeteksi peluncuran sejumlah rudal balistik jarak pendek yang ditembakkan dari wilayah yang sama dari pantai barat Korea Utara pada Kamis sekitar pukul 18.20 waktu setempat.

Uji coba rudal terbaru datang hanya beberapa hari sebelum Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan memulai latihan militer bersama skala besar yang dikenal sebagai Freedom Shield, yang terakhir diadakan pada tahun 2018. Pyongyang telah lama menggambarkan setiap latihan yang melibatkan angkatan bersenjata kedua negara sebagai latihan untuk menginvasinya.

2 dari 2 halaman

Awal dari Serangkaian Uji Coba Korea Utara

Analis mengatakan, Pyongyang kemungkinan akan mengintensifkan uji coba sementara latihan berlanjut. Freedom Shield dimulai pada 13 Maret dan diperkirakan berlangsung selama 10 hari.

"Ini kemungkinan hanya awal dari serangkaian uji coba provokatif oleh Korea Utara," kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Ewha University di Seoul.

"Korea Utara siap untuk menanggapi secara agresif latihan pertahanan utama AS-Korea Selatan, serta pertemuan puncak Presiden Yoon Suk Yeol yang akan datang dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Joe Biden. Rezim Kim Jong Un dapat memerintahkan penembakan rudal dengan jarak yang lebih jauh, mencoba peluncuran satelit mata-mata, mendemonstrasikan mesin berbahan bakar padat dan bahkan mungkin melakukan uji coba nuklir."

Korea Utara telah meningkatkan pengembangan senjata sejak tahun 2019 ketika upaya diplomatik untuk menahan laju program nuklir dan misilnya gagal.

Di lain sisi, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol yang menjabat tahun lalu, telah mengambil pendekatan yang lebih agresif ke Korea Utara dan meningkatkan hubungan diplomatik serta kerja sama keamanan dengan AS dan Jepang.

Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un pada awal pekan ini memperingatkan bahwa setiap tindakan menembak jatuh rudal yang diuji coba Korea Utara akan dianggap sebagai deklarasi perang.

Korea Utara melakukan sejumlah uji coba rudal tahun lalu dan melanjutkan aktivitasnya hingga tahun 2023 dengan uji coba rudal balistik antarbenua, rudal jarak pendek, dan sistem rudal jelajah jarak jauh dalam beberapa pekan terakhir.

Terakhir kali Korea Utara melakukan uji coba nuklir adalah pada September 2017.