Liputan6.com, Beijing - China menunjuk jenderal yang disanksi Amerika Serikat (AS) sebagai menteri pertahanan barunya. Langkah tersebut dinilai menciptakan rintangan tambahan untuk mewujudkan dialog antara kedua negara yang semakin bersitegang dalam hampir dari semua isu belakangan.
Li Shangfu, seorang insinyur kedirgantaraan dengan sedikit paparan internasional sebelumnya, dikukuhkan sebagai menteri pertahanan China pada Minggu (12/3/2023). Penunjukannya telah diprediksi setelah Partai Komunis menjadikannya anggota Komisi Militer Pusat, badan militer tertinggi China, pada Oktober lalu.
Pada tahun 2018, AS menambahkan Li Shangfu ke daftar sanksi karena terlibat dalam transaksi dengan individu yang berafiliasi dengan sektor pertahanan atau intelijen Rusia. Li Shangfu pada saat itu adalah direktur sebuah badan yang merencanakan, mengembangkan, dan membeli senjata untuk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) dan dia menjadi sasaran karena perannya dalam memperoleh pesawat tempur SU-35 dan sistem rudal anti-pesawat S-400 dari Rusia.
Advertisement
"Li Shangfu memiliki banyak hal untuk dilakukan. AS-China (komunikasi militer-ke-militer) berada dalam kondisi yang sangat buruk, salah satu yang terburuk yang pernah ada. Dia harus menempuh garis yang sangat tipis antara menandakan tekad ke AS dan membangun semacam kesesuaian dengan mitranya," kata peneliti senior Asia Society Policy Institute Lyle Morris seperti dilansir FT, Senin (13/3).
Sementara hotline pertahanan bilateral untuk krisis digunakan selama insiden balon mata-mata, saluran komunikasi lain antara China dan AS telah ditutup. Komunikasi di tingkat wakil asisten menteri pertahanan AS dilaporkan terhenti sejak China mengadakan manuver militer yang belum pernah terjadi sebelumnya di sekitar Taiwan sebagai respons atas kunjungan mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke sana Agustus tahun lalu.
Dugaan Alasan di Balik Penunjukan Li Shangfu Sebagai Menhan China
Beberapa pengamat mengatakan, sulit membayangkan Li Shangfu menjadi seorang diplomat militer yang percaya diri seperti pendahulunya, Wei Fenghe.
"Wei telah tumbuh dalam peran itu dan tampaknya dia menikmatinya, bahkan sesekali dia melontarkan lelucon," ujar pakar militer China di International Institute for Strategic Studies Meia Nouwens.
Analis lain mengungkapkan bahwa profil Li Shangfu sebagai teknorat sejalan dengan preferensi untuk memiliki menteri pertahanan yang murni simbolis. Artinya, tidak terlibat dalam kepemimpinan operasional.
Para ahli juga meyakini hubungan Li Shangfu dengan Rusia sebagai salah satu kemungkinan alasan promosi jabatannya.
"Relasi dengan Rusia adalah salah satu hubungan pertahanan utama China," tutur pakar militer China dari National Defense University Joel Wuthnow. "Buku putih pertahanan China hampir selalu berbicara tentang AS dan Rusia. Mereka harus mengelola kedua hubungan ini karena menginginkan stabilitas dengan AS dan solidaritas dengan Rusia."
Latar belakang keluarga Li Shangfu adalah kemungkinan lain di balik alasan penunjukannya. Ayahnya, Li Shaozhu, adalah seorang komandan lapangan Angkatan Darat Lapangan Barat Laut selama Perang Saudara Tiongkok dan berasal dari faksi yang sama dengan ayah Presiden Xi Jinping.
"Kemampuan profesional, hubungan kebapakan, dan reputasinya membuatnya mendapat kepercayaan Xi Jinping," kata peneliti di lembaga think-tank Council on Strategic and Wargaming Studies di Taipei Hsu Yen-chi.
Advertisement