Sukses

Jepang Cabut Aturan Wajib Masker, tapi Mayoritas Warganya Justru Mulai Terbiasa

Aturan pemakaian masker di Jepang resmi dicabut, namun warganya mayoritas tetap menggunakannya.

Liputan6.com, Tokyo - Jepang mencabut aturan pemakaian masker sebagai langkah pencegahan penyebaran COVID-19 pada Senin (13/3/2023), usai menerapkannya selama tiga tahun. 

Ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh pemerintah Jepang, dalam melonggarkan aturan COVID-19 di tempat umum di tengah upaya memulihkan kegiatan bisnis dan aktivitas lainnya. 

"Mulai hari ini, pemakaian masker diserahkan kepada masing-masing individu. Kami tidak memaksa siapa pun untuk memakainya atau melepasnya," kata Perdana Menteri Fumio Kishida saat tiba di kantornya pada Senin, seperti dilansir AP.

Kendati demikian, mayoritas masyarakat Jepang dilaporkan tetap memilih menggunakan masker.

Sebagian besar yang keluar dari stasiun kereta utama Tokyo pada Senin pagi, masih mengenakan masker saat berangkat kerja. Begitu pula dengan kebanyakan orang di jalan-jalan.

Sementara dalam rapat komite anggaran di parlemen yang disiarkan televisi, sejumlah anggota parlemen memilih tetap mengenakan masker. Demikian halnya dengan para penggemar bisbol yang hendak menonton pertandingan di Tokyo Dome pada Senin, meski mereka telah diizinkan untuk bersorak bebas.

 

 

 

2 dari 2 halaman

Imbauan Bermasker di Dekat Orang yang Rentan

Bagaimanapun, PM Kishida mengimbau untuk tetap memakai masker ketika berada dekat dengan orang yang rentan, demi melindungi mereka dari risiko infeksi.

Saat ini, restoran, toko, dan maskapai penerbangan sudah menghapus tanda yang meminta pelanggan untuk memakai masker. Tetapi banyak dari karyawan tetap memakai masker, sebagai perlindungan bagi kelompok masyarakat tertentu, termasuk lansia. 

Salah satu kedai ramen terkenal di Jepang, Ramen Jiro, mengumumkan via Twitter bahwa pemakaian masker kini sepenuhnya keputusan pelanggan. Namun, para karyawannya masih akan terus memakainya untuk saat ini. 

Beberapa waktu lalu, Jepang telah berhenti mewajibkan tes COVID-19 bagi pendatang yang memiliki setidaknya tiga kali suntikan vaksin. Kebijakan itu bagian dari pelonggaran setelah Negeri Sakura hampir menutup perbatasannya untuk turis asing selama sekitar dua tahun.