Sukses

Bagaimana Kucing Bisa Melewati Lubang yang Sangat Kecil? Ini Penjelasannya

Kucing dapat masuk melalui lubang yang sangat kecil, tetapi apakah anatominya memungkinkan mereka melakukan ini?. Yuk simak penjelasanya.

Liputan6.com, Jakarta - Kucing bisa dibilang makhluk yang sangat fleksibel. Atas dasar itu, mengemuka sebuah studi (yang disebut setengah bercanda) pada 2014 yang menyelidiki apakah kucing adalah cairan.

Tapi selain bercanda, mekanika fluida tradisional konon tidak dapat menjelaskan perubahan bentuk yang dapat dilakukan kucing saat mereka keluar atau menerobos melalui lubang kecil. Sehingga banyak pertanyaan yang ditimbulkan dari kasus ini.

Jadi, bagaimana kucing melakukan hal tersebut?

Melansir dari livescience, Rabu (15/3/2023), kunci kemampuan kucing untuk keluar melalui lubang kecil itu karena mereka mempunyai girdle bahu yang unik. Girdle adalah anatomi yang berbentuk pita atau sabuk yang posisinya melingkari tubuh.

Pada manusia, girdle bahu terdiri dari tulang belikat, tulang selangka, atau klavikula, menurut National Center for Biotechnology Information (NCBI).

Pada manusia, menurut catatan NCBI, bahu dan tulang selangka terhubung, sehingga girdle bahu yang dihasilkan memberikan dukungan yang kaku untuk otot-otot lengan.

Sebaliknya, tulang belikat pada kucing melekat di bagian tubuhnya hanya dengan otot dan bukan dengan tulang, menurut Catonsville Cat Clinic, di Maryland.

Nathalie Dowgray kepala International Society of Feline Medicine di Inggris Raya mengatakan kepada live science, hal yang sama berlaku untuk tulang selangka kucing.

"Selain itu, tulang selangka kucing jauh lebih kecil dibandingkan dengan bagian tubuh kucing lainnya, sedangkan tulang selangka pada manusia jauh lebih besar di bagian tubuh kita yang lain," kata Dowgray.

2 dari 4 halaman

Kekuatan Anatomi yang Membantu Kucing Lewat Lubang Sempit

Fitur anatomis ini membantu kucing masuk melalui lubang yang sangat sempit. "Mampu masuk ke ruang kecil adalah keuntungan evolusioner saat berburu mangsa kecil seperti tikus, tetapi juga untuk bersembunyi dan melarikan diri dari pemangsa potensial," kata Dowgray.

Selain itu, kumis kucing juga membantu mereka menembus ruang kecil. Kumis adalah bulu yang dua kali lebih tebal dari bulu pelindung kucing. Dan kumis ini tumbuh tiga kali lebih dalam di dalam kulit mereka ketimbang bulu pada tubuhnya, kata Dowgray. 

"Pangkal setiap kumis dikemas dengan ujung saraf, memberi kucing sistem navigasi yang sangat sensitif yang menyampaikan banyak informasi tentang lingkungan mereka," ucap Dowgray. "Ini termasuk cara mereka menilai ukuran ruang kecil sebelum mencoba masuk," tuturnya kembali. 

Setelah melihat penjelasan di atas, lantas apakah kucing pada dasarnya adalah benda cair yang hidup?

Marc Antoine Fardin, seorang fisikawan di Universitas Paris Diderot, menyelidiki pertanyaan itu dalam sebuah studi tahun 2014, di mana dia memenangkan Hadiah Nobel Ig, sebuah parodi Hadiah Nobel yang menghormati penelitian yang "membuat orang tertawa, lalu berpikir."

3 dari 4 halaman

Alasan Kucing Disebut Benda Cair

Fardin menyimpulkan bahwa kucing bisa berwujud cair atau padat, tergantung situasinya, tulisnya dalam artikel tahun 2017 di The Conversation. Cairan secara tradisional didefinisikan sebagai bahan yang menyesuaikan bentuknya agar sesuai dengan wadah.

Dengan waktu yang cukup singkat kucing memenuhi definisi ini, dengan gambar di internet yang menunjukkan bahwa mereka dapat masuk ke dalam wastafel, vas, mangkuk, stoples, dan gelas anggur, catat Fardin dalam studinya.

Mengapa kucing suka masuk ke ruang kecil? "Kucing biasanya memilih untuk bersembunyi di ruang kecil, seperti di bawah tempat tidur, saat mereka merasa stres atau ketakutan, karena ini membantu mereka merasa lebih aman dan terlindungi," kata Dowgray.

"Kucing juga akan memilih ruang kecil untuk privasi saat mereka membutuhkan waktu keluar dari lingkungan sekitarnya. Hindari mengganggu kucing di ruang kecil, kecuali jika Anda khawatir mereka terluka atau tidak sehat."

4 dari 4 halaman

Kucing Mudah Tertular COVID-19

Selain itu, kucing juga lebih beresiko terjangkit COVID-19, Sebuah studi baru menyoroti seberapa besar kemungkinan hewan peliharaan terinfeksi. Khususnya, penelitian menemukan bahwa kucing lebih rentan daripada anjing terhadap virus yang menyebabkan COVID-19 

Para ilmuwan menganalisis serum darah dari 239 kucing dan 510 anjing peliharaan yang dikumpulkan antara pertengahan April dan pertengahan Juni 2020, untuk mencari antibodi yang mengindikasikan infeksi SARS-CoV-2 sebelumnya.

Hasil penelitian menunjukkan 8% kucing terindikasi memiliki antibodi terinfeksi SARS-CoV-2, tetapi kurang dari 1% anjing tertular COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa virus dapat ditularkan antar spesies, dan kucing lebih berpotensi tertular dan terinfeksi daripada anjing.

“Karena hewan pendamping dapat menjadi sumber berbagai penyakit menular, menentukan seberapa rentan dua spesies hewan peliharaan paling populer di Amerika Serikat terhadap SARS-CoV-2 – dan seberapa lazim penyakit itu di antara mereka – dapat memiliki dampak yang signifikan untuk kesehatan manusia dan hewan,” ujar ahli biologi molekuler Hinh Ly dari University of Minnesota.

Baca selengkapnya disini...