Liputan6.com, Beijing - Sekitar 20 tahun sebelum pandemi COVID-19, China dibuat khawatir dengan menyebarnya wabah SARS. Waktu itu, pemerintah China juga berusaha menutup-nutupi wabah tersebut.
Situasi berbahaya dari SARS lantas diungkap oleh mantan dokter militer Jiang Yanyong. Tindakan Jiang Yanyong membuatnya pernah menjadi tahanan rumah di China.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laporan AP News, Rabu (15/3/2023), Jiang Yanyong disebut meninggal dunia di Beijing. Ia berusia 91 tahun.
Hingga meninggal dunia, nama Jiang Yanyong masih disensor oleh pemerintah China.
Aksi Jiang Yanyong
Jiang Yanyong dulunya merupakan kepala ahli bedah di rumah sakit Tentara Pembebasan China yang berlokasi di Beijing. Waktu itu, China sedang menghadapi demo berdarah yang berpusat di Tiananmen Square.
Nama Jiang Yanyong mulai disorot ketika ia ingin mengungkap tentang bahaya SARS yang ditutup-tutupi oleh menteri kesehatan China. Saat itu, pemerintah China tidak transparan mengenai SARS yang sangat menular.
Jiang lantas menulis sebuah surat ke CCTV dan Phoenix Channel. Dua stasiun berita itu mengabaikan surat Jiang. CCTV merupakan media pemerintah China, sementara Phoenix Channel dekat dengan pemerintah China.
Surat yang ia tulis bocor ke media-media Barat yang mengungkap semua isinya. Terungkaplah dampak sebenarnya dari SARS dan upaya pemerintah China yang melakukan sensor.
Menurut laporan BBC, tulisan Jiang Yanyong membuat pemerintah China mengakui yang sebenarnya, dan WHO akhirnya mengambil tindakan terkait SARS. Pemerintah China pun langsung menerapkan aturan yang ketat untuk memperlambat penyebaran virus.
Lantang ke Pemerintah China
Setelah surat Jiang Yanyong tersebuar, pemerintah China memecat Menteri Kesehatan Zhang Wenkang dan Wali Kota Beijing Meng Xuenong.
Setelah Wenkang dipecat, China mengangkat politisi wanita bernama Wu Yi sebagai menteri kesehatan. Wanita yang dipanggil "Iron Lady" dari China itu lebih handal menangani SARS.
Wu Yi bahkan pernah meraih peringkat dua di jajaran Most Powerful Women versi Forbes pada 2004.
Sementara, Jiang Yanyong malah dikekang oleh pemerintah China. Ia pernah menjadi tahanan rumah, bahkan tak boleh ke luar negeri untuk meraih penghargaan internasional, seperti Heinz R. Pagels Human Rights of Scientists Award dan Ramon Magsaysay Award for Public Service.
Hal lain yang membuat Jiang Yanyong kontroversial di China adalah karena ia menuntut pemerintah supaya mengakui tindakan mereka di Tiananmen Square. Jiang berkata pemerintah bertindak berlebihan dengan memakai senjata untuk melawan rakyat sipil tanpa senjata.
Kasus Jiang Yanyong mirip dengan kasus dokter Li Wenliang dari Wuhan. Dokter itu juga sempat ditegur oleh otoritas China karena dituding menebar ketakutan sebelum pandemi COVID-19 terjadi.
Advertisement
Update Covid-19 Rabu 15 Maret 2023: Positif 6.740.031, Sembuh 6.575.541, Meninggal 160.956
Beralih ke COVID-19, hingga saat ini masih terus dilaporkan adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona oleh Tim Satuan Tugas atau Tim Satgas Penanganan Covid-19 di Indonesia.
Bertambah 362 orang terkonfirmasi positif Covid-19 pada hari ini, Rabu (15/3/2023).
Total akumulatifnya ada 6.740.031 orang terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia sampai kini.
Kasus sembuh ada penambahan 191 orang pada hari ini. Jadi total akumulatif terdapat 6.575.541 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 sampai saat ini di Indonesia.
Sementara itu, penambahan kasus meninggal dunia pada hari ini 3 orang. Dengan begitu total akumulatifnya sebanyak 160.956 orang meninggal dunia di Indonesia akibat terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.
Data update pasien Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Selasa 14 Maret 2023 hingga hari ini, Rabu (15/3/2023) pada jam yang sama.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kisahnya dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Mulai dari mengeluarkan kebijakan awal hingga akhirnya pemerintah menyatakan pandemi jauh lebih rendah.
Menko Luhut menyebut awalnya banyak orang yang memandang dia tak bisa mengendalikan Covid-19. Padahal, ketua tim penanganan pandemi Jawa-Bali ini berpegang pada kemampuan manajerialnya.
"Saya masih ingat sebagian orang mengkritik kita, khususnya ke saya, kalau saya enggak berpengalaman tangani pandemi Covid-19 karena saya bukan seorang epidemiolog, saya bukan epidemiolog," kata dia dalam Indonesia Leading Economic Forum 2023, Selasa 14 Maret 2023.
Pemerintah Percaya Diri
Menko Luhut memang mengakui dia bukan seorang yang ahli dalam penanganan pandemi. Tapi satu hal yang dipegangnya adalah kemampuan manajerial.
"Saya bilang, saya memang bukan epidemiolog, tapi saya punya kemampuan manajemen yang baik. Dan saya bisa tangani ini, akhirnya saya buktikan," tegas Luhut.
Modal awal yang jadi poin pentingnya adalah percaya diri, kata Luhut. Termasuk dalam hal ini adalah membangkitkan kembali ekonomi nasional setelah berhasil menekan angka kasus Covid-19.
"Jadi saya pikir itu membawa kepercayaan diri bagi kita. Kalau kita bisa me-manage covid, dan kita bikin ekonomi kita bersamaan dan kita bisa lakukan hal lainnya," jelas Luhut.
Sementara itu, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, di tengah perlambatan ekonomi negara besar, Indonesia dan ASEAN mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dunia.
Bahkan Indonesia disebut merupakan the bright spot in the dark di tengah ketidakpastian global. Di 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh solid sebesar 5,3 persen (yoy
Advertisement