Sukses

Jauh dari Kesan Kota Romantis, Paris Dipenuhi Sampah 5.400 Ton Usai Demo Reformasi Pensiun

Lolosnya usulan reformasi pensiun dari umur 62 jadi 64 oleh Presiden Emmanuel Macron menyebabkan buruh Prancis demo besar-besaran. Tak ada yang mengumpulkan sampah selama delapan hari.

Liputan6.com, Paris - Siapa yang tak kenal kota Paris di Prancis. City of Lights atau ibu kota Prancis itu terkenal dengan pemandangan dan suasananya yang indah plus romantis.

Kini, Paris tak lagi terlihat sama. Jauh dari kesan kota romantis, berubah menjadi seperti kota sampah karena para pekerja yang mengumpulkan sampah melakukan protes delapan hari erhadap usulan reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron.

Mereka berhenti mengumpulkan sampah-sampah yang berada di kota itu selama delapan hari.'

Melansir Forbes, Jumat (17/3/2023), usulan reformasi pensiun tersebut diloloskan dalam pemungutan suara Senat Prancis pada Sabtu 11 Maret lalu, meskipun tidak banyak orang yang mendukung.

Senator meloloskan reformasi dengan hasil 195 suara berbanding 112, membawa usulan itu selangkah lebih dekat untuk dijadikan undang-undang.

Aksi demonstrasi dikabarkan telah membuahkan lebih dari 5.400 ton sampah yang tidak terkumpul di jalan-jalan Kota Paris, menurut penilaian Paris City Hall (Balai Kota Paris), Senin 13 Maret 2023. Sampah ini mengotori banyak jalan kota paling indah di dekat monumen ikonik, termasuk Menara Eiffel dan Arc de Triomphe.

"Tiga pabrik insinerasi di luar ibu kota telah terkena dampaknya, yang membuat seluruh trotoar tertutup tas hitam dan tempat sampah yang meluap," lapor France 24.

Rancangan undang-undang kontroversial yang memicu kerusuhan sipil terbaru ini akan menaikkan usia pensiun di Prancis dari 62 menjadi 64, dan juga akan meningkatkan jumlah tahun orang harus bekerja memberi kontribusi sebagai syarat untuk menerima pensiun penuh.

"Sebagian besar aksi protes melanda ibu kota Prancis, tetapi pengumpul sampah di bagian lain negara itu, seperti Rennes, juga ikut serta," lapor The Local.

 

2 dari 4 halaman

Kelanjutan Protes Reformasi Pensiun

Pada Selasa 14 Maret lalu, lebih dari 1,2 juta orang yang melakukan protes di Prancis untuk keenam kalinya semenjak awal tahun. Kali ini aksinya menarik lebih banyak orang daripada yang diadakan di pertengahan Januari, termasuk di Marseille, salah satu kota terbesar di Prancis.

Serikat pekerja yang protes telah menyerukan aksi mogok untuk berlanjut hingga Rabu, 15 Maret.

Menurut CGT union, para pekerja yang mengumpulkan sampah dan sopir saat ini dapat pensiun pada usia 57 tahun. Namun, mereka akan menghadapi dua tahun kerja lagi bila rencana reformasi berlangsung, yang masih termasuk pensiun dini bagi mereka yang menghadapi kondisi kerja yang keras.

Kemungkinan masa hidup para pekerja yang mengumpulkan sampah adalah tujuh tahun lebih sedikit dari rata-rata nasional, berdasarkan CGT Union.

"Perusahaan energi, pekerja kereta api, dan pemungut sampah Paris tetap dimobilisasi melawan reformasi," lapor Le Monde. "Mereka bertekad untuk membuat kemarahan orang Prancis didengar dan diakui. Bagi karyawan ini, "penghinaan" Presiden Republik, Emmanuel Macron, yang tetap menutup kuping terhadap pesan dari jalanan, tidak boleh berlalu. Mereka melanjutkan protes pemogokan terbaru mereka dengan saat ini terdapat tong sampah menumpuk dan lalu lintas yang terganggu."

3 dari 4 halaman

Apakah Reformasi Pensiun Ini Akan Tetap Dilanjutkan?

Reformasi ini bahkan mendapat dorongan dari persetujuan Senat Prancis, meskipun ada protes yang berlangsung, kekacauan transportasi yang memengaruhi kereta api, metro, dan beberapa bandara, serta sampah yang tidak meningkat hari demi hari.

Terlepas dari bau busuk sampah yang tidak terkumpul dan aksi industri bergulir yang mengganggu selama 10 minggu terakhir, "posisi pemerintah terlihat semakin kuat," simpul Economist.

Reformasi pensiun ini adalah kebijakan landasan dari Presiden Macron pada masa jabatan yang kedua.

Sebuah survei pendapat yang diterbitkan oleh penyiar BFMTV menemukan bahwa 63% orang Prancis menyetujui protes menentang reformasi. "Namun, 78% mengatakan mereka percaya bahwa Macron pada akhirnya akan tetap mengadopsi reformasi tersebut."

4 dari 4 halaman

Paris Termasuk Kota Pariwisata Terkuat

Sementara itu, menurut indeks kota pariwisata terkuat di dunia pada 2022 versi World Travel & Tourism Council (WTTC), Paris adalah kota pariwisata terkuat.

Melansir CNN, Jumat (20/1/2023), daftar keseluruhan kota wisata paling kuat tidak hanya memperhitungkan tiket museum dan kamar hotel. Faktor lainnya adalah seberapa banyak pemerintah setempat, serta bisnis lokal dan nasional berinvestasi di kota-kota ini sebagai destinasi wisata.

Dari analisis tersebut, Paris muncul di peringkat teratas, disebut sebagai kota yang tengah bersiap jadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 2024. Meski kurang dari lima persen fasilitas baru akan dibangun demi Olimpiade, kota ini mencurahkan sumber daya untuk infrastruktur, keamanan, dan tindakan lain yang akan membantu mereka bersiap jadi tuan rumah acara olahraga empat tahunan tersebut.

Dengan penghitungan itu, total keseluruhan pariwisata ibu kota Prancis mencapai 35,6 miliar dolar AS. Sementara itu, Asia hanya diwakili kota-kota di China dan Jepang, tanpa Indonesia masuk dalam daftar.

Secara lengkap, berikut daftar 10 besar kota pariwisata terkuat di dunia tahun 2022:

1. Paris, Prancis

2. Beijing, China

3. Orlando, Florida, AS

4. Shanghai, China

5. Las Vegas, Nevada, AS

6. New York, New York, AS

7. Tokyo, Jepang

8. Mexico City, Meksiko

9. London, Inggris

10. Guangzhou, China