Sukses

Respons Latihan Militer AS dan Korea Selatan dengan Rudal Rudal Hwasong-17, Kim Jong Un: Perlu Menyerang Rasa Takut Musuh

Dengan empat peluncuran rudal dalam waktu sekitar satu minggu, Korea Utara telah meningkatkan tanggapannya terhadap latihan militer terbesar AS-Korea Selatan, yang dimulai Senin 13 Maret dan berlangsung hingga 23 Maret.

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara mengatakan pada Jumat (17/3/2023), peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) terbaru dimaksudkan untuk mengirim peringatan yang lebih kuat atas latihan militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

Peluncuran rudal teranyar dilakukan pada Kamis (16/3) pagi, beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Pertemuan puncak kedua pemimpin negara itu merupakan yang perdana dalam 12 tahun terakhir dan bertujuan untuk membangun kembali kerja sama keamanan sebagai sekutu AS, terutama dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara.

Dengan empat peluncuran rudal dalam waktu sekitar satu minggu, Korea Utara telah meningkatkan tanggapannya terhadap latihan militer terbesar AS-Korea Selatan, yang dimulai Senin 13 Maret dan berlangsung hingga 23 Maret.

"Pemimpin Kim Jong Un mengawasi uji coba rudal Hwasong-17 dan menekankan perlunya menyerang rasa takut pada musuh," demikian laporan media pemerintah Korea Utara, KCNA, seperti dilansir AP.

KCNA menyebutkan bahwa rudal Hwasong-17 diluncurkan pada sudut tinggi untuk menghindari wilayah tetangga Korea Utara. Rudal tersebut mencapai ketinggian maksimum 6.045 kilometer dan menempuh jarak 1.000 kilometer sebelum mendarat di perairan lepas pantai timur negara itu.

Peluncuran ICBM, sebut KCNA, mengirimkan peringatan yang lebih kuat kepada saingan Korea Utara yang meningkatkan ketegangan dengan latihan perang skala besar yang panik, provokatif, dan agresif.

"Uji coba (rudal) itu juga dirancang untuk memastikan keandalan sistem senjata tersebut," kata KCNA.

"Pemimpin Kim Jong Un mengatakan sangat penting bagi pasukan rudal nuklir Korea Utara untuk mempertahankan kesiapan dalam melakukan serangan balik kepada saingannya dengan langkah-langkah ofensif yang luar biasa kapan saja dan membuat mereka menyadari tindakan militer mereka yang gigih dan diperluas akan membawa ancaman besar yang tidak dapat diubah bagi mereka," ungkap KCNA.

Penilaian militer Korea Selatan dan Jepang menyebutkan, peluncuran rudal Hwasong-17 menunjukkan bahwa daratan AS berada dalam jangkauan rudal.

Masih belum jelas apakah Korea Utara telah mengembangkan bom nuklir yang cukup kecil untuk muat di rudal jarak jauhnya atau teknologi untuk memastikan hulu ledaknya bertahan saat masuk kembali ke atmosfer ketika ditembakkan pada lintasan normal.

2 dari 2 halaman

Kim Jong Un Ditemani Putrinya

Surat kabar resmi Korea Utara, Rodong Sinmun, menerbitkan foto-foto Kim Jong Un menyaksikan peluncuran rudal pada Kamis. Dia ditemani seorang gadis yang diduga adalah putrinya yang berusia 10 tahun Kim Ju Ae.

Bocah itu telah beberapa kali menemani Kim Jong Un ke sejumlah acara publik, termasuk uji coba rudal ICBM pada November 2022.

Analis menilai, kemunculan Kim Ju Ae di muka publik adalah untuk "mengikat" dinasti keluarga Kim di Korea Utara dengan persenjataan nuklir yang dilihat Kim Jong Un sebagai jaminan terkuat bagi kelangsungan hidupnya.

Sementara semua tes ICBM Korea Utara telah dilakukan pada sudut yang tinggi, analis senior di Sejong Institute Cheong Seong-Chang memprediksi bahwa Korea Utara kemungkinan akan semakin dekat untuk meluncurkan rudal pada sudut yang lebih dekat ke lintasan balistik normal yang melintasi Samudra Pasifik.

Korea Utara telah lama menggambarkan latihan militer AS-Korea Selatan sebagai awal dari potensi invasi, sementara AS dan Korea Selatan berulang kali menegaskannya sebagai pertahanan.

Peluncuran pada Kamis adalah yang kedua dari uji coba ICBM Korea Utara tahun ini. Hwasong-15 yang diluncurkan pada Februari 2023 adalah senjata yang sedikit lebih kecil dari Hwasong-17.