Sukses

Investigasi PBB Tak Temukan Genosida di Ukraina, tapi Ada Kejahatan Lain

PBB menemukan potensi kejahatan perang oleh Rusia di Ukraina, meski tak ada genosida.

Liputan6.com, Jenewa - PBB merilis laporan tentang kejahatan-kejahatan yang dilakukan Rusia selama menyerang Ukraina. Laporan itu dirilis pada Kamis (16/3).

Sejauh ini, PBB belum menemukan adanya tanda-tanda genosida yang selama ini diduga terjadi.

Menurut laporan euronews, Jumat (17/3/2023), PBB menemukan insiden pembunuhan, penyiksaan, dan pemerkosaan warga sipil. Terkait genosida, tak ada bukti langsung bahwa hal-hal tersebut dimotivasi oleh gensoida.

Masalah genosida dinilai PBB masih perlu investigasi lebih lanjut.

"Kami tidak menemukan adanya genosida di dalam Ukraina," ujar Erik Møse, kepala tim investigasi PBB.

Meski demikian, ia menyebut telah mencatat sejumlah aspek yang memicu pertanyaan terkait genosida. Salah satu contohnya adalah ucapan-ucapan di media Rusia yang menarget kelompok-kelompok tertentu.

Tim PBB tersebut juga menyatakan bahwa pengiriman anak-anak dari Ukraina ke Rusia merupakan bagian kejahatan perang. Selama perang terjadi, pihak Ukraina menyebut anak-anaknya ditransfer secara paksa ke Rusia.

"Komisi telah menginvestigasi situasi transfer-transfer paksa dan deportasi-deportasi anak-anak di dalam Ukraina dan menuju Federasi Rusia," ujar Komisioner Investigasi Ukraina di PBB, Jasminka Džumhur.

Selain itu, serangan Rusia kepada infrastruktur dan energi dan air di Ukraina bisa saja termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan. Penyerangan infrastruktur itu juga kerap dikecam oleh pihak Ukraina.

Anggota dari komisi itu adalah tiga orang yang merupakan pakar HAM independen. Mereka mendapat dukungan dan pendanaan dari dewan dan kantor HAM PBB. Rusia dilaporkan enggan komentar mengenai laporan ini.

2 dari 4 halaman

Polandia Bakal Kirim Bantuan Jet Tempur Era Soviet, Ukraina Bersikeras Menginginkan F-16

Polandia akan mengirim empat jet tempur Mig era Soviet ke Ukraina. Langkah tersebut menjadikannya negara NATO pertama yang mengirim pesawat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan, jet tempur tersebut akan dikirim dalam beberapa hari mendatang dan sejumlah lainnya akan diserahkan pada masa mendatang. 

Merespons kabar tersebut, Wakil Ketua Parlemen Ukraina Olena Kondratyuk berharap lebih banyak negara akan mengikuti langkah Polandia. Demikian dilansir BBC, Jumat (17/3).

Sementara itu, negara-negara NATO lainnya dilaporkan juga sedang mempertimbangkan untuk mengirim pesawat era Soviet, di mana pilot Ukraina telah terlatih untuk menerbangkannya. Hal tersebut bertentangan dengan permintaan Presiden Volodymyr Zelensky yang telah berulang kali menyatakan menginginkan jet tempur modern Barat, seperti F-16.

Di lain sisi, Inggris sedang melatih pilot Ukraina dengan pesawat standar NATO. Namun, pelatihan yang membutuhkan waktu lama menjadikan langkah memasok jet modern Barat sebagai pilihan jangka panjang.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden sebelumnya telah menyampingkan pengiriman jet tempur ke Ukraina.

3 dari 4 halaman

Jet Tempur Ukraina Menua

Pada awal invasi skala penuh Rusia, Ukraina diyakini memiliki sekitar 120 pesawat berkemampuan tempur - terutama Mig-29 dan Su-27 yang menua.

Presiden Duda mengatakan, Polandia masih memiliki sekitar selusin pesawat Mig 29 era Soviet yang beroperasi.

Anggota parlemen Ukraina Kira Rudik menegaskan kembali kebutuhan negaranya soal jet tempur dengan mengatakan, "Kami membutuhkannya untuk memperkuat sistem pertahanan udara dan membantu tentara kami dalam serangan balik musim semi."

"Ini (langkah Polandia) juga merupakan pertanda baik bagi semua orang bahwa mendapatkan jet tempur ke Ukraina bukanlah sesuatu yang tak terwujudkan atau nyata bahwa ini adalah sesuatu yang bisa terjadi bahwa satu-satunya hal yang diperlukan untuk mewujudkannya adalah kemauan politik."

Yuriy Sak, penasihat menteri pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa jet tempur dari Polandia akan digunakan dengan sangat efisien oleh angkatan udara negara itu.

Sak mengatakan bahwa dalam 24 jam terakhir, Angkatan Udara Ukraina telah melancarkan 16 serangan udara terhadap personel dan peralatan Rusia. Bagaimanapun, dia menekankan bahwa yang diinginkan Ukraina adalah jet "generasi keempat", seperti F-16.

"F-16 adalah platform yang lebih universal, lebih mampu, dan tentu saja itu akan membuat angkatan udara Ukraina lebih efisien," katanya.

Polandia adalah sekutu kuat Ukraina, salah satu pemasok peralatan militer terbesarnya. Saat ini Polandia telah mengganti sejumlah pesawat era Soviet dengan model AS dan Korea Selatan yang lebih baru.

4 dari 4 halaman

Polandia Tangkap Jaringan Mata-mata Rusia

Pejabat pemerintah Polandia mengatakan, pihaknya menangkap sekelompok warga negara asing karena dicurigai memata-matai untuk Rusia.

"Enam orang ditahan karena dicurigai telah memasang kamera rahasia untuk memfilmkan infrastruktur transportasi yang digunakan untuk memberikan bantuan ke Ukraina," demikian laporan stasiun radio RMF FM, seperti dilansir BBC, Kamis (16/3).

RMF FM menyebutkan bahwa kelompok itu telah menyiapkan rencana sabotase dan memasang lusinan kamera di samping persimpangan kereta dan rute transportasi penting di Provinsi Podkarpackie, yang berbatasan dengan Ukraina.

Beberapa kamera ditemukan di dekat Bandara Rzeszow-Jasionka, bandara regional kecil yang telah dikonversi menjadi pusat logistik internasional untuk pengiriman bantuan militer dan kemanusiaan ke Ukraina.

Pesawat militer dan kargo dari Amerika Serikat (AS) serta di seluruh Eropa secara teratur terbang masuk dan keluar dari bandara tersebut karenanya fasilitas itu dianggap sangat sensitif. Washington sendiri telah mengerahkan sistem pertahanan udara Patriot untuk melindunginya.

Bahkan, ketika Presiden AS Joe Biden melawat ke Ukraina, dia mendarat terlebih dulu di Bandara Rzeszow-Jasionka.

Laporan RMF FM juga menyebutkan bahwa keamanan di sejumlah lokasi infrastruktur penting telah meningkat.